Perjalanan Dzaki Wardana di Trans AM Bike Race (TABR) sepertinya tinggal menghitung hari menuju finis di Yorktown, Virginia. Di Hari ke-16, Dzaki sudah menyelesaikan 3.328,9 mil atau 5.357,41 km. Ia tinggal menuntaskan 1.363 km lagi menuju garis finis.
Di perjalanannya hari ke-17, Dzaki berniat gowes sejauh 210 km. Jika ia berhasil menuntaskan 210 km di hari ke-17, itu artinya perjalanan Dzaki tersisa 1.100 km. Hampir sama dengan jarak East Java Journey 2023 kategori Full Journey.
Event ultra cycling dari Mainsepeda itu mengelilingi Jawa Timur dengan berjarak 1.200 km. Saat itu Dzaki berhasil menuntaskan tantangan itu dalam waktu empat hari. Harusnya ia bisa menyelesaikan tantangan itu dalam tiga hari. Tapi ada masalah dengan punggungnya.
"Saya ingin lihat dulu segmen di depan seperti apa. Sebab sampai finis nanti elevation gain-nya 10 persen dibanding jaraknya. Jadi misal saya menempuh 210 km, ya EG-nya mencapai 2.100 plus," terang Dzaki. Jika bisa mengatasinya, Dzaki berniat gowes sejauh 340-360 km.
Sebelumnya di hari ke-16, Dzaki memulai gowes dengan kondisi kelelahan. Kurang tidur. Malam sebelumnya ia tidak menemukan motel dan akhirnya harus menginap di kantor komunitas keagamaan di Sebree, Kentucky. Dzaki hanya tidur selama empat jam, kemudian ia memutuskan melanjutkan perjalanannya pada pukul 7 pagi waktu setempat.
“Ngantuk banget rasanya, hari ini jadinya saya gowes santai atau recovery ride karena kemarin tidur kurang,” cerita Dzaki.
Dzaki memang mempunyai rencana di perjalanannya. Ia mengatur gowes hariannya menjadi dua tipe. Pertama adalah push. Kedua recovery. Artinya setelah dia habis-habisan di hari sebelumnya, ia akan gowes lebih santai di hari berikutnya.
Prial asal Tangerang ini rasanya sudah menikmati berbagai macam jenis cobaan di TABR. Mulai dihantam badai, angin kencang, cuaca dingin, hingga terik panas matahari.
Dzaki juga sempat mengalami demam, flu, lelah mental di perjalanannya. Di hari ke-16 ia juga sempat mengalami masalah di penglihatannya pada malam hari. Kacamata yang ia pakai rusak dan berembun saat terkena suhu malam hari. Hal ini cukup menganggu Dzaki saat gowes malam hari.
“Kacamata saya rusak, jadi ketika malam rasanya penglihatan saya sangat terganggu. Rencananya balik ke Indonesia nanti saya akan operasi mata supaya ke depannya masalah seperti ini tidak ada lagi,” tambah Dzaki.
Di hari ke-16 itu Dzaki berhasil menempuh jarak sejauh 205 km dengan elevasi 2.000 meter. Ia memutuskan mengurangi porsi gowesnya di hari ke-16 karena kondisi badannya yang kurang fit akibat kurangnya istirahat di hari sebelumnya. Dzaki menginap di Lincoln Lodge, Kentucky, daerah kelahiran Abraham Lincoln, salah satu Presiden Amerika Serikat yang cukup terkenal.
“Sebenarnya saya hanya berjarak beberapa kilometer dari cyclist di depan. Tapi saya rasa lebih baik beristirahat dan memulihkan energi supaya besok bisa fit. Sebab yang paling penting di balapan ini adalah endurance,” katanya
Dzaki Wardana menjadi orang Indonesia pertama yang ikut TABR. Event itu rutin digelar sejak 2014. Rutenya sepanjang 6.720 km dengan elevasi total mencapai 53.000 meter. TABR start di Astoria, Oregon, 4 Juni 2023 lalu. Finisnya di Yorktown, Virginia.
Dzaki mencoba menaklukkan event bergengsi itu dengan menaiki sepeda brand Indonesia, Wdnsdy Journey KS. Sejak awal ia menargetkan bisa finis sebelum 30 hari. Rasanya ia bisa finis 20 harian.(mainsepeda)