Tiger Goes Ceria Jambi memang terbilang komunitas anyar. Mereka terbentuk saat pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Semula mereka hanya mencoba-coba olahraga sepeda. Lambat laun, mereka makin rajin berlatih. Sebab mereka tertinggal saat mengikuti event-event sepeda. Salah satunya Bromo KOM Challenge tahun depan.
Salah satu founder Tiger Goes Ceria Hasyim Ali menuturkan, awal terbentuknya komunitas ini terbilang sangat tidak sengaja. Semula, masing-masing anggota dari komunitas ini menekuni olahraga lain. Hasyim sendiri pada mulanya lebih intens dengan olahraga lari, bulu tangkis, dan gym.
"Awalnya main-main dengan sepeda gunung tiap malam. Dari jam 18:00 petang sampai jam 20:00 malam. Dari situ mulai terbentuk sebuah grup. Waktu itu anggotanya masih sedikit. Hanya lima pesepeda. Termasuk saya," ungkap cyclist asli Jambi tersebut.
Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah anggota Tiger Goes Ceria bertambah banyak. Selain itu, secara perlahan mereka beralih dari sepeda gunung (MTB) ke roadbike. Sekarang member Tiger Goes Ceria sudah mencapai sekitar 40 orang. Mayoritas berasal dari kalangan pengusaha di Jambi.
Sekarang mereka mantap dengan bendera Tiger Goes Ceria Jambi. Menurut Hasyim, pemilihan nama Tiger terinspirasi dari salah satu merek minuman. "Sementara Goes Ceria kami pakai sebagai pengingat bahwa setiap kami gowes harus happy. Melepas penat dan capek di luar aktivitas pekerjaan," jelasnya.
Tiger Goes Ceria Jambi rutin latihan selama empat kali dalam satu minggu. Pada saat weekday, mereka akan gowes pada Selasa, Kamis, dan Sabtu. Jaraknya tidak terlalu panjang. Sekitar 50 kilometer. Kemudian agenda gowes Minggu bisa menempuh jarak minimal 100 kilometer.
"Kalau sudah lama tidak berlatih, begitu kami gowes di rute panjang, malah terkewer-kewer. Habis fisik kami. Kami sering latihan agar lebih anteng saat gowes. Juga lebih kuat hingga mencapai garis finis," terang cyclist 46 tahun itu.
Salah satu pengalaman tentang pentingnya latihan adalah saat mereka gowes di Lombok pada awal tahun ini. Lantaran kurang berpengalaman mengikuti event, kemudian medan yang memiliki tanjakan curam, serta jarak di atas 100 kilometer, membuat mereka terkewer-kewer.
"Belajar dari sana, kami akhirnya mulai serius latihan. Supaya tidak kewer lagi saat gowes atau ketika mengikuti event," imbuh peserta Bromo KOM Challenge 2022 ini.
Hasyim mengatakan, pada saat ini mereka mulai mengejar kecepatan. Untuk itu mereka sangat serius tiap kali latihan. Tujuannya sangat jelas, supaya tidak terkewer-kewer ketika mengikuti Bromo KOM Challenge 2023. Ia menyebut akan ada lebih banyak member Tiger Goes Ceria Jambi yang hadir di Bromo.
Sejauh ini, dari puluhan anggota Tiger Goes Ceria Jambi itu, hanya Hasyim yang pernah merasakan keseruan event Bromo KOM Challenge. Hasyim ingin lebih banyak teman-temannya yang mengikuti event yang disebut sebagai 'naik hajinya' cyclist di Indonesia tersebut.
"Sekali rasanya kurang puas. Setelah dengar cerita saya sepulang dari Bromo, anggota lain penasaran ingin ikut Bromo KOM. Persiapannya sudah mulai dari sekarang. Kami makin sering latihan nanjak. Biar tidak malu nanti pas ikut Bromo KOM," kata Hasyim serata terbahak. (mainsepeda)
Podcast Mainsepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 111
Foto: Dokumentasi Tiger Goes Ceria Jambi