Salah satu persaingan di kelompok umur Trilogi Jatim 2023 yang cukup seru ada di kategori Men Age Category 25-29. Di sana ada Wili Setiawan (Rebo Kahiji Majalaya) dan Maulana Fahrizal Kurniawan (Cynthia Box Cycling Kudus) yang bakal sama-sama bersaing di EJ Sport Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2023.
Wili dan Maulana sama-sama mengikuti rangkaian Trilogi Jatim 2023. Di Antangin Bromo KOM Challenge 2023 lalu, Wili lebih unggul dari Rizal.
Wili meraih posisi kedua dengan catatan waktu 1 jam 32 menit 10 detik. Sedangkan Rizal di posisi keempat dengan 1 jam 37 menit 30 detik.
Bagi Wili Setiawan, ini merupakan kali pertama ia mengikuti event KOM. Pria kelahiran Bandung itu baru mulai bersepeda ketika pandemi menyerang, atau biasa disebut cyclist pandemi.
“Saya tertarik ikut event KOM karena banyak teman dari komunitas yang ikut. Di media sosial event-event mainsepeda kan juga ramai. Akhirnya saya tertarik untuk ikut,” ujar Wili.
Ketika awal mencoba olahraga sepeda, Wili menggunakan mountain bike (MTB), kemudian ia baru beralih ke road bike sekitar 1,5 tahun terakhir.
Pria berusia 28 tahun ini setiap minggunya rutin mengikuti agenda gowes komunitas Rebo Kahiji Majalaya. Komunitas asal Bandung itu punya agenda gowes bertajuk Rebo Kahiji yaitu gowes 16 km dan Salasa Kahiji, agenda gowes 150 km.
Meski baru pertama ikut event KOM, Wili sukses meraih podium di Antangin Bromo KOM Challenge 2023.
Wili di Bromo KOM 2023 ketika menuju finis
Sebelum ikut di event Bromo KOM, Wili sempat terkendala izin keluarga. Wili yang sehari-hari bekerja menjaga toko keluarganya, seringkali harus curi-curi waktu untuk latihan demi melakukan persiapn untuk event KOM pertamanya.
“Saya sering dimarahi keluarga karena beberapa kali telat menjaga toko. Tapi setelah tahu hasil di Bromo kemarin, sekarang sudah disupport sama keluarga” ujar pria berusia 28 tahun itu, lantas tertawa.
Bagi seorang debutan KOM, Wili bisa dibilang sukses di Bromo kemarin. Sebab sebelum Bromo, ia tidak hanya latihan tapi juga melakukan riset di Strava para juara tahun lalu. Inilah rahasia Wili akhirnya bisa podium di debut pertamanya.
“Ternyata Bromo nggak seberat itu, karena sebelumnya kata orang-orang elevasinya lumayan, tapi ternyata waktu di Bromo kemarin aman,” jelas Wili.
Untuk di Ijen nanti, Wili sudah mulai melakukan persiapan. Selain mengikuti latihan rutin komunitas, ia juga berlatih sendiri dengan gowes tiga puluh menit setiap pagi dan sore di rute tanjakan.
“Harapan saya semoga di Ijen nanti saya dalam kondisi fit, sepeda aman, dan diberi kemudahan dan kelancaran. Target saya di Ijen nanti adalah juara,” tutup Wili.
Wili di Finis Bromo KOM 2023
Berbeda dengan Wili yang baru mulai olahraga sepeda ketika pandemi. Rizal sudah memulai olahraga sepeda semenjak kelas 6 SD. Bahkan Rizal ikut kelas khusus olahraaga ketika SMA. Rizal juga sudah menggunakan road bike semenjak 2013 atau kelas satu SMA.
“Dulu waktu SMA biasanya pagi sepedaan dulu baru kelas pelajaran, jadi saya sering dapat dispensasi waktu sekolah,” ujar Rizal.
Semenjak SMA, Rizal rutin gowes 50 kilometer setiap harinya dan long ride setiap weekend.
Pria kelahiran Kudus ini sebelumnya sudah sering ikut di berbagai event sepeda. Baik yang ada di Jawa Tengah hingga Jelajah Cycling Series di Padang, dan berbagai event lainnya.
Tapi tahun ini merupakan kali pertama Rizal ikut di event Trilogi Jatim. “Antusias banget ikut Trilogi Jatim, ibaratnya kurang afdol kalo nggak ikut eventnya Mainsepeda. Apalagi Bromo KOM kemarin kan sudah hampir 10 tahun berjalan, jadi wajib ikut,” ujar Rizal.
Finis di posisi keempat Bromo KOM lalu, Rizal merasa kurang persiapan. Sebab target awalnya adalah podium tiga besar. Ia marasa tidak puas dengan hasil yang diraihnya, dan berharap di Ijen nanti bisa meraih podium.
“Saya merasa kurang persiapan karena terbentur jam kerja dan puasa, di Bromo kemarin juga sangat kompetitif persaingannya,” tambah pria yang kini menginjak usia 25 tahun itu.
Rizal di tanjakan terakhir di Bromo KOM 2023
Untuk persiapan di Ijen nanti, Rizal latihan gowes 50-70 km setiap pagi. Di Weekend ia juga rutin gowes 100-200 km di rute tanjakan Gunung Muria yang memiliki ketinggian 1.200 mdpl.
“Target saya mengincar tambahan poin di klasemen Trilogi Jatim dan bisa meraih podium. Semoga bisa finis selamat dan bisa melengkapi medali Trilogi Jatim,” tutup Rizal.
Saat ini Wili mengoleksi 15 poin karena finis di posisi kedua Bromo KOM. Sedangkan Rizal mengoleksi 10 poin di posisi keempat klasemen sementara Trilogi Jatim.
Keduanya berpotensi mendapatkan lagi tambahan 20 poin jika turun di tiga event Trilogi Jatim. Sebagaimana diketahui, Mainsepeda menerapkan aturan baru tahun ini. Aturan itu bertujuan mengapresiasi konsistensi peserta dalam berkompetisi di Trilogi Jatim.
Dalam aturan baru itu, cyclist yang turun di semua event Trilogi Jatim akan mendapatkan bonus 20 poin di klasemen akhir. Nah, asal Wili dan Rizal dipastikan turun di ketiga event itu, mereka pasti bakal dapat 20 poin tambahan (bonus).
Trilogi Jatim sendiri sudah diawali dengan Antangin Bromo KOM Challenge 2023, 27 Mei 2023. Lalu dilanjutkan dengan Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2023 (29 Juli), dan Kediri Dholo KOM Challenge 2023 (24 September).
Seperti penyelenggaraan sebelum selama ini, top ten finisher berhak mendapatkan poin. Juara pertama mendapatkan 20 poin. Kemudian runner-up memperoleh 15 poin. Delapan finisher berikutnya masing-masing memperoleh 12, 10, 8, 6, 4, 3, 2, dan 1 poin.
Dengan adanya tambahan 20 poin di akhir itu memungkinkan para peserta yang belum maksimal di Antangin Bromo KOM Challenge 2023 tetap bisa mengejar menjadi juara Trilogi Jatim. Baik kategori elite, maupun kelompok umur. Asal mereka sejak sekarang sudah mengamankan slot dan memastikan turun di Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge dan Kediri Dholo KOM Challenge.(Mainsepeda)