Komen dan aksi seru-seruan Johnny Ray saat nanjak menjadi salah satu yang ditunggu di Kediri Dholo KOM Challenge 2022. Sayang, hal itu tidak terjadi Minggu lalu (4/12). Om Ray tidak bisa start hari kedua karena sakit. Gowes hari pertama pun hanya ia ikuti sebagian saja.
Mungkin kompakannya kebablasan ya, partner Om Ray di Podcast Mainsepeda, Om Aza (Azrul Ananda), juga tumbang. Om Azrul sempat start hari kedua di kantor Kabupaten Kediri. Namun, belum sampai Kelok 9, founder Mainsepeda itu pingsan. Harus dievakuasi dengan ambulans dan mendapatkan perawatan medis untuk dibawa menuju garis finis.
”Badan saya sebenarnya sudah tidak enak sejak sehari menjelang event,” kata Om Ray.
Pada Jumat malam, Om Ray sudah mencoba tidur lebih awal. Tidak begadang. Tidak pula tergoda untuk nonton Piala Dunia di Qatar. Harapannya, badannya fit esok hari. Kuat, otot kawat balung wesi seperti Gatot Kaca.
Namun, saat bangun Sabtu pagi (3/12). Om Ray merasa badannya masih kurang enak. Saat tiba di titik start di Balai Kota Surabaya, ia datang agak belakangan dibandingkan rekan-rekannya. Ia juga terlihat sedikit pucat.
”Kurang enak body,” ucapnya ketika itu, sambil menghampiri Om Aza yang menunggunya untuk ambil gambar.
Saat start dimulai beberapa saat kemudian, Om Ray ikut serta. Kilometer demi kilometer pria berkacamata itu merasa body-nya kian tidak enak. Ia masih mampu bertahan melewati pit stop pertama di Kantor Bupati Mojokerto dan pit stop kedua di Kecamatan Pare. Menuju ke dua pemberhentian itu, rutenya memang datar semua.
Namun, Om Ray akhirnya tumbang dalam perjalanan menuju pit stop ketiga di Teater dan Museum Kelud yang memiliki tanjakan lumayan tinggi. Meski sebenarnya enteng buat Om Ray kalau badannya fit.
"Sekitar lima kilometer sebelum pit stop ketiga, badan saya sudah tidak bisa bertahan. Saya akhirnya berhenti,” ceritanya.
Om Ray pun memutuskan naik mobil menuju pit stop ketiga. Di sana ia mendapatkan perawatan dari tim medis. Ia sempat muntah-muntah. Hingga enam-tujuh kali. Dari Kelud, Om Ray turun naik mobil untuk mencari obat. Setelah itu ia langsung ke hotel untuk beristirahat.
Done…! Om Ray pun harus ikhlas batal nanjak di Kelok 9 dan Gigi 1.
Di Teater dan Museum Kelud itu pula, ada tanda-tanda kurang mengenakkan lainnya. Om Aza mengeluhkan tenggorokannya sakit. Ia salah minum air mineral yang selama beberapa tahun terakhir ia hindari.
”Saya tadi salah minum, jadinya tenggorokan tidak enak,” lanjutnya.
Salah minum itu tidak langsung membuat Azrul tumbang. Ia masih bisa melanjutkan bersepeda dari kelud menuju Kantor Bupati Kediri. Malam harinya pun ia bisa hadir dalam jamuan makan malam bersama Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana.
Setelah welcome dinner itu, Azrul langsung kembali ke hotel. Sebelum istirahat, ia bercerita jika tenggorokan dan badannya semakin tidak nyaman.
”Bukan semata-mata karena salah minum. Saya ingat-ingat sepekan terakhir sebelum Dholo KOM memang kurang istirahat, harus bolak-balik Jakarta-Surabaya, juga kurang tidur karena bahas masalah sepak bola. Bahkan, malam menjelang start, pukul 02.00 dini hari saya masih WA-an soal sepak bola,” papar Om Aza.
Minggu pagi, Om Aza datang ke titik start dengan ekspresi agak lemas. Meski demikian, awal-awal gowes menuju tanjakan di kawasan Besuki ia tidak menunjukkan tanda-tanda bakal tumbang. Ial masih sempat bersenda gurau dengan teman-teman road captain di 20 kilometer setelah start. Mereka membanding-bandingkan heart rate. Om Aza menyebut heart rate-nya lebih rendah dari teman-teman meski beberapa hari kurang tidur.
Setelah start KOM di daerah Mojo, Om Aza yang ditemani Samai Amari, berniat riding dengan tempo nyaman. Dengan asumsi nanjak selama 1 jam 45 menit, ia memperkirakan akan tiba di garis finis sekitar pukul 09.00 WIB. Namun, rencana itu berantakan.
"Tiba-tiba di 12 kilometer setelah KOM start, di kawasan Besuki, badan saya terasa drop. Pandangan mata juga berkunang-kunang merah. Saya teriak ke Samai karena merasa mau pingsan. Juga ke mekanik Dedy yang memang berdekatan. Sepeda dipegangkan. Saya langsung membaringkan diri di rumput," ceritanya.
Untung ada tim medis di dekat lokasi. Ada yang naik motor. Kemudian ambulans datang dan turut membantu. Om Aza ditandu naik ambulans. Dipasangi selang oksigen. Setelah 15 menit, ia sudah merasa nyaman lagi.
Founder Mainsepeda itu bisa bergabung dalam proses awarding di kawasan Air Terjun Dholo bersama Mas Dhito, sapaan Bupati Kediri. Meski di sana Om Aza sempat muntah-muntah lagi setelah acara selesai.
Keluarga besar Mainsepeda lainnya, Edo Bawono, juga tumbang. Memang, CEO dan founder Strive Sports Nutrition itu mampu finis di Dholo. Namun ia langsung KO begitu melewati garis finis. Ia sempat dibantu tim medis meski tidak separah Om Aza dan Om Ray.
”Saya sepertinya salah makan,” katanya.
Om Ray, Om Aza, dan Om Edo sebenarnya punya jam terbang tinggi di dunia cyclist. Berbagai event gowes heboh di dalam negeri maupun luar negeri pernah mereka ”taklukkan”. Namun, namanya hari sial, ya sudah harus ikhlas. Berlatih dan bersiap lagi untuk menebus tahun depan.
Termasuk ikhlas di-bully Om Samin (Bagus Ramadhani). Penulis tidak berani menceritakan bagaimana bully-an CEO SUB Jersey itu. Silahkan lihat sendiri di YouTube Mainsepeda lewat video di bawah ini. Wkwkwkwkwk….kabuuuur….(mainsepeda)
Podcast Mainsepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 118