Kehidupan manusia layaknya sebuah buku. Halaman pertama adalah saat dilahirkan, halaman terakhir adalah saat meninggal. Di antaranya, ada banyak bab atau chapter.
Dan Michael Pryde sedang menulis bab-bab itu. Mike, sapaan akrabnya masuk ke perusahaan ayahnya, Neil Pryde pada tahun 2004. Setelah lulus dari salah satu universitas di Inggris jurusan desain industri, Mike dipercaya menangani desain dan mengembangkan alat-alat olah raga air berteknologi tinggi. Utamanya, produk papan selancar angin berbahan karbon kevlar. Inilah bisnis utama dari perusahaan Pryde Group sejak tahun 1970an.
Neil Pryde (tengah) bersama Mike Pryde (kanan) saat Chapter2 ikut pameran di Cyclemode Tokyo, November 2017.
Seiring waktu, tahun 2008, Neil membuat divisi sepeda dan Mike dipercaya untuk mengelolanya. Saat itu, muncullah sepeda high end berbahan karbon bernama NeilPryde.
Mike fokus pada desain aerodinamika sepeda, dan hasilnya nyata. Tahun 2012-2013, melalui tim UnitedHealthcare Procycling Team, sepeda hasil desain Mike, NeilPryde Diablo dan Nazare berhasil memenangkan balapan di US Pro Challenge, Tour of Utah dan Tour of California.
Tahun 2014, prestasi yang membanggakan Mike adalah sepeda rancangannya, NeilPryde Bura SL yang ditunggangi oleh Eric Marcotte (SmartStop Team) berhasil memenangkan US National Criterium Championship.
Sayangnya, di tahun 2015, Neil dan Mike Pryde memutuskan untuk meninggalkan perusahaan Pryde Group serta menjual semua saham dan menyerahkan operasional sepenuhnya pada Shriro Group. Semua telah berakhir? Tidak, justru ini adalah permulaan!
Di sinilah, kehidupan baru Mike dimulai! Hasratnya masih tetap di bidang desain, aerodinamika dan sepeda. Digabunglah semua itu dan lahirlah, Chapter2 bikes. “Ini adalah chapter/bagian kedua dalam hidup saya. Super excited dengan Chapter2 karena ini akan jadi besar dan ini milik saya dan ayah saya,” tuturnya dengan mata berbinar.
Mike Pryde bersama Chapter2 Rere dengan cat custom spesial motif bunglon hasil karya Wallis Paints, Brisbane, Australia.
Terikat kontrak dengan Shriro Group, bahwa Mike tidak boleh membuat sepeda dalam dua tahun setelah keluar dari Pryde Group dipatuhinya. Masa vakum dua tahun digunakan untuk riset dan pengembangan.
Tepat Juli 2017, Chapter2 Tere, all rounder bike (sepeda segala medan) lahir meramaikan pasar road bike dunia. Seolah tidak mau kehilangan momen, setahun kemudian, Juli 2018, Mike meluncurkan sepeda aero, Chapter2 Rere.
“Saat ini ayah, Neil, membantu saya dengan mengontrol penjualan ke 18 negara dari Hongkong. Sedangkan saya tetap berada di New Zealand untuk menjaga kualitas produksi. Juga terus mengadakan riset dan pengembangan,” tutur Mike.
Banyak yang diceritakan oleh pria berusia 47 tahun ini saat launching Chapter2 Rere di Surabaya.
All round bike sudah ada Tere, aero bike sudah ada Rere. Apa berikutnya?
Diperlukan waktu sekitar 18 bulan untuk membuat sebuah sepeda. Dan saya sudah ada beberapa rencana ke depan. Nanti bulan Desember, Chapter2 akan mengeluarkan varian baru lagi yakni light weight frame (frame berbobot ringan). Berikutnya, sepeda gravel. Memang belum besar pasar di Asia tetapi untuk Amerika, sepeda gravel sangat disukai.
Bagaimana masa depan sepeda road bike dalam waktu dekat ini?
Disc brake! Ini adalah masa depan road bike paling dekat. Meskipun di Amerika sedang booming dan Eropa mulai menggeliat, tapi untuk Asia masih memerlukan waktu dua hingga tiga tahun lagi. Tetap inilah masa depan road bike.
Apa filosofi bisnis Chapter2?
Chapter2 tidak menjual full bike. Biarkan cyclist menentukan sendiri komponen kegemarannya. Dengan begitu, kita juga mendukung toko sepeda lokal. Kita ingin menggerakkan seluruh industri sepeda agar hidup.
Bagian kami, biarkan fokus di pengembangan R&D aerodinamika frame. Karena menurut saya aerodinamika itu paling penting di sebuah sepeda. Untuk komponen benar-benar pilihan pribadi. Bisa disesuaikan dengan bujet misalnya. Dan ini sangat banyak variannya, silahkan berdiskusi dengan toko sepeda langganan Anda.
Strategi promosi yang dilakukan?
