Dzaki Wardana kaget begitu sampai di garis finis Trans Am Bike Race (TABR) atau Trans America di Yorktown Virginia. Ia tak menyangka di tengah malam gelap banyak orang menyambutnya. Semuanya orang-orang Indonesia.
"Kaget banget, beneran gak nyangka. Peserta dari negara lain mungkin tak ada yang didampingi orang-orang dari negaranya seperti saya," kata cyclist kelahiran Jakarta ini.
Memang dukungan warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat (AS) begitu luar biasa untuk Dzaki. Begitu tahu Dzaki sudah dekat titik finis, mereka saling berkabar. Merapat ke sekitar titik finis.
Salah satunya Haris Koentjoro yang sempat menunggu Dzaki di kota Richmond, Virginia. Ia ke sana untuk memastikan kondisi Dzaki baik-baik saja. Setelah itu, Haris pindah ke titik finis bergabung dengan WNI lain yang sudah berdatangan ke Yorktown, Virginia.
"Alhamdulillah, selamat datang Mas Dzaki, luar biasa," ucap Ratna Cary, salah satu peserta yang datang bersama staf KBRI Washington DC. Ratna datang dari Washington DC yang berjarak 266 km dari Yorktown.
Begitu sampai, Dzaki langsung disambut masakan nasi rames yang khusus dibuat oleh istri Gatut Achmadi, WNI yang tinggal di Virginia utara. "Bangga banget sebagai orang Indonesia di Amerika bisa ikut menjemput Mas Dzaki di finis. Dia orang hebat. Apalagi didukung equipment-nya brand-brand hebat buatan Indonesia," kata Gatut.
Baca Juga: WNI Antusias Sambut Dzaki di Finis TABR, Ada yang Bawakan Nasi Rames Spesial
Sepanjang perjalanan menaklukkan tantangan TABR, Dzaki memang membawa misi kampanye brand-brand Indonesia. Mulai dari brand suplemen (Antangin, Herbamojo, Strive), jersey (SUB Jersey) sampai sepeda yang ia pakai merupakan brand Indonesia: Wdnsdy Journey KS.
Tak sedikit WNI yang hadir di titik finis turut meneteskan air mata ketika Dzaki menangis. "Terharu saya melihat Mas Dzaki nangis. Saya jadi ikut nangis," kata Haris Koentjoro.
Sesampai di titik finis, Dzaki kemudian dibawa ke Washington. Di sana, Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani sudah menyambut. Dzaki diajak sarapan pagi bersama. Tentu ini momen istimewa. Bukan sekadar breakfast bareng dubes, namun juga tentu dari sisi makanan yang disantap Dzaki.
Dzaki Wardana diajak gowes santai oleh Dubes RI untuk AS, Rosan Roeslani.
Selama perjalanan menuntaskan TABR, Dzaki memang seringkali makan-makanan cepat saji untuk menghemat waktunya. Ia seringkali hanya mengisi “pondasi” -istilah makan di kalangan cyclist- di minimarket yang ada di SPBU. Beruntung perjalanan Dzaki selama di TABR banyak disupport suplemen-suplemen berkualitas produk Indonesia. Ada Herbamojo, Strive, dan Antangin.
Dzaki yang awalnya sempat dijadwalkan menginap di rumah Ratna hingga balik ke Indonesia, bahkan disediakan tempat menginap oleh KBRI.
Dukungan yang sama juga didapat Dzaki saat ia baru sampai Amerika Serikat. Saat mendarat di Seattle, sejumlah WNI langsung menjemput Dzaki di bandara. Ada Vivi Cooper, Nanik Trikey, dan Budi Prasetya. Ada pula Nora di Boston yang mengatur pengiriman barang-barang dan akomodasi lainnya.
Saat di Seattle, Dzaki juga diberi tumpangan tempat tinggal. Dicarikan tempat untuk recovery setelah perjalanan panjang dari Indonesia. Juga ditemani mencari kebutuhan tambahan untuk perjalanannya di TABR.
"Congratulations Dzaki, akhirnya terukir sejarah baru buat persepedaan Indonesia," Nanik Trikey begitu mengetahui Dzaki sudah sampai finis. "Mas Dzaki Selamat, so proud of you membawa nama Indonesia. Top 5 luar biasa," imbuh Miranti Yulvita.
Dzaki Wardana tak menyangka bisa finis TABR lebih cepat. Ia memprediksi perjalanannya tuntas mendekati 30 hari. Tapi ternyata hanya butuh 20 hari untuk menuntaskan perjalanan sejauh 6.720 km.
Dzaki menuntaskan tantangan TABR selama 20 hari, 18 jam, dan 15 menit. Sehari rata-rata Dzaki gowes sejauh 323 km, dengan kecepatan rata-rata 23,1 km per jam dan elevation gain 30.471 meter. Yang membanggakan, ia berhasil finis di posisi kelima dari total 46 peserta.
Dengan adanya banyak waktu di Amerika Serikat, Dzaki kemungkinan akan jalan-jalan dulu. Termasuk ia sudah menyiapkan agenda gowes bareng komunitas sepeda setempat yang berisikan para warga negara Indonesia (WNI).
Salah satu komunitas sepeda yang ingin mengajak Dzaki gowes di Amerika Serikat antara lain ada GoReng (Gowes baReng). Komunitas ini ada di beberapa wilayah di Amerika. Termasuk ada untuk wilayah Washington DC, Maryland, dan Virginia. Atau DMV. Ada juga komunitas bernama SPG (Sing Penting Gowes).
Azrul Ananda dalam podcastnya bersama Dzaki sempat mengusulkan agar juara Bentang Jawa itu nyantai dulu. “Nikmati dulu lah sebagai turis, jangan sebagai cyclist saja,” canda Azrul Ananda.
Azrul, yang punya pengalaman studi cukup lama di Amerika Serikat, mengusulkan beberapa tempat yang menarik didatangi Dzaki. Salah satu usulan itu adalah Air & Space Museum yang menjadi lokasi syuting film Night At The Museum.(mainsepeda)
Ikuti cerita lengkap Dzaki Wardana selama di TABR di Podcast Mainsepeda
Foto-Foto: KBRI Washington DC dan Ratna Cary