Format Modern untuk Jaga Tradisi dan Gengsi Colorado

| Penulis : 

Salah satu balapan terbesar di Amerika Serikat, Colorado Classic, berlangsung 16-19 Agustus ini di Kota Vail dan Denver. Lomba kelas UCI 2.HC -tertinggi di bawah WorldTour- itu meninggalkan format tradisional untuk menjaga tradisi dan gengsi road cycling di negara bagian Colorado.

Nama lombanya memang “Colorado Classic.” Tahun 2018 ini adalah edisi kedua. Tapi, event sepeda bergengsi sudah punya sejarah panjang di negara bagian berpegunungan ini. Sebelum ini, lomba terbesar di sana dikenal dengan nama “USA Pro Challenge,” yang berlangsung antara 2011-2015. Sebelumnya lagi, lomba di sana bernama “Coors Classic,” dinamai sponsor produsen bir raksasa yang berbasis di Colorado.

Tim Mainsepeda.com-Bagus Ramadhani, Azrul Ananda dan John Boemihardjo hadir di Colorado Classic 2018. Balap sepeda bergengsi yang punya sejarah panjang di negara bagian berpegunungan ini.

Untuk memudahkan pengenalan, orang-orang biasanya menyebut event-event itu dengan nama “Tour of Colorado.”

Kenapa sering ganti nama? Karena secara finansial event-event itu sangat sulit meraih keuntungan. Investornya datang dan pergi. Padahal, Colorado ini benar-benar surga sepeda di Amerika. Kawasan pegunungan Rocky Mountains menawarkan begitu banyak lokasi seru dan indah untuk dilalui dan dikunjungi.

Karena terletak di ketinggian, Colorado juga tempat banyak pembalap Amerika berasal. Sebut saja, Tejay van Garderen dan Taylor Phinney, yang sekarang berkiprah di WorldTour. Bahkan Lance Armstrong memilih tinggal di sini (di Kota Aspen).

Industri sepeda pun dahsyat di Colorado. Sejumlah merek ternama berasal dan berpusat di sini. Ada Moots, Erikssen, Alchemy, Stages Power Meter, dan lain-lain.

Lalu kenapa even road cycling susah bertahan lama? Alasan klasiknya: Infrastruktur jalanan di Amerika memang tidak seperti di Eropa, dibuat 100 persen untuk kebutuhan mobil. Jalur khusus sepeda memang luar biasa di Colorado, bahkan bisa antar kota ratusan km. Tapi terlalu sempit untuk dibuat balapan.

Biaya menutup jalan “normal” luar biasa besar. Kota-kotanya juga banyak yang tidak siap membayar mahal untuk menjadi tempat lomba singgah atau lewat.

Lomba “tradisional,” alias point-to-point race ala Tour de France, bukanlah format yang sustainable, susah berharap untung. Dan itulah mengapa USA Pro Challenge gagal bertahan, walau mampu mendatangkan tim-tim hebat seperti Team Sky.

Setelah vakum lomba bergengsi pada 2016, hadirlah “Colorado Classic” mulai 2017. Lomba empat etape yang meninggalkan format tradisional, menerapkan format modern yang lebih mengutamakan penonton.

Format modern ini lazim disebut “hub and spoke.” Artinya, lomba berpusat di satu lokasi, lalu lombanya pergi keliling mengitari pusat itu. Start dan finis di tempat yang sama. Bisa circuit race keliling kota, bisa road race menjauh dari kota lalu kembali ke kota.

Colorado Classic menggunakan format modern (hub and spoke) berpusat di satu lokasi, start dan finis di tempat yang sama. Lombanya circuit race keliling kota atau road race menjauh dari kota lalu kembali ke kota.

Penonton pun bisa menikmatinya lebih maksimal di satu tempat, yang diiringi oleh festival sepeda (plus musik).

Lomba-lombanya juga lebih pendek, sehingga lebih ramah untuk tayangan televisi.

Format ini telah berhasil diterapkan oleh Australia di arena WorldTour. Tour Down Under menggunakan format ini, lomba selalu berpusat di Adelaide dan etape-etapenya berlangsung di sekeliling kota.

