Union Cycliste Internationale (UCI) tengah melakukan penyelidikan terkait kecelakaan besar yang terjadi di Tour of Flanders lalu, serta taktik “kotor” yang dilakukan Team DSM dengan melakukan pemblokiran jalan sepanjang balapan berlangsung.

Dilansir dari Sporza, UCI juga sedang mempertimbangkan memberikan sanksi atas tindakan indispliner yang dilakukan Filip Maciejuk (Bahrain Victorious).

Maciejuk terlihat keluar dari jalur ketika balapan tersisa 140 km menjelang finis. Mariejuk berusaha menghindari jalur berbatu. Ia menyalip cyclist lainya dan memilih melewati rerumputan, hingga genangan yang dipenuhi air dan kemudian berakhir kehilangan keseimbangan. Saat itu juga ia mulai kehilangan kendali.

Saat mencoba kembali ke peloton, Maciejuk menyentuh roda salah satu cyclist. Hal ini yang memicu efek domino yang mengakibatkan banyak cyclist terjatuh.

Korban tabrakan itu termasuk Tim Wellens dari UEA Emirates. Wellens terpaksa tidak bisa melanjutkan balapan karena patah tulang selangka. Ben Turner (Ineos Grenadiers) juga mengalami patah lengan dalam insiden itu. Pemenang etape di Dwaars doors Vlaanderen Peter Sagan (TotalEnergies) juga terpaksa meninggalkan balapan karena cedera yang dialaminya.

Wout van Aert (Jumbo-Visma) yang sebenarnya menjadi unggulan di balapan kali ini juga terjebak dalam kecelakaan massal tersebut. Meskipun pada akhirnya ia dapat kembali mengikuti balapan.

Setelah insiden tersebut ditinjau, Maciejuk langsung didiskualifikasi dari balapan. Kini UCI sedang mempertimbangkan sanksi lebih lanjut terhadap pembalap berusia 23 tahun tersebut.

“Manuver yang dilakukanya sama sekali tidak dapat dibenarkan dan membahayakan cyclist lainya. Ia segera menghadapi komisi disiplin dan kemungkinan akan mendapatkan sanksi lebih lanjut”, ujar koordinator UCI Peter Van den Abelle dilansir dari Sporza.

UCI juga mengkonfirmasi tengah melakukan penyelidikan mengenai strategi pemblokiran jalan yang dilakukan Team DSM di Tour of Flanders.

Kejadian ini terjadi ketika jarak tersisa 126 km menuju finis dan peloton sedang menuju ke arah Korteeker. John Degenkolb dari DSM dan empat rekan satu timnya berkumpul di depan peloton dan seakan memaksa balapan melambat hingga kecepatan sepeda hampir setara orang berjalan kaki, atau hanya 4km/jam.

Beberapa cyclist bahkan sampai terpaksa melepaskan cleat dan berjalan. Kemudian DSM mulai menambah kecepatan secara tiba-tiba dan hasilnya meninggalkan beberapa pembalap dibelakang yang sudah melambat.

Meskipun pada akhirnya trik “kotor” yang dilakukan DSM tidak terlalu berpengaruh pada hasil balapan, namun DSM menuai kritik netizen di media sosial. Bahkan runner up Tour of Flanders Mathieu Van der Poel juga ikut mengomentari trik yang dilakukan DSM dengan nada sarkastik.

Van der Poel berkomentar “Chapeau DSM” atau dalam bahasa Indonesia berarti angkat topi untuk DSM.(mainsepeda)

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Richie Porte Juara Overall, Stefan Kung Rebut Time Trial
Samba Kawal Ganjar Pranowo Sosialisasi Pandemi Covid-19 ke Masyarakat
Peter Sagan Akhirnya Kalahkan Fernando Gaviria
Ceepo Shadow-R: Lebih Cepat Pakai SideFork
Grupset Rotor 13-speed Ini Bisa Mengubah Dunia!
Ridley Noah Fast + Look 795 Blade RS: Perlawanan Sepeda Aero Eropa
Asian Games 2018: Tiara dan Khoiful Raih Emas dari Cabang Downhill
Finis Bunch Sprint, Ponnie dan Corry Berhasil Podium
Wiji dan Jasmine Kibarkan Merah Putih di Thailand