Dalam Kolom Sehat edisi sebelumnya, saya sedikit menyinggung tentang Mandiri Sulut KOM Challenge 2022. Saya dan beberapa teman dari Surabaya mengikuti event yang berlangsung selama dua hari di Sulawesi Utara itu. Saya sudah jelaskan bahwa, menurut saya, tidak perlu carbo loading untuk event kali ini. Apakah pilihan saya sudah tepat? Jawabannya tepat sekali.
Saya benar-benar tidak perlu carbo loading untuk event 23-24 Juli itu. Bahkan saya bingung dan harus selektif dalam mengunyah. Sebelum saya lanjutkan, saya tegaskan bahwa tulisan ini bukan untuk yang diet, menjaga pola makan, atau yang alergi saat melihat jarum di timbangan naik. Ini tulisan untuk menjaga kesehatan yang kebablasan.
Bila Anda berasal dari luar Kota Manado, panitia menyediakan paket menarik. Paket bersepeda dan hotel. Kami juga berada di hotel tersebut. Bukan keharusan, tapi opsional. Saya datang sehari sebelum event. Ketika baru mendarat, saya sudah diajak teman setempat untuk menikmati hidangan ikan segar yang sudah digoreng, dibakar, dan berbagai olahan lainnya.
Sederhana tapi nikmat. Sebab yang dihidangkan adalah ikan mujair dan ikan mas. Mungkin kedua jenis ikan ini tidak 'sekelas' ikan gurami atau jenit ikan laut lainnya. Tapi ikan-ikan yang ada di Manado tersebut dagingnya tebal juga tidak terasa bau tanahnya.
Proses masaknya pun membutuhkan waktu lama. Hingga ikannya benar-benar matang sempurna. Dalam proses ikan bakar, misalnya. Ikannya benar-benar dibakar. Bukan digoreng dulu, lalu dibakar. Menu ini merupaakn satu dari sekian yang saya telan di hari pertama.
Ketika event berlangsung, kami di-morning call kurang dari jam 4 pagi. Sudah ada breakfast yang disediakan pihak hotel. Saya tidak breakfast mengingat saya masih terlalu kenyang. Saya sempat berpikir untuk makan pada siang hari atau ngemil di pit stop saja. Ternyata saya salah.
Sekitar pukul 5 pagi kami sudah bersiap menuju titik start di Kantor Gubernur Sulut. Biasanya disediakan sedikit pisang, cokelat, atau snack lainnya. Juga aneka minuman. Akan tetapi, yang dihidangkan di Mandiri Sulut KOM Challenge 2022 ini sungguh tidak biasa. Ada beberapa meja di lokasi start. Di sana sudah tersaji beragam jenis kue dan nasi kuning. Ya, Anda tidak salah baca. Ada nasi kuning untuk fondasi pagi hari.
Sebagai catatan, nasi kuning di Sulawesi Utara ini berbeda dengan nasi kuning yang biasa saya temui di Jawa. Nasi kuning di Sulawesi Utara berlauk ikan laut, ada sedikit suun dan telur. Rasanya berbeda, tapi nikmat. Saya yang awalnya berniat berbagi dengan teman, akhirnya menghabiskan satu bungkus nasi kuning itu.
Belum lagi kue tok yang berisi kacang merah. Benar-benar menyenangkan dan mengenyangkan. Dan ini masih pagi hari, wkwkwkwkwk. Sepanjang hari itu, kami benar-benar diajak makan, makan, makan dan makan. Setiap pit stop selalu makan. Sebab sudah tersedia hidangan yang lezat dan nikmat. Sayang bila dilewatkan.
Pada malam harinya, ini tidak banyak orang tahu, perut saya sakit. Saya mengalami diare jam 1 pagi. Saya terbangun hingga lima kali karena harus ke belakang. Normalnya orang diare itu kan lemas ya pembaca. Tapi saya merasa beruntung. Mungkin karena terlalu banyak asupan.
Semula saya sempat ingin membatalkan keikutsertaan gowes pada hari kedua. Tapi pada pagi buta itu saya dibantu tim Mainsepeda.com dan diberi obat diare. Saya paksa ikut pada hari kedua dan saya survive. Bukan cepat, tapi survive. Walau ngantuk hebat.
Pesan dari cerita ini adalah, asupan yang tepat membuat kita bertahan, wkwkwkwkwkwk. Tapi fondasi (baca sarapan) di Manado benar benar kuat. Sampai-sampai diare pun tidak sanggup menggoyahkan. Sekian. (johnny ray)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 101