Meskipun Chapter2 bikes memenangkan berbagai lomba balap sepeda, tapi juga mendukung bersepeda untuk sehat dan gaya hidup. Untuk itu, kami banyak cyclist di tiap negara untuk jadi brand ambassador. Tidak perlu atlet sepeda. Salah satu aspek pemilihan brand ambassador adalah jumlah follower di media sosial. Untuk Indonesia, Doni Tata yang terpilih. Dia sporty, enerjik, berprestasi di balap motor dan masih muda. Cocok dengan brand image Chapter2. Di Thailand, saya menggandeng Muzcali. Dia cantik, cyclist aktif, pramugari dan bisa membangkitkan aura positif untuk sekitarnya.
Doni Tata (jersey abu-abu), mantan pembalap Moto2 dan sekarang aktif di balap supermoto, menjadi brand ambassador Chapter2 di Indonesia.
Muzcali, pramugari dan cyclist aktif ini menjadi brand ambassador Chapter2 di Thailand.
Apa ada strategi lain dalam penjualan?
Sekali lagi, karena Chapter2 adalah sepeda untuk gaya hidup maka warna yang menarik dijadikan pancingan untuk mendorong penjualan. Untuk Tere, ada tiga warna Special Edition yang masing-masing hanya dibuat 15 unit untuk seluruh dunia. Juga ada tiga warna Limited Edition yang masing-masing dibuat hanya 500 unit untuk seluruh dunia. Sedangkan Rere hanya ada dua warna Limited Edition.
Saya juga ingin membuat sepeda ini “bercerita” agar ada ikatan emosional antara saya, Chapter2 dan Anda sebagai pembeli. Menonjolkan detail dari New Zealand seperti motif ukiran suku Maori sudah mewakili emosi dan cerita itu.
Begitu juga pemilihan nama Tere yang artinya cepat dan Rere yang artinya mengalir merupakan bahasa suku Maori di New Zealand.
Motif ukiran ala suku Maori di New Zealand dan identitas Mike Pryde dapat menciptakan cerita emosional antara Chapter2, Mike dan pembeli.
Berapa penjualan Chapter2 per tahun?
Sekitar 100 - 120 frame set per bulan untuk dua model yaitu Tere dan Rere. Urutan pasar terbesar kami saat ini adalah Jepang, Australia, Korea, Thailand, Indonesia dan China.
Chapter2 TERE – allrounder bike
Varian pertama dari Chapter2 ini merupakan sepeda allrounder. Dipakai menanjak oke, digeber di flat-pun mumpuni. Mike ingin memaksimalkan segala aspek aerodinamika di frame Tere yang berbentuk klasik ini.
Mengadopsi tubing dengan desain Kamm-Tail dipercaya meningkatkan aerodinamika Tere. Head tube, garpu, down tube, seat tube dan seat post semuanya menggunakan tubing model Kamm-Tail dan ini sudah dibuktikan oleh Mike saat ditest di wind tunnel Auckland University, New Zealand.
Untuk bahan, karbon high end merek Torayca asal Jepang dipilih oleh Mike. Kombinasi karbon uni directional Pre-Preg T700 dan T800 menjadi dasar frame Tere.
Dikombinasikan dengan sedikit karbon 3K directional untuk memperkuat bagian tertentu seperti head tube, top tube dan bottom bracket. Tere dikeluarkan dalam dua versi yakni disc brake dan rim brake.
Chapter2 RERE – aero bike
Berbeda dengan Tere, Rere memang didedikasikan sebagai aero bike. Sepeda kencang yang membuat cyclist lebih cepat. Buat Mike, sepeda aero tidak hanya bagaimana “menghindari” angin tetapi juga menyiasati agar masih sah digunakan di balapan kelas dunia. Harus bisa melewati tes dari badan sepeda internasional, UCI.
Dalam mengembangkan Rere, Mike bekerjasama lagi dengan Auckland University dengan wind tunnel test-nya. Meskipun ini mahal dan makan waktu, tapi Mike menginginkan bisa lolos regulasi aero bike dari UCI.
Di down tube dan seat tube ada sedikit coakan untuk mengakomodasi roda depan belakang. Meskipun dibuat melingkar roda, tapi masih ada ruang antara frame dengan roda. Agar frame tidak mudah tergores batu yang kerap menempel di roda.
Bagian atas garpu juga menyatu indah dengan bagian bawah head tube. Seatpost clamp disembunyikan dan rem direct mount membuat penampilan garpu dan seat stay jadi lebih bersih dan aerodinamis. Sementara ini masih belum ada versi disc brake untuk Chapter2 Rere. “Versi disc brake akan hadir bulan Agustus atau September,” tutur Mike.
Menurut klaim Mike, dengan desain downtube yang tipis dan toptube model Kamm-Tail, Rere bisa menghemat sekitar 10 watt saat dipacu dengan kecepatan 40 km/h. Seatpost Rere bisa diputar balik jadi lebih mendekat pada BB memberikan posisi lebih aero cocok untuk posisi TT/Triathlon.
Meskipun sebagai aero bike, Rere bisa mengakomodasi ban ukuran 28 mm. Mike menjelaskan banyak cyclist komplain bahwa sepeda aero itu keras. Solusinya, pasang ban dengan ukuran 25 mm atau 28 mm maka ban tersebut akan memberikan peredaman yang bagus.(mainsepeda)
Foto : tim mainsepeda, Rudy Rustanto