Sekarang, Colorado mencobanya di Amerika.

Ken Gart, pimpinan RPM Events Group sebagai penyelenggara, menegaskan niatan untuk menciptakan lomba yang lebih menyenangkan masyarakat tersebut. “Kami harus punya konsep yang cocok untuk masyarakat, memunculkan energi dan kesenangan yang bisa memikat mereka yang bukan penggemar cycling,” ujarnya.

Persiapan race village di Vail dengan background gondola ski.

Tahun 2017 lalu, lomba memang mengunjungi beberapa kota, seperti Colorado Springs dan Breckenridge. Tapi pusatnya adalah di Denver, kota terbesar Colorado, yang dibarengi dengan Velorama, sebuah festival sepeda dan musik sepanjang akhir pekan.

Tahun ini, lebih ekstrem lagi. Hanya dua kota. Dua etape pertama, 16-17 Agustus, berlangsung di kota wisata Vail. Yang pertama circuit race, yang kedua time trial menanjak. Dua etape penutup di Denver, 18-19 Agustus, berbarengan dengan pesta Velorama, berupa road race dan circuit race.

Festival sepeda dan musik, Velorama sepanjang akhir pekan yang meriah cocok untuk memunculkan energi dan kesenangan yang bisa memikat masyarakat  yang bukan penggemar cycling.  

Dan tahun ini, lomba laki-laki dan perempuan sama-sama berlangsung empat etape. Konsep kesetaraan yang belum bisa diikuti oleh banyak event lain, apalagi di level ini.

Dari segi tim peserta masih sangat bergengsi. Di kategori laki-laki ada empat tim WorldTour, seperti EF Education First-Drapac, Trek-Segafredo, LottoNL-Jumbo, dan Mitchelton-Scott. Lalu tim-tim terbaik Amerika turun di sini.

Di kategori perempuan, tim-tim terbaik tentu tidak ingin melewatkan kesempatan yang lebih setara ini.

Termasuk di antaranya Point S Auto-Nokian Tyres (Point S-Nokian), tim profesional perempuan asal Oregon yang akan menggunakan sepeda brand Indonesia, Wdnsdy.

Beth Ann Orton (kiri) dan Melanie Wong pembalap Point S Auto-Nokian Tyres (Point S-Nokian) yang menggunakan sepeda Wdnsdy percaya diri akan meraih hasil baik di Colorado Classic.

Molly Cameron, manager Point S-Nokian, merasa yakin timnya bisa meraih hasil baik di Colorado, mengingat format lomba cocok untuk pasukannya. “Ya, lomba berlangsung di ketinggian. Tapi, selain etape TT menanjak, lombanya berupa circuit race dan criterium, tanpa finis di tanjakan, tanpa tanjakan panjang. Cocok untuk skuad ini. Semua pembalap kami bisa ikut barisan breakaway dan semua bisa melakukan sprint dengan baik,” tuturnya.

Pekan ini, Mainsepeda.com ikut hadir di Colorado untuk mengikuti lomba format modern ini. Dan Mainsepeda.com akan menceritakan segala hal yang terjadi secara komplet! (*)

Foto : Tim Mainsepeda.com, Brad Kaminski Velonews, Dylan. M. Howell, Casey. B. Gibson Velonews

 

Populer

Hujan Sepanjang Jalan, Puluhan Cyclist DNF
Kosong Sembilan CC, Pecinta Kecepatan Dalkot Jakarta Tiap Selasa
Kolom Sehat: Akhir Tahun 2024
Investor Kakap dari Tiongkok, Akankah Bawa XDS Astana Keluar dari Degradasi?
Campagnolo Kembali ke Balapan WorldTour 2025
Kediri Dholo KOM 2024: Kisah di Balik Simpang Lima Gumul
Journey to TGX 2024, Penuh Cerita Tak Terlupakan
Ijen KOM 2024: Inilah Kuliner Hidden Gem Banyuwangi, Wajib Cicip!
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Ibu Bhayangkari yang Mencintai Pegoretti