Menyatukan Cyclist Wanita Nusantara

| Penulis : 

Tidak ada niatan Tabitha Sumendap untuk membuat Women Cycling Community. Ya, awalnya Tabby, sapaan akrabnya ingin mencari teman bersepeda saat harus latihan sepeda untuk triathlon.

“Saya lagi getol-getolnya ikut triathlon. Guru les berenang udah ada, guru les lari udah ada. Tinggal guru les sepeda yang belum ada. Apalagi waktu itu tahun 2013 belum terlalu banyak komunitas sepeda roadbike. Saya ikut latihan bersama tim KFC tapi takut karena mereka atlit dan kenceng banget. Akhirnya ikut komunitas KGB (Kelapa Gading Bikers), sama juga, saya pasti ketinggalan,” keluhnya.

Tabby tak kehilangan akal dan semangat. Wanita cantik ini langsung menghubungi teman-teman wanita yang juga sedang latihan untuk triathlon. “Terkumpul dua belas wanita. Akhirnya kita latihan bersepeda sama-sama,” tukasnya.

Dari situ, Tabby ingin memberikan wadah untuk cyclist wanita. “Kalo ngikut cowok pasti kalah. Jadi daripada patah semangat, mendingan latihan sesama wanita pasti kekuatannya imbang dan bisa saling mensupport,” bilangnya.

Anggota WCC Jakarta saat merayakan ulang tahun ke-3 WCC awal tahun 2018 lalu. 

Akhirnya, di pertengahan 2014, Tabby membuat banner. Dipasang di parkiran golf Senayan depan ISMC Senayan sebagai tempat meeting point WCC Jakarta.

“Waktu itu kita bingung bikin nama. Spontan tercetus ide nama Women Cycling Community disingkat WCC. Simpel dan to the point,” tutur putri Gilbert Sumendap dan Christy Kandouw ini sambil tertawa.

Tabby dan 11 cyclist wanita lainnya rajin memposting kegiatan cycling di medsos pribadi. Berangsur-angsur mulai banyak wanita yang ingin gabung dengan WCC Jakarta.

“Tidak itu saja. Kadang saat gowes bersama, lalu kita lihat ada cyclist cewek sedang gowes pasti kita deketin lalu ajak ngobrol. Ujung-ujungnya ajak gabung WCC,” celotehnya tertawa.

Hingga hari ini, WCC Jakarta sudah mempunyai 250 anggota. Tabby mulai serius. Akhirnya dibuatlah jersey dan logo. “Logo itu saya sendiri yang bikin tahun 2015. Ada filosofinya. Segitiga itu artinya hal yang banyak tapi menuju ke satu tujuan karena atasnya kan meruncing. Lalu bagian atas ada dua segitiga dan bawah hanya satu segitiga, bila dilihat dari jauh, itu anatomi tubuh wanita,” cerita freelance graphic designer ini.

Berjalannya waktu, kian banyak wanita perempuan luar Jakarta yang antusias ingin membuat WCC di kotanya.

“Surabaya misalnya, setelah setahun WCC Jakarta ada, maka dibuatlah chapter Surabaya,” tuturnya. Isna Iskan, Septi Yulianti dan Maya Anggraeny didaulat jadi pengurus WCC Surabaya yang memiliki 30an anggota.

Maya ingin menularkan semangat berolahraga pada para perempuan Surabaya. “Dengan adanya WCC, inilah wadah untuk para perempuan keluar rumah dan berolahraga agar sehat!” tutur ibu tiga anak.

WCC chapter Surabaya saat menghadiri launching jersey Surabaya Road Bike Community (SRBC).

Menyusul kemudian, WCC chapter Bandung, Semarang, Bali, Sampit dan Malang. “WCC Bandung saat ini beranggota 120 cyclist perempuan. Bali sekitar 40an cyclist, Sampit sekitar 30an cyclist dan mereka menggunakan MTB. Dan terakhir Malang sekitar 30an cyclist perempuan,” perinci Tabby.

Yang unik, WCC tidak harus menggunakan road bike. WCC Sampit misalnya, seluruh anggota menggunakan sepeda MTB karena memang daerah sana mayoritas masih offroad.

