I Putu Heriawan (635) menjadi salah satu peserta East Java Journey 2023 kategori 600 km

East Java Journey 2023 sukses digelar pada 14-19 Maret 2023 lalu. Cyclist dari beberapa daerah diajak untuk bersepeda sembari menikmati indahnya tiap sudut provinsi Jawa Timur (Jatim). Ada dua kategori dalam event ultra perdana dari Mainsepeda.com ini. Adalah 1.200 Km (Full Journey) yang bersifat kompetitif dan 600 Km (Half Journey).

Dari masing-masing kategori, terdapat check point yang berguna untuk merekam waktu kedatangan para peserta. Setiap check point memiliki batas cut of time (COT) tersendiri. Bagi cyclist yang datang melebihi COT, bakal menerima sanksi berupa penalti sesuai dengan kelebihan waktu yang sudah disepakati. Hal itu tentu menjadi pertimbangan untuk mereka guna menyusun strategi yang akan digunakan.

Meski strategi sudah dirancang dengan baik, namun masih banyak peserta yang mendapat penalti dengan beragam alasan. Faktor terbesar diakibatkan cuaca yang kurang mendukung dan gangguan pada sepeda yang digunakan.

Miftah Mahadika Khrisna, peserta East Java Journey 2023 – 1.200 Km menjadi cyclist pertama yang mengalami hal tersebut. Gangguan pada gear membuatnya terlambat tujuh menit untuk melakukan check point pertama. Bahkan dirinya takut tak dapat melanjutkan perjalanan.

Beruntung, Miftah hanya mendapat penalti. Hal itu membuat dirinya lebih bersemangat untuk menuntaskan perjalanan hingga finis. “Sempat trouble di hari pertama, tepatnya pada gear saya. Makanya over cut of time sampai tujuh menit. Bersyukur masih diberi penalti saja, kalau nggak ya cuma pasrah saja,” ucapnya.

Nasib sama juga dirasakan oleh beberapa cyclist lainnya. Dari East Java Journey 2023 kategori 600 Km, I Putu Heriawan dan Ardi Yanto sempat mengalami penalti hingga 2 jam 30 menit di check point kedua di Pendopo Kabupaten Trenggalek.

Cyclist asal Bali ini mengaku cukup terkejut dengan cuaca panas di Jawa Timur. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan baginya mengalami over cut off time. “Cuacanya panas banget, aku menyerah deh,” katanya dengan tertawa.

Begitu pula Ardi Yanto. Meski tak tahan dengan cuaca panas dan kurang istirahat usai check point kedua, tapi hal itu tak menyurutkan semangat peserta dengan BIB 632 itu. “Perjalanannya itu menyiksa, karena tanjakannya pendek tapi gradiennya tinggi. Ditambah panas banget, bikin nggak kuat. Mungkin kalau tahun depan ada yang dibawah 600 Km, mau ikut yang itu aja,” tutur Ardi sambil terbahak. (mainsepeda)

Populer

Kosong Sembilan CC, Pecinta Kecepatan Dalkot Jakarta Tiap Selasa
Hujan Sepanjang Jalan, Puluhan Cyclist DNF
Campagnolo Kembali ke Balapan WorldTour 2025
Investor Kakap dari Tiongkok, Akankah Bawa XDS Astana Keluar dari Degradasi?
Journey to TGX 2024, Penuh Cerita Tak Terlupakan
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Journey To TGX 2024 Terbuka untuk Berbagai Jenis Sepeda (No eBike!)
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
Ijen KOM 2024: Inilah Kuliner Hidden Gem Banyuwangi, Wajib Cicip!
De Bleu CC Gairah Kota Biru