Kolom Sehat: Kalau Bosan       

| Penulis : 

Jumlah pesepeda yang masih bersepeda jumlahnya turun drastis. Beberapa waktu lalu saya masih optimistis kalau jumlahnya paling tidak separo dari ketika booming pandemi.

Ternyata sekarang jumlahnya terus turun. Beberapa survei menyatakan turunnya sampai 80 persen. Bisa saja lebih, kalau melihat sepinya jalan dari hilir mudik pesepeda. Ternyata tidak terlalu lama ya, baru dua tahun lalu seakan dunia ini dipaksa mengenal dunia sepeda.

Hobi lama mulai memanggil kembali. Pekerjaan dan kegiatan yang harus dilakoni sebagai bagian dari sruktur sosial juga harus menjadi prioritas utama. Tapi, ada lagi satu penyebab klasik yang paling susah disembuhkan, yaitu…bosan.

Ya, kalau sudah bosan harus diapakan lagi ya? Karena beberapa alasan lain bisa dijawab. Bisa dibantu. Tapi kalau bosan, itu dari dalam pribadi pelakunya. Tidak ada motivasi. Kalau orang menjalin hubungan itu katanya, sudah nggak ada setrumnya…PLN kali? Wkwkwkwkw.

Teman saya berusaha sepedaan lagi. Ketika melihat saya berputar dengan santai dia mendekati dan mengajak saya mengobrol. Lalu dia menanyakan bagaimana ya caranya supaya tidak bosan?

Hmm, saya jadi berpikir. Biasanya pertanyaan seperti ini sudah sering saya dengar tapi tidak berpengaruh.

Saya biasanya bisa menjawab dengan lancar tanpa tahu pasti jawabannya. Saya juga mulai berpikir, iya ya kalau saya bosan bagaimana ya. Sekarang masih horee karena ada beberapa teman masih rajin.

Tapi banyak juga yang sudah jarang sekali bersepeda, yang seru bisa diajak ejek-ejekan tanpa kebaperan.

Yang bisa saling bergurau tanpa menganggu privasi.

Yang biar dibohongi berapa kalipun tetap nggak kapok dan masih bisa makan bareng tanpa beban ketika selesai.

Iya ya, gimana kalau teman saya bosan,…hmm jadi kuatir juga. Kalau teman-teman saya bosan gimana ya. Sepedaan segitu jauh dengan siapa? Rute segitu berat siapa yang ada di belakang dan di depan? Mengkhawatirkan! Tapi nggak beralasan juga.

Kalau udah meloww gini ingat lagunya Lyodra “..kalau kamu bosan jangan menghilang, kalau kamu bosan kamu bisa bilang,….ku di sini takut kamu hilang…”

Akhirnya, setelah berpikir beberapa saat saya menjawab, “ikut’o event om”. Karena di event itu nanti membuatmu punya motivasi. Akhirnya bersepeda juga jadi punya target.

Itu jawaban saya setelah berpikir beberapa saat. Walau biasanya saya ikut event ya karena diajak saja. Meski event itu sudah pernah dan kita ulangi berkali-kali, tapi rasanya mengulangi event itu berguna untuk manjaga motivasi dan performa masing masing pesepeda.

Seperti event Bromo KOM. Saya sudah ke Bromo sejak 2011. Awalnya dengan MTB. Lalu sejak 2014 saya rutin pakai road bike. Berapa kali pun diulang ya tetap. Tetap berat. Tetap sering jalan sopan.

Tapi mungkin kalau bagi Anda Bromo KOM terasa masih belum nyetrum, coba event yang lebih “gila” dikit. Seperti mengarungi tiga pulau. Atau mengukur bentang Jawa.(Johnny Ray)

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Taiwan KOM 2024 Dihentikan Karena Badai
Kolom Sehat: Bucin
UCI Larang Penggunaan Warna Jersey Pimpinan Klasifikasi GrandTour
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Weight Weenie Build: Wdnsdy AJ62 "NAKED" ini hanya 5,6 kilogram!
Preview Taiwan KOM 2024: Diwarnai Pembalap Elite Dunia
Kolom Sehat: Taiwan KOM 2024
Kolom Sehat: Nasib Tour de France di Inggris