Rute dan tanjakan yang lama direncanakan itu akhirnya bisa dirasakan Sabtu ini, 29 Juli 2023. Event EJ Sport Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2023 akan menanjak sampai Paltuding, Ijen. Mencapai ketinggian di atas 1.800 meter.

Tahun lalu, dengan alasan keselamatan, tanjakannya harus dipangkas hampir sepuluh kilometer. Peserta event tahun lalu hanya merasakan tantangan sampai Gantasan alias Pos 1.

Tahun ini, rute yang "diimpikan" itu akan digunakan.

Sekitar 350 peserta akan tampil di event tahun ini. Kebanyakan mengejar finis untuk melengkapi koleksi Trilogi Jawa Timur 2023, setelah sebelumnya menuntaskan Antangin Bromo KOM Challenge, akhri Mei lalu. Kebanyakan juga belum pernah merasakan seperti apa rute "Ijen yang sebenarnya" ini.

Tulisan ini bertujuan untuk memandu mereka. Secara umum, total rute yang dilewati "hanya" 73.5 km. Sejauh 41 kilometer pertamanya mengalir nyaman. Baru setelah pit stop pertama, menu utama disuguhkan. Dengan variasi tanjakan yang komplet seperti pesan mie goreng pakai telur, sayur, dan daging.

Bukan berniat membohongi atau menakut-nakuti. Tapi tiap orang punya hak untuk merasa takut!

START KE PIT STOP 1

Seperti event-event KOM Challenge lain dari Mainsepeda, selalu ada bagian awal yang bertujuan untuk "memanasi" dan menyiapkan peserta sebelum porsi menanjak. Kali ini panjangnya 41 km. Start dari Pendopo Sabha Swagata, melakukan loop ke daerah Rogojampi, lalu kembali ke Kota Banyuwangi di Kantor Pemda, salah satu kantor layanan publik terpadu pertama di Indonesia.

Rute 41 km ini sama sekali tidak membosankan. Jalannya tidak datar, tapi juga tidak menanjak. Mengalir halus. Naik satu persen, dua persen, lalu turun satu-dua persen juga. Kelok-keloknya juga mengalir, nyaman untuk menemukan irama bersepeda. Memanasi kaki, jantung, dan mengecek kondisi sepeda benar-benar prima.

Ketika masuk ke Kantor Pemda, peserta langsung parkir mengikuti kelompok kategori masing-masing. Setiap kelompok ada road captain-nya (seperti di Bromo). Di sini, peserta punya waktu 30 menit untuk memastikan kondisi sepeda, mengisi suplai, ke kamar kecil, dan lain sebagainya. Atau memastikan foto-foto di Kantor Pemda pionir tersebut.

MENUJU KOM START

Peserta akan berangkat lagi dari Kantor Pemda sesuai kelompok masing-masing. Seperti di Bromo KOM, akan ada dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah Men Elite, Women Elite, dan seluruh kelompok umur perempuan. Sepuluh menit kemudian, kelompok dua berangkat. Terdiri atas seluruh kelompok umur laki-laki.

Ada road captain dari Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS) yang mengawal di tiap kategori atau kelompok umur.

Dari Kantor Pemda, peserta akan digiring halus menuju awal lomba yang sebenarnya. Beda dengan tahun lalu, rute tidak melewati kawasan Kali Bendo. Kali ini rute melewati kawasan Licin.

Hanya 5 km dari Kantor Pemda, para road captain akan minggir, dan para peserta dipersilakan tancap gas berlomba menuju Paltuding. Penanda KOM Start-nya bagus sekali, Gapura Ijen Geo Park.

SEGMEN RACE DAN WATER STATION

Total segmen lomba tahun ini adalah 26,9 km. Kita bulatkan saja menjadi 27 km. Bagi yang berlomba, tentu berusaha tancap gas sampai finis, mungkin tanpa stop sama sekali. Sama seperti Bromo, Men Elite mungkin akan mampu menuntaskannya dalam waktu tak sampai 1 jam 30 menit. Bahkan under 1 jam 20 menit.

Nah, bagi yang tidak berlomba, mungkin bisa membaginya menjadi beberapa bagian. Panitia telah menyiapkan tiga titik water station.  Jadi, peserta bisa menjadikan tiga titik tersebut sebagai acuan sub segmen. Tenang, jangan emosi, karena cut off time-nya masih empat jam.

