Semua misi rombongan Indonesia berhasil dituntaskan di Unbound Gravel 2022, di Emporia, Kansas. John Boemihardjo dan Edo Bawono berhasil menaklukkan tantangan terberat dalam sejarah event ini. Yaitu mencapai garis finis 200 mil sebelum matahari terbenam (Beat The Sun Challenge).

Selain itu, Azrul Ananda berhasil membalas "hutang" dari tahun lalu, mencapai finis di kelas paling bergengsi 200 mil tersebut. Partner podcast-nya di Mainsepeda, Johnny Ray, juga mampu menuntaskan rute yang sama.

Semua diraih sambil mengusung brand Indonesia. Memakai sepeda Wdnsdy, apparel dari SUB Jersey, dan mengandalkan nutrisi dari Strive. Dan tentu saja didukung oleh Herba Mojo.

Unbound Gravel 200 ini dimulai pukul 6 pagi, Sabtu, 4 Juni (Sabtu petang WIB). Start sempat tertunda enam menit menunggu kereta api lewat di jalur yang dilalui. Setiap tahun, tantangan khusus yang diberikan panitia adalah menuntaskan rute sebelum matahari terbenam. Yaitu pukul 20.45.

Tahun lalu, di debutnya di Unbound 200, John Boemihardjo finis dalam waktu 16 jam lewat sedikit. Tahun ini, dia bertekad untuk meraih penghargaan Beat The Sun.

Dan co-founder Wdnsdy Bike (bersama Azrul Ananda) ini sukses melakukannya. Mencapai finis dalam waktu 13 jam, 34 menit, dan 27 detik. Menuntaskan rute 200 mil (320 km) dengan kecepatan rata-rata hampir 15 mil per jam (24 km/jam).

Edo Bawono, CEO dan founder Strive Sports Nutrition, finis tidak jauh di belakangnya. Yaitu 13 jam, 55 menit, dan 31 detik.

Bagi Edo, yang baru kali ini ikut balap gravel, event ini benar-benar berkesan. "Atmosfernya edan. Pameran sepedanya seru. Suasana finisnya seperti pasar malam. Dan yang utama, komunitas gravel itu rasanya jauh lebih friendly," tuturnya.

Sementara itu, di belakang mereka, Azrul Ananda berhasil menuntaskan hutangnya. Finis dalam waktu 17 jam dan 7 menit.

"Saya sempat yakin bisa finis minimal 30 menit lebih cepat dari itu. Tapi 35 mil dari finis saya crash cukup keras di bagian berlumpur. Butuh waktu membersihkan lumpur-lumpur di shifter dan komponen grupset. Setelah itu harus lebih hati-hati karena lutut saya lumayan sakit. Tapi overall saya bersyukur bisa finis, tidak ada hutang lagi di sini," tuturnya.

Yang patut diacungi jempol paling banyak, tentu adalah Johnny Ray. Sempat struggle sejak tengah lomba, Ray akhirnya finis hanya beberapa menit setelah tengah malam. Mencatat waktu 17 jam dan 57 menit. Begitu finis, dia langsung muntah-muntah. 

"Semua saya rasakan di event ini. Mulai semangat, nervous sebelum start, merasa kuat, kelaparan, menahan sakit, dan pada akhirnya berpikir pokoknya bertahan hidup dan harus finis," ceritanya. Akhirnya semua finish jauh sebelum cut off time 21 jam.

Pada event 200 mil ini, John, Edo, dan Azrul mengendarai sepeda karbon racing gravel prototipe terbaru dari Wdnsdy. Sedangkan Ray menggunakan sepeda gravel Wdnsdy Journey.

Grup Indonesia yang didukung Mainsepeda.com dan Herba Mojo lainnya turun di kelas 100 mil. Yaitu Dietmar Dutilleux, Bagus Ramadhani, Amdani Ocha, dan Ivo Ananda. Mereka kompak finis bareng di bawah sepuluh jam.

Total hampir 1.500 peserta mengikuti kelas 200 mil. Jumlah peserta 100 mil juga hampir sama. Di kelas 200 mil, hanya 1.099 tercatat sebagai finisher.

Selain kelas utama 200 dan 100 mil. Unbound Gravel juga menyelenggarakan kelas tambahan dan penggembira seperti XL, 50, 25, serta balapan untuk pelajar.(mainsepeda)

Baca Juga: Unbound Gravel: Dietmar "Van Aert" Jadi Pahlawan Grup 100 Mil

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 88

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Herbamojo, Suplemen untuk Mendukung Stamina Tetap Prima
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Kolom Sehat: Bucin
Barang Bawaan Peserta Journey To TGX 2024 Dikirim ke Trenggalek Gratis
Kesalahan Cyclist Pemula: Duduk Mengangkang, Celana Dalam, atau...
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah