Dzaki bertemu dengan sejumlah cyclist warga Indonesia yang ada di Washington DC dan sekitarnya.
Setelah tuntaskan Trans Am Bike Race (TABR) Dzaki Wardana mempunyai beberapa agenda di Amerika Serikat. Lagi-lagi ia ingin gowes. Mulai gowes dengan komunitas sepeda orang-orang Indonesia, sampai ingin gowes menuju Boston. Ia ingin sekali mencicipi rute Boston Maraton, tapi dengan bersepeda.
Agenda bertemu komunitas sepeda di Washington DC dimulai Senin 26 Juni 2023 waktu setempat. Ada dua komunitas yang mengajak Dzaki gowes. Ada GoReng (Gowes Bareng) dan SPG (Sing Penting Gowes). Namun rencana itu tertunda karena di perkiraan cuaca setempat akan terjadi badai.
“Akhirnya kami meet up saja, ngopi bareng di Dua Coffee di Washington DC,” ujar Dzaki.
Saat ini Dzaki memang masih di Washington DC. Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslani memintanya untuk menginap di Wisma Indonesia. Dzaki memang disambut hangat oleh Rosan dan para staf KBRI. Bahkan sejak di titik finis di Yorktown, Virginia sudah ada perwakilan KBRI yang turut menyambut Dzaki bersama puluhan warga Indonesia lainnya. Padahal Rosan sebelumnya ada jadwal yang padat. Termasuk ia harus ada keperluan dinas ke Chicago.
Dubes RI untuk AS Rosan Roeslani saat menjamu Dzaki untuk sarapan, beberapa jam setelah finis TABR.
Seakan tidak kenal kata lelah dan tidak bisa dipisahkan dari sepeda, Dzaki masih akan gowes jarak jauh lagi. Kali ini dia berencana gowes menuju Boston. Sekadar diketahui, jarak Washington DC ke Boston sekitar 798 km. Boston merupakan kota di mana Dzaki akan bertolak kembali ke tanah air. Di sana sudah ada WNI bernama Nora yang siap membantu kepulangannya.
“Rencananya sayagowes menuju Boston karena kan penerbangan menuju Indonesia nanti dari sana,” ungkap cyclist kelahiran Jakarta itu. Di Boston nanti, Dzaki punya rencana mencoba rute Boston Maraton. “Mumpung di Amerika, saya penasaran dan pengen coba rute Boston Marathon,” ungkapnya.
Karena bisa menyelesaikan Trans Am Bike Race jauh lebih cepat dari perkiraan, Dzaki memang punya waktu lebih panjang di Amerika. Ia baru berencana kembali ke tanah air sekitar tanggal 5 Juli 2023.
Menariknya, Dzaki seakan lebih tertarik menjalajahi Amerika dengan bersepeda, ketimbang menjadi turis sejenak dan mengunjungi beberapa tempat wisata. “Saya lebih tertarik buat gowes. Malah belum tahu nih apakah ada waktu untuk liburan ke tempat-tempat wisata, termasuk yang disarankan Mas Azrul (Azrul Ananda) itu," kelakarnya. Ia tertantang gowes karena merasa kebugarannya sudah kembali.
Sepeda Dzaki, Wdnsdy Journey KS saat dibawa ke Dua Coffee milik orang Indonesia di Washington DC. Saat itu ia berencana gowes bareng dengan komunitas warga Indonesia, sayang cuaca kurang baik.
Dzaki masih belum bisa move on dari TABR. Perjalanannya di TABR begitu mengesankan dalam hidupnya. Ia mengaku sepanjang perjalanan berkali-kali ingin menyerah. Cuaca ekstrem di Amerika menjadi tantangan yang paling ia benci sepanjang perjalanan.
Minggu ketiga di TABR menjadi tantangan terberat baginya. Kemudian tiga segmen terakhir dari Kentucky menuju Virginia menjelang finis dirasa Dzaki juga paling bikin hancur.
Tiga segmen menjelang finis dalam kondisi kelelahan, Dzaki terus dihajar elevasi di atas 2.000 serta gradien hingga 20 persen. Namun ketika ingin menyerah, Dzaki kembali mengingat bahwa ia membawa misi mengharumkan nama Indonesia. Membuat bangga jutaan warga Indonesia. Sekaligus mewujudkan harapan orang-orang yang ingin ada orang Indonesia di sejarah TABR.
“Saya kan punya trauma sama hujan, karena dulu pernah jatuh ketika hujan. Jadi rasanya setiap hujan kepengen nangis ketika merasakan siksaan sepanjang rute," ungkapnya. Kata Dzaki, bagi orang yang suka bersepeda, mungkin minggu pertama dan kedua di TABR rasanya masih menyenangkan. Tapi ketika memasuki minggu ketiga, di situlah mereka diuji.
"Termasuk saya, mulai mempertanyakan apakah masih suka dengan olahraga sepeda atau tidak,” ujarnya. Tapi semuanya itu terbayar lunas ketika finis. Apalagi apresiasi luar dari masyarakat Indonesia bisa ia rasakan begitu berhasil finis.(mainsepeda)
Ikuti cerita lengkap Dzaki Wardana selama di TABR di Podcast Mainsepeda