Gowes ratusan kilo memang sering saya lakukan. Tapi tidak seperti minggu lalu. Dalam event East Java Journey yang separuh (half journey) kemarin. Saya dan beberapa orang mengarungi perjalanan sejauh 600 km. Bukan hanya kilometer yang banyak, elevasi yang mencapai 5000an meter juga "terpaksa" kami lalui.
Apa manfaat gowes sejauh ini? Apa yang saya rasakan? Yang pasti adalah capek. Namun, apa hanya capek?
Ada beberapa hal yang dapat saya peroleh dari perjalanan sejauh ini. Berikut di antaranya:
1. Pesertanya Joss Semua
Siapa pun pesertanya, baik medium atau welldone, adalah orang-orang yang niat banget. Sudah tahu rutenya seberat itu, mereka masih mendaftar dan masih ikut pula. Perjalanannya pun sama sekali tidak mudah. Semua sudah berusaha dengan luar biasa. Sampai-sampai banyak yang tidur minimalis agar finis sesuai target.
2. Batas Diri dan Batas Sepeda
Gowesnya sudah pasti nggak umum. Siapapun pasti nggak selalu gowes seperti ini. Kecuali yang membuat rute, mungkin. Otak perencanaan gowes penuh tanjakan penyayat urat kaki ini, tentunya paham betul di bagian mana peserta menjerit sembari berharap. Berharap kekejaman rute ini berakhir. Walau itu tidak serta-merta terkabul.
Ada yang bisa menyelesaikan hanya dalam waktu dua hari. Tapi dalam jumlah yang relatif kecil. Sebagian besar masih harus memeras keringat pada hari ketiga. Dan walau sudah hari ketiga pun "perihnya" belum berakhir.
Sebelum berangkat, banyak sekali yang berharap kalau sepedanya begini atau begitu. Ada yang merasa kalau sepedanya tidak sekuat atau seideal itu untuk gowes jarak jauh. Tapi yang penting, menurut saya, adalah sepeda yang ditunggangi itu bisa digowes.
Karena berat atau ringan sepeda memang berpengaruh. Namun yang nomor satu adalah pengendaranya siap atau tidak menyelesaikan rute ini bersama.
3. Sisi Selatan Jawa Timur
Di mana Anda biasanya bersepeda? Sejauh apa Anda bersepeda? Saya yakin sejauh apapun itu tidak sering-sering Anda melewati sisi selatan Pulau Jawa. Atau sisi selatan Jawa Timur pada khususnya.
Kenapa? Selain jarak, medannya juga berat sekali. Jaraknya "hanya" 100 km. Ketinggian gunungnya pun tidak seberapa. Tidak sampai 2.000 meter seperti Bromo. Tapi dari Pantai Soge di Pacitan sampai Tranggalek akan memakan waktu yang sangattttt lama.
Paling tidak, kita merasa tidak ada habisnya. Mulai matahari terang sampai mau tenggelam. Itulah sisi selatan Jawa Timur. Sisi yang berliku-liku secara vertikal. Juga panas karena dekat pantai .
4. Alasan Kuat untuk Mengembalikan Tenaga
Setelah gowes ini, saya merasa tidak terlalu semangat untuk bersepeda pada Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis. Semoga ketika artikel ini tayang pada Jumat pagi, saya sudah menemukan keinginan untuk bersepeda kembali.
Kantuk dan capeknya masih terasa. Hutang tidur yang tidak mudah untuk ditiduri. Tapi ada satu yang membuat saya bahagia selama tiga hari itu. Saya seakan "bebas" memakan asupan apapun. Sebab tubuh saya "kekurangan" gizi.
Akhir kata, ini gowes yang terlalu jauh. Kalaupun ada yang mau mencoba tolong dipikir baik-baik. Serta pikirkan alasan-alasan yang bisa membuat Anda batal menjalankannya. Tetap putus asa dan jangan semangat, wkwkwkwk.
Bagi cyclist yang beragama Islam, saya ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa. (johnny ray)
Podcast Mainsepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 128
Foto: Chaidar (@chaidar26 )