Colorado merupakan salah satu negara bagian utama cycling di Amerika. Dalam sejarahnya, selalu ada lomba besar di sana. Dulu ada Coors Classic, dinamai merek bir kondang yang diproduksi di kota Golden, dekat Denver. Kemudian jadi USA Pro Challenge, yang sempat mendatangkan tim-tim terkuat seperti Team Sky.
Sejak 2017, lomba terbesar di sana bernama Colorado Classic. Edisi 2018 ini berlangsung empat etape, 16-19 Agustus, dan menampilkan balapan laki-laki maupun perempuan.
John Boemihardjo di garis start Etape 1 Colorado Classic di Vail Village.
Tahun 2018 ini, dua etape diselenggarakan di Vail, dua lagi di Denver. Kami tiba di Vail pada Rabu petang, 15 Agustus, sehari sebelum lomba dimulai.
Pada 16 Agustus itu, kami tidak akan gowes banyak. Tujuan utama bertemu dengan Point S Auto-Nokian Tyres, tim profesional perempuan yang mengendarai sepeda Wdnsdy Indonesia.
Rute lomba melewati pusat perbelanjaan dengan jalanan berbatu di Vail Village.
Lomba hari pertama diselenggarakan berbentuk circuit race, mengelilingi Vail Village, pusat kota resort itu. Setiap putarannya sekitar 14 km, melewati jalanan berbatu di tengah pusat perbelanjaan, jalan aspal lebar utama, juga jalanan gravel menanjak di atas kota.
Vail memiliki jalan gravel sebagai bumbu sirkuit balapan.
Lokasi startnya spektakuler. Berlatar belakang gondola ski dan pegunungan. Di sekitarnya kawasan pameran sepeda, sehingga penonton bisa belanja sambil menonton balapan.
Habis gowes enjoy suasana kawasan pameran lomba, main permainan tradisional Amerika, Corn Hole.
Benar-benar menjual kota wisata ini.
Vail berada di ketinggian 2.445 meter. Jadi, ketinggiannya tetap cukup menantang untuk sebuah circuit race, di mana pembalap harus terus tancap gas sejak start hingga finis.
Hari itu, kami tidak akan mengelilingi sirkuit. Kami hanya berniat gowes pendek, menjajal rute Etape 2, yaitu time trial ke arah Vail Pass.
Rute TT ini sangatlah legendaris di dunia cycling. Rute 16 km dari pusat Vail Village ini punya tradisi panjang, digunakan saat era Coors Classic maupun USA Pro Challenge.
Bersama Toms Skujins, bintang Trek-Segafredo pemakai polkadot jersey Tour de France 2018, usai Etape 1 Colorado Classic di Vail Village.
Di antara bintang yang pernah jadi juara di Vail Pass? Ada Bernard Hinault asal Prancis, juara Tour de France lima kali. Juara terakhirnya adalah Tejay van Garderen pada 2014.
Rutenya sebenarnya tidak tuntas sampai puncak Vail Pass. Melainkan berhenti di tengah-tengah. Ini mengajak pembalap untuk tancap gas nonstop sejak start hingga finis.
Karena menanjak, tidak semua pembalap memakai sepeda time trial. Sepeda TT memang lebih cepat, tapi mungkin terlalu berat untuk menanjak. Di Colorado Classic, perempuan boleh memilih sepeda jenis TT atau road. Sementara laki-laki wajib pakai road bike.
Tidak lama setelah lomba perempuan berakhir, kami memutuskan naik ke Vail Pass. Tentu tidak bisa full rute, karena jalanan banyak ditutup untuk balapan laki-laki.
Tidak apa-apa, yang penting tanjakannya dapat penuh.
Papan penunjuk arah menuju Vail Pass, jalurnya khusus hanya untuk sepeda.
Ternyata, Vail Pass TT climb adalah tanjakan yang menuntut kita untuk tahan tancap gas. Bagian bawahnya agak curam, banyak 7-9 persen dan ada yang 12 persen. Tapi kemudian melandai dan konstan di kisaran 4-6 persen.
Kalau punya power dan leg speed, ini tanjakan yang menyenangkan. Kalau tidak betah, ini tanjakan yang menyakitkan.
Tulisan-tulisan lama pendukung pembalap masih banyak tersisa di rute Vail Pass, seperti untuk Jens Voigt pembalap legendaris Trek.
Sampai di garis finis TT, kami berhenti dan foto bersama (wajib!). Kalau mau dilanjutkan, ada belokan ke kanan yang bakal lanjut beberapa km lagi. Bahkan, kalau mau dilanjutkan, jalan itu akan mengantarkan kita ke lokasi lain, termasuk ke kota di ketinggian lebih dari 3.000 meter: Breckenridge.
Azrul Ananda, Bagus Ramadhani, dan John Boemihardjo di Vail Village.
Oh ya, bagian akhir lintasan TT Vail Pass ini, plus jalan lanjutannya sampai Breckenridge, semua adalah jalan khusus sepeda.
Ya, jalan khusus sepeda. Colorado sangat kondang dengan ini. Ada jalan khusus sepeda yang menghubungkan kota satu dengan yang lain. Sama sekali tidak ada kendaraan bermotor, banyak yang relatif lebar, dilengkapi dengan rambu-rambu khusus sepeda. Juga ada rest area yang memang untuk sepeda.
Negara bagian Colorado ini memang ramah sepeda!
Rute Vail Pass yang khusus untuk sepeda. Kendaraan Bermotor tak boleh lewat.
Tidak lama di kawasan finis TT, kami turun kembali ke Vail Village. Turunnya tancap gas, melaju hingga 70 km/jam. Balas dendam siksaan di tanjakan!
Total, hari itu kami hanya bersepeda 45 km, walau menanjaknya lebih dari 600 meter.
Kami menonton dulu finis lomba laki-laki, baru balik ke hotel. Malamnya kami ada meeting dan makan malam dengan Point S-Nokian, jadi harus segera siap-siap.
Bagus Ramadhani di kawasan finis Etape 1 Colorado Classic di Vail Village.
Anggap saja ini hari recovery, walau recovery-nya tetap menanjak… (bersambung)