Seperti di Bromo, jangan memaksakan diri setelah KOM Start. Nikmati saja bagian paling nyaman di separo awal ini.

Dari KOM Start ke water station pertama di Jambu jaraknya 13 kilometer. Tidak ada yang curam, miring halus memancing kita untuk melaju gas pol. Saran kami, hemat energi Anda semaksimal mungkin di 13 km pertama ini. Tidak pelan, tapi juga tidak memaksa.

Water station kedua adalah di Gantasan, titik finis event tahun lalu. "Hanya" sekitar 5,5 km dari Jambu, namun tanjakannya mulai bervariasi. Ada naik turun, tapi pada kilometer terakhir sebelum Gantasan tanjakannya miring di kisaran 15 persen.

Dari sini, masih ada 9 km rute harus ditempuh, dan itu adalah 9 km paling menantang. Beberapa kali tanjakan mencapai 25 persen. Bahkan ada titik termiringnya, Erek-Erek, yang mencapai 31 persen (di ujungnya). Tapi 31 persen itu diambil setelah turunan proper, jadi peserta bisa dapat momentum dan ancang-ancang.

Segmen Erek-Erek itu merupakan titik tersulit, letaknya hanya 3,2 km dari Gantasan. Untuk memudahkan peserta melanjutkan rute, panitia menempatkan water station ketiga setelah tanjakan Erek-Erek ini. Silakan menenangkan diri, karena bagian terberat sudah Anda lewati!

Dari Erek-Erek menuju finis tidak sampai 6 km. Target sengsara Anda bukanlah 6 km tersebut. Target sengsara yang tersisa hanya sekitar 4 km. Setelah Erek-Erek, beberapa kali kemiringan di angka belasan persen. Tapi tidak ada lagi yang superkejam. Dan dibantu beberapa kali "terasa datar."

Setelah Erek-Erek ini, saya jamin Anda akan bersyukur ketika bike comp menunjukkan kemiringan hanya 10 persen. Dan merasa superbahagia ketika di bawah 10 persen.

Hanya 2 km sebelum finish, Anda akan merasakan sensasi terindah di dunia. Karena 2 km terakhir itu cenderung datar dan turun halus. Sampai ke finish! Kontras dengan Bromo, yang papan tulisnya di ujung finish.

Jangan khawatir pula bila Anda harus menuntun sepeda. Pembalap-pembalap internasional yang ikut event UCI ke Ijen pun dulu tidak sedikit yang menuntun. Mungkin mulai latihan menuntun di jalan miring, bagaimana caranya kecepatan menuntun bisa mencapai 4-5 km/jam. He he he...

Saya pun kalau lelah akan memilih menuntun daripada memaksakan diri. Istirahatkan otot bersepeda, pindah beban ke otot jalan. Yang penting finish!

IN CONCLUSION

Pertanyaan terbanyak yang saya dapat: Apakah Ijen lebih berat dari Bromo? Jawabannya cenderung iya. Dengan catatan khusus.

Bromo itu siksaan panjang tanpa istirahat.

Ijen itu siksaan kemiringan, tapi ada bagian-bagian istirahat.

Bagi peserta EJ Sport Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2023, sampai bertemu di Banyuwangi! Salah satu kota sepeda favorit saya di Indonesia, yang belakangan juga menjadi kota wisata favorit banyak orang di Indonesia.

Bagi yang belum ikut, pastikan rute tanjakan ini jadi bucket list Anda di masa mendatang. Salah satu rute sepeda paling legendaris di Indonesia! (azrul ananda)



Populer

Remco Evenepoel Celaka saat Latihan, Patah Beberapa Tulang
Pesta Perpisahan Tak Hanya Milik Cavendish
Lance Armstrong Tawarkan Kebaikan untuk Pengkritik Dirinya
Kolom Sehat: Don't Rich People Difficult (E-Bike)
Tour de Surakarta 2024 Ajang Gowes Penghobi dan Pesta Kuliner
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
Bagaimana Memilih Sepeda dan Ukurannya?
Super Magnesium; Material Pesaing Karbon?
Herbamojo, Suplemen untuk Mendukung Stamina Tetap Prima
Journey To TGX 2024 Terbuka untuk Berbagai Jenis Sepeda (No eBike!)