Sebanyak 24 anggota Foya Foya Cycling Club (FFCC) akan berangkat ke Bromo KOM Challenge 2022. Mereka terbagi menjadi dua kelompok. Yang pertama adalah cyclist jalur prestasi. Berisi member FFCC yang digadang meraih podium. Sedangkan sisanya, sekaligus mayoritas, adalah jalur happy-happy.
Bromo KOM 2022 sangat dinantikan oleh member FFCC. Mereka bergerak cepat melakukan pendataan anggota begitu pendaftaran diumumkan. Ketika registrasi dibuka pada 16 Maret lalu, mereka rela terjaga hingga dini hari agar mendapatkan slot di Bromo KOM 2022.
"Kami memang niat ikut ke Bromo KOM. Kami berharap semua anggota yang berjumlah sekitar 50 orang itu, bisa ikut ke Bromo KOM. Tapi yang berhasil mendapatkan slot sekitar separuhnya," terang Ketua FFCC Atep Wahyu Supriajat, Kamis (21/4) pagi.
Di antara member FFCC yang terdaftar di Bromo KOM 2022, sebagian besar sudah memiliki pengalaman nanjak di kendurinya cyclist di Indonesia itu. Sementara sisanya adalah cyclist yang barus aktif gowes dalam satu-dua tahun terakhir.
"Masing-masing anggota punya misi sendiri-sendiri. Kalau pesepeda lama pasti ingin memperbaiki personal record atau mengejar podium. Lebih ke prestasi pribadi. Sedangkan cyclist pandemi lebih ke euforia event-nya. Mereka lebih ingin mencari pengalaman di Bromo KOM," sebut cyclist asal Depok ini.
Secara garis besar, seluruh member FFCC yang turun di Bromo KOM 2022 ingin finis sebelum cut off time (COT). Tapi ada pula yang dijagokan naik podium. Salah satunya adalah Aries Wibowo. Cyclist 32 tahun itu menduduki posisi dua kategori Brompton di Bromo KOM 2020. Tahun ini ia pindah ke kelompok road bike.
"Selain Om Aries, ada Om Adit, dan Om Asep. Secara performa, mereka di atas rata-rata. Jadi seharusnya bisa bersaing untuk podium. Harapan kami mudah-mudahan ada member FFCC yang naik podium di Bromo KOM," kata cyclist kelahiran Tasikmalaya tersebut.
Khusus untuk cyclist baru, sambung Atep, mereka sering mendapatkan masukan dari member FFCC yang sudah pernah tampil di Bromo KOM. Baik tentang segala persiapan yang harus dijalani, maupun tips untuk menaklukkan tanjakan di Bromo.
"Kami intens bersepeda. Kami bisa gowes empat-lima kali dalam sepekan. Jadi cyclist pandemi ini lama-lama juga terbawa dengan nuansa kompetisi. Membuat mereka merasa tertantang. Sehingga memiliki keiginan untuk membuktikan diri kuat nanjak di Bromo KOM," jelas pria 38 tahun itu.
Pola latihan mereka sedikit berubah selama Ramadan. Untuk anggota yang menjalani puasa, mereka rutin latihan indoor pada malam hari. Jadi program latihan tetap berjalan normal, minimal untuk menjaga kondisi. Sementara yang tidak puasa, mereka rutin gowes nanjak setiap pekan.
"Setelah Lebaran akan lebih intens latihan lagi. Paling tidak selama dua pekan sebelum Bromo KOM itu harus rutin latihan nanjak. Apalagi yang mengincar podium. Pasti semakin gencar latihan," terang Atep.
Rencananya, seluruh member FFCC akan menjangkau Surabaya via jalur udara. Namun, seluruh sepeda mereka diberangkatkan via jalur darat. Persiapan mereka sudah final. Tiket pesawat serta hotel sudah berada di gengaman. "Tinggal berangkat saja. Semoga lancar," harapnya. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 82
Foto: Dokumentasi FFCC