Seperti yang dibahas di Podcast Main Sepeda dan banyak refrensi lainnya, bahwa salah satu yang dianjurkan untuk menaklukkan rute atau sebuah event adalah membawa sepeda yang nyaman. Seperti apa sepeda nyaman itu? Apakah berbentuk seperti pundak? Sebab pundak adalah tempat ternyaman untuk bersandar. Seperti lagu 'A Shoulder to Cry On' dari Tommy Page (Lagu Om Saya!).

Saya sudah sering menulis bahwa kenyamanan sebuah sepeda itu tergantung dari beberapa poin. Kali ini, menjelang Bromo KOM Challenge 2022, pertanyaan seperti ini kembali lagi mencuat dan sering ditanyakan beberapa netizen.

Yang besi atau carbon? Apakah menggunakan gear 34 cukup sudah cukup untuk nanjak? Makan apa biar kuat? Sebagian besar pertanyaan sudah dijawab di Podcast Main Sepeda Episode 82. Akan tetapi, yang masih menjadi misteri, apakah yang dimaksud dengan nyaman itu? Tepatnya sepeda yang nyaman.

Menurut saya, sepeda yang nyaman adalah yang memenuhi beberapa kriteria berikut ini:

1. Ketersediaan
Loh ini bahas ketahanan pangan atau sepedaan? Maksud saya, sepeda apa yang tersedia untuk dipakai ? Selama sepeda yang ada itu termasuk sepeda yang mumpuni, pancal saja. Toh ada cut off time (COT) yang cukup lama. Seperti kata Om Aza, lewat COT juga tidak apa-apa. Tapi tahun depan kembali lagi.

Sering kali kita membayangkan bila memiliki sepeda yang model tertentu, pasti Bromo pun dengan mudah digapai. Menurut saya sama aja. Ketika Anda punya sepeda itu, 'musuh-musuh' Anda juga naik sepeda seperti itu juga. Jadi perjuangan yang sama dengan rekan yang berbeda saja. 

2. Dalam kondisi baik dan tidak kurang apa pun
Seperti orang yang akan melakukan kegiatan penting, maka sepeda juga harus dipersiapkan. Jangan sampai pedalnya ketinggalan, lupa satu baut, atau lupa mengisi ulang daya baterai groupset canggihnya, padahal sudah mau start.

Apa pun itu, semuanya wajib disiapkan. Setiap sepeda punya kebutuhannya masing-masing. Setiap sepeda punya kemanjaan berbeda-beda. Pahami dan sayangi. Agar nantinya sepeda itu bisa menjaga Anda di jalan. Jangan sampai ngambek dan pergi pas lagi sayang- sayangnya. Seperti lagunya Mawar Eva de Jongh.

3.  You jump, I jump
Nah adegan di film Titanic yang kerap di putar di layar emas ini begitu melegenda. Kita pun bakal seperti itu. Kita harus menyatu dengan sepeda. Kamu ikut, saya juga ikut. Pasti, tanpa ragu. Jangan sampai ada keraguan ketika event. Sehingga berujung menyalahkan diri sendiri. 'Sayang saya tidak menggunakan sepeda yang muahaaaal itu', 'Oh saya lupa tukar gear 36', atau 'Wah tau gitu saya pakai ban begini'.

Apa pun itu, terlambat apabila Anda menyesal saat event. Karena seharusnya pada saat event itulah Anda tinggal menikmatinya. Bagi yang kuat, mereka menikmatinya dengan memacu sepeda sekuat tenaga. Untuk membuktikan bahwa ia adalah pasangan pesepeda-sepeda yang terbaik.

Percayalah, siapa pun juara di dunia sepeda ini, pasti diiringi pertanyaan 'pakai apa?', atau 'naik sepeda apa?'. Jadi tidak bisa dimungkiri bahwa sepeda adalah hal terpenting. Maka siapakan sepeda Anda. Jangan sampai mereka ngambek pas event. Sekian. (johnny ray)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 82

Foto: Iwan Putra

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Kolom Sehat: MTB
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Barang Bawaan Peserta Journey To TGX 2024 Dikirim ke Trenggalek Gratis
Inilah Rute Journey To TGX 2024, Jarak Sama COT Bertambah
Tips Merakit Gravel Bike dengan Harga Terjangkau
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan