Boru McCullagh! Nama cyclist asal Inggris ini menjadi perbincangan beberapa hari terakhir setelah menjadi finisher pertama Bentang Jawa 2023, sekaligus memecahkan rekor Dzaki Wardana.
Boru ternyata awalnya adalah cyclist spesialis road race yang berpindah ke dunia ultra cycling beberapa tahun lalu.
Mainsepeda berkesempatan wawancara dengan Boru melalui sambungan telepon, Sabtu 19 Agustus 2023.
Boru menceritakan awal mula menggeluti olahraga balap sepeda sejak umur 14 tahun. Awalnya ia fokus di road race. Baru ketika pandemi Covid-19 datang, Boru memilih vakum dari dunia balap sepeda. Sebenarnya ia juga menemui kebosanan saat itu.
“Saya sempat vakum dari balap sepeda. Saat vakum itu saya menyadari kalau sebenarnya saya tidak terlalu suka memacu kecepatan. Saya juga sadar yang membuat jatuh cinta pada sepeda adalah perjalanan ketika bersepeda,” tutur Boru.
Dari situlah ia kemudian mulai menggemari aktivitas-aktivitas ultra cycling. Boru kali pertama menjajal event ultra cycling pada 1,5 tahun lalu. Sekitar awal tahun 2022 di Inggris.
Setelah itu ia banyak mengikuti event ultra cycling. Salah satu yang membuatnya semakin jatuh cinta kepada ultra cycling adalah saat mengikuti Tour of Rwanda 2022.
“Ketika itu saya tidak berhasil finis di Tour of Rwanda karena pergelangan kaki saya mengalami cedera, tapi karena itulah saya semakin ingin mendalami dunia ultra cycling,” tambah Boru.
Di Bentang Jawa 2023, Boru menyelesaikan rute sejauh 1.500 km dengan catatan waktu 84 jam 59 menit. Catatan waktu itu memecahkan rekor tercepat sebelumnya atas nama Dzaki Wardana dengan 87 jam.
Perjalanan Boru di Bentang Jawa menuai banyak pujian. Boru juga bangga, karena ini adalah kali pertama ia bersepeda di Indonesia.
“Sebelum tiba di Indonesia saya bersepeda di Malaysia. Untungnya soal cuaca tidak jauh berbeda antara Indonesia dengan Malaysia, jadi saya bisa cepat menyesuaikan,” ucap Boru.
Sebelum mengikuti Bentang Jawa, Boru awalnya menjelajahi Pulau Sumatera. Dan kemudian ia mendengar ada event ultra cycling Bentang Jawa. Boru tertarik ikut apalagi ia memang punya niat untuk menjelajah Pulau Jawa.
“Rute terberat bagi saya di Bentang Jawa adalah Bromo. Suhu dingin di Bromo di luar perkiraan saya. Saya hanya membawa jaket untuk kondisi hujan, bukan jaket khusus untuk suhu dingin,” jelas cyclist asal Inggris itu.
Baca Juga: Masih Trauma Kecelakaan, Anita Fiutami Malah Jadi Juara Bentang Jawa 2023
Beruntung Boru punya banyak pengalaman bersepeda di luar negeri yang menyuguhkan rute dingin ekstem.
“Saya sudah pernah menghadapi situasi seperti ini. Saya punya trik dengan meletakkan kantong plastik di dada saya karena plastik bisa menjaga suhu tubuh agar tetap hangat,” ungkapnya.
Ketika ditanya mengenai strateginya di Bentang Jawa, Boru membeberkan bahwa ia mengurangi waktu tidur, waktunya untuk beristirahat, dan juga terus menjaga kecepatan bersepedanya agar selalu konstan.
“Apapun jika saya bisa melakukannya di sepeda, saya akan melakukannya di sepeda. Ketika mendekati finis saya melihat posisi kedua jaraknya cukup jauh dan saya bisa bersepeda lebih santai di akhir,” ujarnya.
Bagi Boru, bersepeda di Indonesia adalah salah satu perjalanannya yang paling ia sukai. Boru jatuh cinta dengan pemandangan, makanan, dan masyarakat Indonesia.
“Saya suka semuanya dari Indonesia, terutama masyarakatnya. Mereka sangat humoris. Saya benar-benar suka perjalanan di Indonesia,” ungkap Boru.
Baca Juga: Selamat, 68 dari 123 Cyclist Menyelesaikan Bentang Jawa 2023 Under COT
Boru rencananya akan melanjutkan perjalanannya ke Bali, kemudian sampai ke timur Indonesia.
“Saya akan pergi kemanapun angin membawa saya dan saya masih ingin menjalajahi wilayah di Indonesia,” pungkasnya.(mainsepeda)