Guntur Priambodo mengincar podium juara di Kediri Dholo KOM Challenge 2022

Guntur Priambodo dan Edi Liem bersaing dalam memenangkan kategori Men 55-59 di Trilogi Jawa Timur 2022. Guntur memimpin klasemen dengan 27 poin. Sedangkan Edi terpaut tujuh poin di bawahnya. Gelar juara Trilogi Jawa Timur akan diperebutkan di event terakhir, yakni Kediri Dholo KOM Challenge 2022.

"Posisi saya memang relatif aman. Bisa finis sebagai runner-up juga sudah bisa (juara). Tetapi saya terobsesi untuk bisa memenangkan jersey polkadot. Saya di Bromo peringkat tiga. Mudah-mudahan di Dholo bisa dapat juara," harap Guntur.

Untuk mengejar targetnya itu, Guntur melakukan persiapan dengan sangat serius. Apalagi ia sudah melewati masa pemulihan usai kecelakaan beberapa waktu lalu. Persiapan kali ini lebih maksimal daripada saat Banyuwangi Bluefire Ijen KOM Challenge 2022 lalu.

Ia mencari rute latihan yang mirip dengan Dholo. Guntur memiliki jadwal empat kali latihan indoor. Lalu dua kali latihan outdoor pada Sabtu dan Minggu. Pada akhir pekan itu Guntur melakukan latihan dengan simulasi seperti rute Dholo.

"Biasanya menempuh rute Banyuwangi-Jember sekitar 160 kilometer dengan elevasi sama dengan di Pare-Kelud. Lalu Minggu mencoba ke B29 di Lumajang yang elevasinya di atas Dholo. Atau Sabtu nge-loop. Lalu Minggu naik ke Paltuding Ijen," ungkap Guntur.

Terkait persaingannya dengan Edi itu, Guntur sangat santai. Keduanya memang bersahabat dan sering bersaing saat race. "Waktu di Ijen kondisi saya masih belum pulih. Mudah-mudahan kali ini bisa lebih kompetitif," lanjutnya.

Edi Liem berlatih intens di Lampung untuk menyambut Kediri Dholo KOM Challenge 2022

Sementara Edi Liem juga antusias menyambut Kediri Dholo KOM Challenge 2022 nanti. Ia mengakui untuk mengambil alih klasemen dari Guntur memang berat. Tetapi Edi tidak akan menyerah begitu saja. Ia siap memberikan yang terbaik sampai menyentuh garis finis.

"Saya dan Pak Guntur adalah teman baik. Kami selalu bersaing di race, namun bersahabat di luar race. Kalau saya bisa podium satu dan Pak Guntur podium dua, saya masih kalah. Apalagi kalau saya tidak podium. Tapi semua bisa terjadi di race nanti," tegas Edi.

Dengan peluang itu, Edi mengaku lebih santai. Ia tidak menargetkan muluk-muluk. "Jadi, saya tidak terlalu memikirkan poin. Yang penting finis dulu. Hitung-hitung silaturahmi sama teman-teman daerah yang lain," sambung Edi.

Meski begitu Edi tidak menyepelekan proses persiapan. Ia sering latihan nanjak di sekitar kota Bandar Lampung. Lalu ia juga rutin latihan indoor atau virtual. "Rata-rata jarak pendek dan elevasi yang tidak begitu tinggi tapi dengan grade yang cukup menantang," ujarnya.

“Latihan dan persiapan itu penting. Saya ingin nanti bisa nanjak tanpa keram serta bisa finis dengan baik. Kalau misalnya nanti dapat podium, ya itu adalah bonus," terang Edi. (mainsepeda)

Penasaran keseruan Kediri Dholo KOM Challenge 2021, ikuti di video highlight di bawah ini:

Hari Pertama

Hari Kedua

Podcast Mainsepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 116

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Kolom Sehat: Bucin
UCI Larang Penggunaan Warna Jersey Pimpinan Klasifikasi GrandTour
Weight Weenie Build: Wdnsdy AJ62 "NAKED" ini hanya 5,6 kilogram!
Taiwan KOM 2024 Dihentikan Karena Badai
Grupset Rotor 13-speed Ini Bisa Mengubah Dunia!
Preview Taiwan KOM 2024: Diwarnai Pembalap Elite Dunia
Kolom Sehat: Taiwan KOM 2024