Ngeri-Ngeri Penasaran, Cepat-Cepat Mendaftar

Even climbing paling ditunggu, Antangin Bromo KOM Challenge 2018, hadir dengan konsep baru yang bikin penasaran. Mungkin lebih tepatnya ngeri-ngeri penasaran. Paling tidak, itu yang diakui oleh sejumlah pendaftar pertama even yang akan diselenggarakan 21 April mendatang di Pasuruan, Jawa Timur, tersebut.

“Saya excited banget dengan Bromo! Banyak teman-teman yang bilang Bromo itu horor buat para cyclist. Makin ditakuti, makin saya penasaran,” ungkap Vitri Oktria, 40, yang akrab dipanggil Vee Gusti, asal Jakarta.

Pemandangan Indah Menanjak Gunung Bromo (Foto: Prasetio)

Begitu pendaftaran dibuka secara online di Mainsepeda.com, 9 Februari lalu, Vee langsung klik dan tercatat sebagai pendaftar perempuan pertama.

“Saya tidak peduli lulus atau tidak nantinya, pokoknya saya daftar dulu. Perasaan takut, gemetar, penasaran, hingga senang semuanya menyatu di dada waktu proses pendaftaran di laptop,” akunya.

Vee Gusti memberi masukan kepada para cyclist yang juga merasakan ngeri-ngeri sedap. “Buat saya, berani aja dulu. Karena rasa takut akan hilang begitu kita sudah menjalaninya. Trust me, sudah beberapa kali terjadi pada saya! Penting sekali menanamkan semangat untuk diri sendiri, jangan putus asa. Intinya harus bisa kalahkan diri sendiri!” ujar perempuan yang rajin ikut even cycling di mana-mana ini.

Vee Gusti

Sementara itu, pendaftar laki-laki pertama adalah Iswahju Soebagijo, 52 tahun. Dia mengaku sangat tertantang dengan even menanjak ke Bromo ini.

“Kalau naik mobil sering. Kalau bersepeda sendiri atau bersama teman kurang seru. Jadi begitu tahu ada even ini langsung saya daftar. Bisa sepedaan ke Bromo ramai-ramai kan asyik,” ucap pria asal Surabaya tersebut.

Saat ini, Iswahju mencoba memanfaatkan segala waktu yang ada untuk latihan. Baik itu looping di kota maupun nanjak saat weekend.

Even tahun ini memang beda dengan even-even ke Bromo sebelumnya. Start langsung dilakukan di Pasuruan, sehingga peserta “hanya” menempuh jarak sekitar 40 km menuju Wonokitri. Tapi tetap harus menanjak dari 0 hingga sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut.

Even tahun ini juga dibagi, ada yang kompetitif dan ada yang non-kompetitif. Yang kompetitif dibagi dalam beberapa kategori, start duluan. Sedangkan yang non-kompetitif adalah peloton “normal” yang dikawal marshal dan road captain.

Semua finisher non-kompetitif yang mencapai Wonokitri sesuai time limit akan mendapatkan medali. Informasi dan pendaftaran bisa klik di link khusus di Mainsepeda.com. (*)


COMMENTS