Komunitas Becak Taman Surya (BTS) menjadi salah satu promotor hidup sehat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Maklum, kebanyakan anggotanya memang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) atau staf yang bekerja di lingkungan Pemkot Surabaya.
Bersepeda memang hobi baru untuk mereka. Baru digeluti sekitar dua tahun. Ketika pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia. Pentolan BTS, Ridwan Mubarun menceritakan bahwa komunitas ini semula hanya niat bersepeda biasa saja. Ini juga efek dari maraknya hobi sepeda selama pandemi itu.
Mereka sering berkumpul di Jalan Basuki Rahmad (Basra), salah satu spot bersepeda favorit di pusat Kota Pahlawan. Mereka gowes hampir setiap pagi. Rute gowesnnya pun masih di sekitar Basra Loop saja. Menurut Ridwan, tak banyak ASN lingkungan Pemkot Surabaya yang berpartisipasi kala itu.
"Sekitar 10 orang dulu. Ternyata makin ke sini makin lumayan jumlahnya. Akhirnya kami buat grup WhatsApp untuk mempermudah komunikasi," cerita cyclist yang menjabat Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya tersebut.
Sejak kali pertama kemunculannya, komunitas ini memang sangat menonjolkan Taman Surya. Itu adalah sebuah taman yang masih berada di lingkungan Balai Kota Surabaya. Pada awalnya komunitas ini mengusung nama Road Bike Taman Surya. Sebab hampir semua anggotanya memang menunggangi sepeda balap.
"Kemudian dalam perjalanannya ada saran nyeleneh dari salah satu anggota kami. Untuk mengganti road bike dengan becak," ungkap Ridwan. Apa alasannya? Bukannya mereka bersepeda dengan road bike? "Biar lebih unik saja. Kan sama-sama digowes juga," katanya seraya tertawa.
Kini anggota BTS sudah mencapai sekitar 30 orang. Rute gowes mereka pun berkembang. Tidak hanya di dalam Kota Surabaya saja. Setiap akhir pekan mereka rutin gowes jarak jauh. Sekitar Pasuruan, Malang, Lamongan, hingga Tuban.
Anggotanya pun tidak terbelenggu dengan status ASN atau pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya saja. Para pensiunan Pemkot Surabaya hingga pegawai swasta pun dipersilahkan bergabung dengan BTS. Yang penting semua anggotanya sama-sama ingin gowes dan ingin sehat.
Mantan Camat Tambaksari ini menambahkan, karena banyak di antara anggota BTS yang berstatus ASN atau pekerja di Pemkot Surabaya, mereka harus pintar-pintar mengatur antara pekerjaan dan hobi. Sebagai ASN, mereka selalu dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik ke masyarakat.
Oleh sebab itu, jadwal gowesnya dibagi dua. Gowes harian dilaksanakan sebelum jam kerja. Mereka berangkat pagi-pagi dan tuntas sebelum pukul 06.30. Tujuannya agar bisa segera kembali ke rumah. Berkemas. Kemudian berangkat ke kantor tepat waktu. Nah, rute gowes yang lebih jauh dilaksanakan pada akhir pekan.
"Kami merasakan betul manfaatnya olahraga ini. Badan makin bugar karena gowes intens setiap pagi sebelum ke kantor. Tubuh lebih enteng dan pikiran jadi lebih fokus. Serta jadi lebih energik. Menjadi lebih kenal dengan sepeda. Mulai belajar ilmunya sedikit-sedikit," akunya.
Bagi Ridwan sendiri, tak jarang ia berangkat ke kantor dengan bersepeda. Alias bike to work. Ridwan bermukim di kawasan Rungkut. Sedangkan ia berdinas di daerah Jemursari. Jaraknya sangat dekat. Sekitar lima kilometer saja. Jika ditempuh menggunakan mobil, menghabiskan waktu hanya 10 menit.
Tapi demi memenuhi hobi gowesnya, Ridwan menempuh rute melalui MERR ke Kenjeran terlebih dahulu. Lalu ke Karang Asem hingga ke Basuki Rahmat. Setelah bertemu beberapa rekan, mereka melakukan beberapa kali loop di Basra. Biasanya tembus 50 kilometer.
"Setelah itu langsung gowes ke kantor. Mandinya di sana karena tas perlengkapan sudah di sana. Sehingga ketika jam kantor dimulai, saya sudah stand by tepat waktu," kata Wakil Sekretaris Satgas Covid-19 Surabaya tersebut. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 102
Foto: Dokumentasi BTS