Bagi yang belum pernah gowes di sisi utara Bali, mungkin menjalani etape 2 Three Islands Journey 2023 dengan sedikit meremehkan: "Halah cuma 200 km". Sebab, sebelumnya di etape 1, peserta diajak bersepeda yang lebih jauh lagi, 282 km.
Tapi ternyata rute etape 2 tak semudah yang dibayangkan. Di awal-awal, peserta memang banyak diajak gowes di rute datar dengan rolling tipis-tipis. Menikmati pemandangan sawah, pegunungan, dan tentu pantai.
Apalagi, panitia memilihkan lokasi check point (CP) 4 di tempat yang asyik. Sebuah warung makan yang berada di pinggir pantai.
Peserta pun tak menyia-nyiakan keasyikan rute tersebut. Sebelum memasuki CP 4, banyak peserta yang beberapa kali sengaja berhenti untuk mengabadikan pemandangan. Salah satunya adalah Edy Prayitno. Cyclist asal Ponorogo tersebut beberapa kali berhenti untuk mengambil foto.
Tak hanya itu, Edy juga sempat kulineran. Meskipun bukan kuliner khas Bali yang ia buru, Edy mengaku feel-nya berbeda ketika sarapan pagi hari di tengah event ultra cycling yang digelar di Pulau Dewata.
“Tadi sempat foto-foto. Tapi nggak hafal tempatnya. Bagus sekali. Ini kedua kalinya saya gowes di Bali. Dulu pernah gowes ke sini, tapi nggak lewat Singaraja. Kalau ke Bali itu kuncinya adalah cari makanan khas Jawa. Tadi saya mampir warungnya orang Jember, kenalan juga. Dia udah 35 tahun di Bali. Mereka jual nasi pecel yang khas Ponorogo,” kata Edy.
Hal serupa juga dilakukan oleh Hermansyah Handoko (Herman KGB) dan Vinny Junita Heru. Pasangan suami-istri itu menyebut bahwa gowes dari Bumi Perkemahan menuju CP 4 begitu seru. Sayangnya, Hermansyah dan Vinny tidak sempat mengabadikan momen di tengah jalan. “Mau foto-foto di sini (CP4) aja nanti,” kata Vinny.
Hermansyah dan Vinny menjadi bagian rombongan akhir yang nyebrang dari Banyuwangi menuju Bali pada Jumat, 16 Juni 2023. Efeknya mereka berdua pun kurang istirahat. Tapi, keduanya tetap mampu menyamai kecepatan para cyclist lain yang datang lebih awal.
“Cuacanya bagus hari ini. Jalannya bagus. Beda banget sama kemarin. Kemarin sampai Baluran itu sudah gelap, tak bisa menikmati pemandangan,” ungkap Herman.
Herman dan Vinny bukannya lambat. Tapi mereka sempat mengalami kendala di awal start. Pasutri ini sempat berjalan beberapa kilometer dari titik start. Namun mereka kemudian kembali ke titik start karena membutuhkan mekanik untuk mengatasi masalah di sepeda istrinya.
Jika Hermansyah dan Vinny tak sempat mengabadikan momen di sepanjang perjalanan dan lebih memilih untuk foto-foto di CP4, berbeda dengan Muchamad Syaiful Zuhri. Cyclist asal Malang itu tak hanya berkesempatan foto-foto sepanjang perjalanan. Melainkan sempat kulineran.
“Tadi saya sempat foto sebentar di Pantai Small Volcano Rock Beach. Sempat makan nasi campur juga tadi. Karena sebagai cyclist yang baik kita harus sarapan juga,” kata Syaiful.
Di awal etape kedua hingga CP 4 memang rutenya masih menyenangkan, tapi setelah itu berbeda lagi. Peserta banyak diajak nanjak di jalur Singaraja menuju Pelabuhan Padang Bai. Tanjakan-tanjakan yang menguras tenaga para peserta ada sejak km 150. Lalu km 157 hingga km 166 juga nanjak dan panjang.
Bukan sekadar nanjak, tapi cuaca selepas CP 4 memang makin terik. Tak hanya itu, di beberapa tanjakan peserta juga dihadapkan pada kendaraan-kendaraan jumbo yang juga kesulitan nanjak.
Setelah menaklukkan siksaan di etape 2, peserta kemudian diajak menyeberang ke Pulau Lombok bersama-sama. Ada dua kloter pemberangkatan peserta ke Lombok.
Di atas kapal, tak semua peserta langsung istirahat. Banyak yang memanfaatkan waktu penyeberangan sekitar 4 jam untuk saling berbagi cerita keseruan selama berpetualang di TIJ 2023. Bahkan ada yang sempat pesta durian.
Sesampai di Lombok, para peserta akan kembali diajak gowes. Start Minggu pagi, 18 Juni 2023. Rutenya sejauh 84 km. Start dari hotel yang menjadi penginapan peserta, Raja Hotel Kuta Mandalika. Rute gowes di sana sudah disiapkan oleh komunitas Rinjani CC. Etape ketiga itu berakhir dengan gowes di dalam Sirkuit Mandalika itu. Sepuasnya.(mainsepeda)