Banyak pengalaman berharga didapat Irjen (purn) Royke Lumowa dalam perjalanannya bersepeda dari Jakarta ke Paris. Begitu lepas Indonesia pada 21 Juli lalu, Royke kini sudah sampai Thailand.
Perjalanannya lintas negara dimulai dari masuk Singapura, lalu gowes ke Malaysia. Semuanya relatif lancar. Termasuk dalam urusan keimigrasian. Tapi, begitu masuk Negeri Gajah Putih, perjalanannya tertahan di border (perbatasan).
Penyebabnya, Thailand memberlakukan izin masuk khusus. Tidak berlaku aturan internasional (Carnet) yang berlaku di banyak negara, termasuk Singapura, Malaysia, dan Indonesia.
“Harus dapat izin khusus dari Kementerian Transportasi Thailand,” kata Royke.
Masalahnya tidak ada pelayanan satu pintu di border Thailand. Surat izin harus diurus di ibu kota Bangkok. Jadi butuh waktu 2-3 hari. Akhirnya mobil support perjalanan Royke yang diberi nama Elang Putih tak bisa masuk Thailand. Mobil itu ditinggal di perbatasan.
Royke kemudian merental mobil untuk melanjutkan perjalanan ke kota Songkhla. Di sana ia sudah terlanjur booking hotel. Tidak mudah untuk mendapatkan mobil yang bisa memuat kru dan sepeda.
Akhirnya, kru pendamping Royke berangkat dengan mobil ke Songkhla. Royke menyusul hari berikutnya dengan gowes. Ia pun sempat sendirian menginap di border. “Jadi sebatang kara. Lola Lolo. Siapa suruh berkenala,” candanya.
Mantan Kepala Korps Lalu-Lintas (Kakorlantas) Polri itu memulai perjalanannya "keliling dunia" dengan bersepeda, 8 Juli 2023. Melintasi 47 negara. Dari Jakarta menuju Paris. Start dari monumen (Monas) dan berakhir di monumen (Menara Eiffel). Perjalanannya yang ditempuh 1 tahun 3 bulan itu ditemani brand sepeda lokal, Wdnsdy Bike. Juga apparel dari SUB Jersey.
Perjalanan Royke memang bukan cari sensasi. Ada misi besar yang diusungnya. Setidaknya ada lima misi utama yang dikampanyekan sepanjang perjalanan mantan Kapolda Sulawesi Utara itu.
Lima misi itu juga berhubungan dengan tugas kementerian terkait. Pertama ia ingin membawa misi merajut persahabatan antarnegara dalam rangka perdamaian dunia. Selama perjalanan itu nanti Royke melintasi 47 negara.
Misi kedua adalah membawa isu lingkungan. Soal kelestarian sumber daya alam. Hal ini juga erat kaitannya dengan tugas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Misi yang ketiga, Royke ingin mengkampanyekan bahwa sepeda adalah satu-satunya moda transportasi ramah lingkungan. Ketika masyarakat dunia banyak menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi, maka hal itu bisa membantu mereduksi karbondioksida.
Royke yang punya basic sebagai polisi lalu-lintas tentu sangat memahami bagaimana kendaraan berbahan bakar minyak menjadi penyumbang terbesar karbondioksida. Royke mengatakan, misi ketiga itu bisa dikatakan ia membantu kampanye Kementerian Perhubungan.
Misi yang keempat ada hubungannya dengan Kementerian Olahraga. Dengan bersepeda keliling dunia, Royke ingin mengkampanyekan grand strategi Kemenpora terkait promosi Indonesia siap menjadi tuan rumah Olimpaide 2036. Ia akan menjadi duta Indonesia untuk hadir di Olimpiade musim panas 2024 di Paris.
Yang kelima, Royke mengusung misi kampanye pariwisata lima destinasi wisata super prioritas di Indonesia. Yakni, Borobudur, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Labuan Bajo.(mainsepeda)