Wahyu Noegroho dan Yanuar Dwi Cahyanto “Janu Joni” sukses melalui serangkaian rute East Java Journey 2023 untuk 1.200 Km. Keduanya finis di Wdnsdy Cafe, Surabaya Town Square (Sutos), Sabtu, 18 Maret 2023, dini hari. Tepatnya pukul 02.39 WIB. Mereka berhasil meraih posisi ketiga dalam kategori men pair.
Dalam perjalanannya berkeliling Jawa Timur, Wahyu dan Janu sempat saling mengejar dengan pasangan yang lain. Duet asal Surakarta ini sempat menyalip Rudy S. Rustanto “Cepu” dan Elvan Richardo “Rico” pada Rabu, 15 Maret 2023. Saat itu, Rudy dan Rico sempat mengalami trouble di bike computer.
Sayangnya, Rudy dan Rico berhasil menyalip mereka di kawasan Dongko, Trenggalek. Saat itu Wahyu dan Janu berhenti sejenak untuk makan bakso. Sebagaimana diketahui, Rudy dan Rico menjadi pertama untuk kategori man pair.
Meskipun berada di posisi ketiga untuk kategori tersebut, Wahyu dan Janu begitu menikmati event kali ini. Keduanya mengaku mendapat pengalaman luar biasa.
“Ini sangat mewah, dari segi rute, terus tantangannya yang nanjak, semuanya mantap. Di check point pun sangat-sangat komplet,” kata Wahyu.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Janu. Ia mengaku senang karena dapat bertemu wajah-wajah baru di East Java Journey 2023. Menurutnya, kompetisi ini dapat mendekatkan banyak orang. Terutama bagi penghobi ultra.
“Yang sebelumnya cuma lihat-lihat, yang awalnya cuman tahu di Instagram, tapi sekarang ketemu bisa ketemu dan ngobrol langsung. Dari beberapa kota lain juga ketemu,” ungkap Janu.
East Java Journey 2023 menjadi event pertama Wahyu gowes sejauh 1.200 Km. Berbeda dengan Janu. Yang sudah pernah merasakan bersepeda dengan jarak lebih dari seribu kilometer. “Saya paling mentok 600 Km. Jadi untuk event kali ini banyak belajar dari Mas Janu. ‘Sangat ultra’ dia memang,” canda Wahyu.
Meskipun menikmati banyak momen, Wahyu dan Janu juga menemui banyak kendala. Menurut Janu, cuaca ekstrem dan rute yang tidak bersahabat mungkin sudah biasa dilalui. Hanya saja dalam kategori men pair ini, ambisi dan masalah personal lebih diuji.
“Kalau gowes sendiri itu ketemu masalah sendiri, diselesaikan sendiri. Kalau berdua bagaimana caranya saling bantu. Mungkin ada ego nih, salah satunya mungkin kondisinya kurang baik, tapi yang satunya pengen cepat sampai. Jadi salah satu dari kita menahan, kadang juga ngegas,” katanya.
“Kendala pasti ada, yang bisa ambil dari sini adalah menyeimbangkan antara satu dengan yang lain. Harus mengutamakan teamwork.”
Wahyu dan Janu juga merasakan ganasnya jalur Pacitan hingga Trenggalek. Meski keduanya mengaku sudah bersiap, namun tetap terasa sulit. Selain itu, agar cepat sampai, keduanya juga tidak banyak melakukan pemberhentian.
“Saya sering ketemu teman-teman komunitas, yang dari Madiun ketemu, di Pacitan ketemu di Blitar ketemu. Tapi saya nggak mampir-mampir karena berpacu dengan waktu kan. East Java Journey lengkap lah. Unik!” tutup Janu. (mainsepeda)