Bikepacking sudah menjadi hal yang lumrah untuk dr. Basuki Rahmat, Sp.JP (K) FIHA. Dokter spesialis jantung di RS Biomedika, Mataram itu sering mbolang ke berbagai penjuru Pulau Lombok dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Jiwa berpetualangan inilah yang membuatnya tertantang untuk mengikuti East Java Journey 2023 kategori 1.200 km.
Basuki mengaku baru sekali mengikuti event jarak jauh 600 km. Setelah berhasil menyelesaikannya di bawah cut off time (COT), ia makin tertantang untuk mengikuti event yang lebih jauh.
"Kebetulan ada event dari Mainsepeda ini. Sambil menunggu Bentang Jawa, ada event buat pemanasan saya ikut yang 1200 km," kata dokter berusia 42 tahun itu.
Basuki mulai gowes pada 2014. Kala itu masih menggunakan MTB. Empat tahun berselang ia baru berganti road bike. Selama ini Basuki lebih sering gowes sendirian. "Komunitas memang ada, tapi jarang gowes bareng. Sebagai dokter, kadang waktunya tidak bisa tepat. Kalau ada waktu senggang baru bisa sepedaan," ujarnya.
Dalam waktu dua bulan sekali, dokter yang bermukin di Lombok Barat ini melakukan bikepacking ke berbagai daerah. Mulai dari Dompu, Bima, hingga Tambora. Semua lebih sering dilakukan sendiri. Basuki mengungkapkan dengan melakukan perjalanan tersebut, ia lebih mengenal dirinya sendiri.
"Buat saya bikepacking itu menarik. Karena saya bisa mengobrol dengan diri sendiri. Lepas sejenak dari status sebagai dokter, ayah, dan suami. Kemudian menyadari ternyata orang-orang di rumah itu berharga. Seperti refresh balik hubungan setelah menyendiri," ungkap Basuki.
Selama kegiatan sehari-hari, Basuki rutin gowes 30-40 km. Selain gowes, Basuki kadang juga berlari rutin 5 km serta latihan strength di pusat kebugaran. Saat akhir pekan, Basuki melakukan long run lebih dari 10 km dan long ride dengan jarak lebih dari 100 km.
Dalam persiapannya ke East Java Journey nanti, Basuki mengatakan akan lebih disiplin untuk menjalankan jadwal. Sebab, ia belajar banyak dari event ultra cycling pertamanya di Jogja. "Harus atur jadwal makan, minum, istirahat sesuai waktu. East Java Journey ini waktunya lebih slow ya. Jadi, mungkin waktu tidur bisa lebih lama," kata alumnus Universitas Indonesia itu.
Karena sudah sering bikepacking, perlengkapan bukan hal sulit baginya. Basuki mengatakan hanya perlu memilah perlengkapan yang memang diperlukan agar pergerakannya efisien. Yang menjadi tantangannya adalah rute.
"Saya cuma pernah gowes di Lombok, Jogja, dan Jawa Tengah. Jadi, targetnya finis di bawah COT dan sehat. Ini saya gunakan sebagai latihan sehingga pas event selanjutnya tinggal menikmati hasil latihan," terang dokter kelahiran Blitar, Jawa Timur (Jatim) itu. (mainsepeda)
Podcast Mainsepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 125
Foto: Dokumentasi dr. Basuki Rahmat