Peraih dua emas di Asian Games 2018, Aries Susanti Rahayu penasaran dengan Bromo KOM. Meskipun baru setahun gowes, mantan atlet panjang tebing (sport climbing) andalan Indonesia tersebut memberanikan diri turun di Bromo KOM Challenge 2022.

Aries belum genap setahun gowes. Dia mengaku aktif bersepeda sejak awal Agustus 2021. Kala itu Aries masih fokus bersama tim panjat tebing Jawa Tengah (Jateng) menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Papua. Aries mengaku dikompori oleh sejumlah rekan untuk mencoba olahraga sepeda.

"Kata teman-teman daripada tidak ada aktivitas setelah rehat menjadi atlet, mending saya mencoba untuk gowes," aku atlet yang dijuluki Spider Women Indonesia ini kepada Mainsepeda.com.

Aries seakan menemukan dunia baru di dunia sepeda. Semula dia gowes sendrian. Lambat laun Aries mulai mulai bertemu dengan teman-teman baru. Apalagi setelah gabung dengan WCC Purwodadi pada Oktober tahun lalu. Ia juga sering gowes bareng komunitas Patung Kuda Squad Purwodadi.

"Dunia sepeda bukan hanya olahraga, tapi juga soal sosial. Menambah teman baru yang baik-baik," bilang women cyclist 27 tahun tersebut..

Meski baru mengenak dunia sepeda, Aries berhasil menuntaskan Audax 200 kilometer beberapa waktu lalu. Dia menyelesaikannya sebelum cut off time (COT). Tak hanya itu saja, dia juga berhasil podium di salah satu event di Jateng pada akhir Maret lalu.

Berbekal itu, dia memberanikan diri mendaftar ke Bromo KOM 2022. Aries rela begadang demi mendapatkan slot ketika pembukaan registrasi pada 16 Maret lalu. Sukses, Aries beserta lima rekannya berhasil memperoleh tiket nanjak ke Bromo tahun ini.

"Sejak awal mengenal dunia sepeda, saya memandang Bromo KOM sebagai event yang sangat bergengsi. Itulah sebabnya saya dan teman-teman begitu antusias mendaftar," sebutnya.

Aries mengaku sangat termotivasi. Apalagi setelah mendengarkan pengalaman salah satu temannya yang pernah berpartisipasi di ajang ini pada 2020 lalu. Dia telah mendapatkan gambaran tentang apa yang harus dilakukan di Bromo nanti. Utamanya agar finis sebelum COT.

"Bromo KOM seperti sebuah kompetisi yang susah untuk mendapat medali. Ini menjadi tantangan tersendiri untuk saya. Jika bisa finis dan mendapatkan medali finisher, ada kebanggan tersendiri. Sekarang yang terpenting adalah menata mental," ungkap Aries.

Bulan Ramadan tidak menghalanginya untuk berlatih. Dia tetap rutin latihan tiap sore. Tanjakan favoritnya adalah Jatipohon di Purwodadi, Grobogan. Meski pendek, tanjakan ini memiliki gradien maksimal 13 persen. Selain itu, ia juga sering menaklukkan tanjakan di Surakarta atau Boyolali.

Jika berhalangan gowes sore hari, dia menggantinya dengan bersepeda menggunakan indoor trainer pada malam hari. Kemudian, setelah Lebaran, dia akan meningkatkan intensitas latihannya dengan menaklukkan pelbagai tanjakan di sekitar Jateng.

"Bromo KOM memiliki jalur menantang sekali untuk para pesepeda. Ini yang membuat saya ingin mencoba. Sebab saya selalu penasaran dengan rute-rute menantang. Semoga bisa finis sebelum COT dan mendapatkan medali," harapnya. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 82

Foto: @catra_photo

Populer

Samba Kawal Ganjar Pranowo Sosialisasi Pandemi Covid-19 ke Masyarakat
UCI Rilis Jadwal Baru, Kejuaraan Dunia 2020 Tetap di Swiss
Cyclist Jakarta Hingga Martapura Siap "Menyerbu" Banyuwangi
Indonesia Kirim Tujuh Pembalap di Asian Road Cycling Championships
Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Indah di Kapelmuur, Seru di Paterberg
Produsen Ban Mobil Serbu Pasar Sepeda
Tren Sadel Hidung Pendek
Giro d’Italia 2018: Tim Wellens Juara Merambat Etape 4
Rio Akbar Sabet Emas di Balap BMX Asia 2018