WCC chapter Sampit yang mayoritas anggotanya menggunakan sepeda Mountain Bike (MTB).

“Awalnya, banyak cyclist perempuan di Sampit yang merasa sungkan dan kurang nyaman apabila harus bergabung dengan komunitas yang mayoritas laki-laki. Nah, WCC Sampit jadi solusi. Jadi cyclist perempuan lebih nyaman dan semangat berolahraga,” tutur Helda Yana, salah satu pentolan WCC Sampit.

Cerita unik dari Mitya Fitrina, pentolan WCC Bandung. Di sana, tidak banyak jalan datar. Jadi pasti banyak nanjaknya. “Paling seru saat menentukan rute gowes mingguan. Soalnya member kami beragam kemampuannya mulai dari yang newbie hingga profesional. Kalo rute banyak nanjak maka teman-teman yang newbie pasti ketakutan,” tawa Mitya.

WCC chapter Bandung yang selalu seru saat menentukan rute mingguan karena di Bandung banyak nanjaknya. 

Paling seru tentunya WCC Bali. “Di sini terlalu banyak rute cantik. Mau gunung banyak, mau pantai bisa, mau santai juga banyak pilihan rute. Jadi tiap minggu seru-seruannya saat mencari rute ini. Dan kita punya misi untuk meracuni cyclist baru yang baru menekuni hobi ini,” kata Luwung Sindunata, pentolan WCC Bali.

WCC chapter Bali yang selalu seru saat menentukan rute karena di Bali terlalu banyak rute keren untuk gowes.

Lalu bagaimana dengan jadwal gowes dengan tersebarnya WCC ini? Tabby tidak ribet. Setiap chapter silahkan mempunyai jadwal gowes sendiri menyesuaikan kondisi. Tapi setiap bulan diadakan Gowes Kece Ride yang sama hari dan tanggalnya di tiap kota. Lalu saling share foto dan diposting di medsos masing-masing chapter.

Sedangkan hari-hari lainnya, anggota WCC silahkan ride bersama komunitasnya sendiri. “Kita dorong dan saling support agar tidak malas gowes dan memperbanyak cyclist perempuan,” cetus wanita kelahiran Singapura ini.

Tabby punya cara jitu agar anggota WCC Jakarta bisa saling kenal lebih dekat. “Sering-sering bikin acara off bike. Bisa makan bareng, ngafe bareng atau nonton bareng. Jadi kita bisa makin akrab dan menemukan teman baru,” bilangnya.

Tabitha Sumendap (berkacamata paling kiri) bersama sebagian dari anggota WCC Jakarta menonton Asian Games 2018. Sering-sering hang out off bike bersama untuk mempererat hubungan. 

Impian wanita kelahiran 16 Mei 1981 yang sedang dirajutnya sekarang adalah menyatukan semua chapter WCC ini dalam wadah WCC Nusantara. “Wadah baru ini diharapkan bisa fokus dan bergerak sebagai satu kesatuan yang mendorong wanita di seluruh nusantara. Yang bisa memberi dampak positif dalam dunia cycling,” terangnya.

Tabby juga ingin memberikan support pada atlit wanita yang memang fokus di balapan. “Agar mereka lebih terjamin dan ada regenerasi cyclist wanita,” tekad cewek bertinggi badan 170 cm ini.

WCC Nusantara ini akan dikukuhkan secara nasional tepat di ulang tahun keempat WCC Jakarta bulan Desember 2018 ini. “Udah ada beberapa gambaran acara di Jakarta nanti tapi kami matangkan dulu baru dishare ke chapter WCC,” tutup pengguna Specialized S-Works SL6 Tarmac. (mainsepeda)

WCC chapter Malang.

WCC chapter Semarang.

 

 

 

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Taiwan KOM 2024 Dihentikan Karena Badai
Kolom Sehat: Bucin
UCI Larang Penggunaan Warna Jersey Pimpinan Klasifikasi GrandTour
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
RIDE Depok Upgrade Level ke SUB-PRO di Tahun Baru
Weight Weenie Build: Wdnsdy AJ62 "NAKED" ini hanya 5,6 kilogram!
Kolom Sehat: Nasib Tour de France di Inggris