Ajang balap gravel paling bergengsi di dunia, Unbound Gravel 2022, resmi dimulai di Emporia, Kansas. Pada Kamis, 2 Juni (Jumat pagi WIB), acara dimulai dengan pembukaan All Things Gravel Expo, pameran sepeda dan aksesori gravel yang diikuti 290 brand dari seluruh dunia.
Bukan hanya itu, suasana kota jadi sangat ramai dengan kedatangan ribuan peserta. Maklum, pada hari itu pula pengambilan racepack dimulai, bertempat di Lyon County History Center di jalan utama Emporia.
Delapan cyclist Indonesia yang didukung Mainsepeda.com dan Herba Mojo hari itu datang menarik perhatian. Maklum, mereka kompak mengenakan kemeja batik. Beberapa peserta Amerika yang pernah berkunjung ke Indonesia pun langsung menyapa.
Detail racepack yang diterima peserta Unbound Gravel 2022
"Kami sebenarnya punya tradisi pakai batik saat acara gowes di luar negeri. Misalnya waktu nonton Vuelta a Espana di Spanyol, Giro d'Italia, atau Tour de France. Tahun ini kami ingin melakukan itu lagi, dengan bangga datang sebagai orang Indonesia. Apalagi tahun ini misi kami memang membawa brand Indonesia. Memakai sepeda Wdnsdy, jersey SUB, dan nutrisi utama dari Strive," jelas Azrul Ananda.
Duo direktur SUB Jersey, Bagus Ramadhani dan Amdani Ocha, paling niat batiknya. Mengenakan batik Banyuwangi lengan panjang rancangan Isyam Syamsi. "Kami konsekuen dengan kolaborasi yang pernah kami jalin, saat meluncurkan jersey Archipelago bersama Isyam Syamsi," tegas Bagus, CEO SUB Jersey yang pernah kondang sebagai drummer TIC Band.
Saat antre pengambilan racepack itu, kelompok ini bertemu dengan Maulana Kurniawansyah, cyclist Indonesia lain. Iwan, panggilan akrabnya, datang ke event ini dari Qatar, tempat dia menetap sepuluh tahun terakhir.
Maulana Kurniawansyah diapit duo direktur SUB Jersey, Bagus Ramadhani (kiri) dan Amdani Ocha (kanan)
Iwan akan tampil di ajang 200 mil, bersama rekannya dari Qatar pula, Riza Wibawa. Dia menjelaskan, saat pandemi, olahraga sepeda juga sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia di Qatar. Dia tergabung dalam komunitas bernama KOPI alias Komunitas Pesepeda Indonesia (di Qatar). Komunitas ini juga menggunakan jersey buatan SUB.
"Kami tertarik ikut salah satunya karena menonton kiprah teman-teman Mainsepeda di YouTube, saat ikut event ini tahun lalu," kata Iwan.
Ketika membuka isi dari racepack, kelompok Indonesia ini langsung terkejut bahagia. Karena ternyata di dalamnya ada majalah resmi Unbound Gravel yang memuat cerita Azrul Ananda, Johnny Ray, John Boemihardjo, dan rekan-rekan lain.
Grup Mainsepeda diliput majalah resmi Unbound Gravel. Majalah tersebut dibagikan ke seluruh peserta event ini
Judulnya "Once In Life Adventure," hasil wawancara dengan Azrul Ananda. Dimuat pula foto-foto saat latihan gravel di sekitar Surabaya.
"Wah, dulu memang pernah dikontak untuk wawancara. Tapi kami tidak pernah menyangka ternyata untuk porsi lebih dari dua halaman di majalah resmi Unbound Gravel. Apalagi, majalah ini dibagikan kepada seluruh peserta, yang jumlahnya lebih dari 4.000 orang. Plus ribuan lain yang terlibat dengan acara ini, yang datang dari seluruh industri sepeda dari berbagai penjuru dunia," komentar Azrul, yang dulu pernah dapat beasiswa, menjadi siswa SMA pertukaran di Ellinwood, Kansas.
"Paling tidak, para peserta Unbound Gravel ini sekarang kenal lebih baik dengan Indonesia!" tambahnya.
Sementara itu, cuaca yang tidak tentu memberi dampak pada rute kelas 200 mil, yang menjadi kelas utama Unbound Gravel. Hanya dua hari sebelum event, panitia dari Life Time terpaksa memodifikasi rute. Hujan badai dalam beberapa hari terakhir membuat beberapa bagian rute menjadi terlalu berbahaya.
Akibatnya, panitia sedikit memangkas rutenya. Dari total 205 mil, menjadi "hanya" 200 mil lebih koma sedikit. Totalnya menjadi "hanya" 322 km. Total menanjak pun berkurang sedikit, jadi total 2.611 meter. Itu didiskon 300 meteran dari rute awal. Juga berarti 1.000-an lebih sedikit dari total tahun lalu!
"Walau rute dipangkas, kami tetap tidak boleh terlalu bahagia. Karena cuaca tetap belum tentu bersahabat. Prediksi masih 60 persen turun hujan. Nah hujannya di mana dan sederas apa masih tanda tanya. Apalagi cakupan rute ini begitu luas. Itu saja sudah beda ekstrem dengan tahun lalu, yang sangat panas dan kering," pungkas Johnny Ray, yang tahun lalu finis rute 100 mil dan sekarang ikut kelas utama 200 mil. (mainsepeda)
Baca Juga: Update Perjalanan Tim Mainsepeda Menaklukkan Unbound Gravel 2022
Baca Juga: Begini Cara Mendapatkan Foto dan Sertifikat Digital Bromo KOM
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 88
Foto: MacDonald Arthur Lumenta/DBL Indonesia