Perjalanan Dzaki Wardana di Trans Am Bike Race (TABR) setelah lepas dari Colorado memang tidak lagi menemui tanjakan-tanjakan terjal. Tapi, tantangannya bukan berarti tidak lagi berat. Kini ia harus sering melawan angin kencang. Bahkan badai.
Dzaki melanjutkan perjalanannya di hari ke-12, Jumat 16 Juni 2023 waktu setempat. Ia menargetkan gowes sejauh 200 km. Lalu finis di Eureka, Kansas. Setelah itu ia memilih tidur lebih awal dan bangun lebih pagi untuk ngepush agar bisa sampai Pittsburg, Kansas di perjalanannya hari ke-13.
Jika nanti Dzaki berhasil lewat Pittsburg, perjalanannya berarti tersisa 2.290 km. Setara kurang dari sepertiga rute total TABR. Sebagaimana diketahui, total rute TABR adalah 6.720 km.
Jika Dzaki menargetkan sehari bisa gowes 250-300 km, itu berarti perjalanannya membelah Amerika bisa ditempuh 8-11 hari. Jadi, jika semuanya lancar, cyclist asal Tangerang itu bisa menaklukkan TABR dalam kurun waktu 20-24 hari. Sesuai dengan targetnya finis di bawah 30 hari.
Sejauh ini kendala Dzaki belum bisa mencapai kecepatan maksimal karena pilihan bannya. Dzaki menggunakan ban continental yang lebih condong ke endurance. Sehingga tidak bisa menambah kecepatan. “Di rute seperti ini perbedaan kecepatan 1 km saja akan sangat berpengaruh. Jika 10 jam, maka sama saja bisa mengcover 10 km,” katanya.
Yang membanggakan, di perjalanannya di hari ke-12, Dzaki sudah berhasil naik peringkat di klasemen posisi pembalap. Jika sebelumnya ia berada di posisi ketujuh, kini ia naik ke posisi enam. Bisa saja ia menyodok ke posisi empat. Sebab jarak tiga pembalap (posisi 4,5, dan 6) memang tak terlalu jauh.
“Kemarin sempat kejebak hujan dan angin kencang, akhirnya hanya bisa kecepatan 15-16 km per jam,” ujarnya. “Kali ini tantang beratnya soal cuaca. Dihajar badai angin, dingin, hujan, eh tiba-tiba berubah panas. Gak main-main,” imbuhnya.
Perjalanan Dzaki di hari ke-11 sempat ditutup dengan kejadian yang menggelikan. Yakni ketika ia mendapatkan penginapan unik, Hendrick Inn di Kota Nickerson, Kansas. Di hotel itu untuk menemukan kamarnya, tamu diajak bermain teka-teki.
“Harus memecahkan puzzle terlebih dahulu. Tapi hotelnya worth it, bagus dan lucu,” ungkapnya. Ia sempat mengalami kendala pembayaran hotel namun akhirnya bisa dibantu oleh Nora Li, salah satu WNI yang selama ini turut membantu kelancaran perjalanan Dzaki.(mainsepeda)