Tadej Pogacar menjadi yang terbaik di event monument penghujung tahun Il Lombardia (7/10). Pembalap 25 tahun itu mengalahkan Andrea Bagioli (Soudal Quick-Step), dan Primoz Roglic (Jumbo-Visma) yang finis kedua dan ketiga.
Bagi Pogacar, itu adalah kemenangan ketiga beruntun di Il Lombardia. Ia menjadi yang pertama membukukan prestasi itu setelah Fausto Coppi melakukannya pada 1940-an. Coppi itu adalah kolektor gelar terbanyak (lima gelar) lomba monument tersebut yang diraih pada 1946, 1947, 1948, 1949, dan 1954. Dengan usia yang masih cukup muda, tentu besar peluang Pogacar untuk mengejar rekor Coppi.
Il Lombardia adalah satu dari lima lomba monument –lomba one day race alias classic paling bergengsi. Dikenal dengan sebutan classica delle foglie morte karena diselenggarakan menjelang masuk musim gugur. Dalam kalender UCI World Tour, inilah penutup event di Eropa. Tahun ini masih ada satu lagi event UCI World Tour, namun diselenggarakan di Tiongkok, Tour of Guangxi.
Il Lombardia tahun ini cukup menarik perhatian karena diikuti superstar seperti Pogacar, Roglic, maupun Remco Evenepoel (Soudal Quick-Step). Mereka adalah para unggulan juara di event-event grand tour beberapa tahun terakhir.
Pogacar mengambil inisiatif menyerang pada tanjakan akhir di Passo di Ganda. Namun, grup di belakangnya cukup tangguh untuk kembali mengejar pembalap Slovenia tersebut. Momen penentu kemenangan Pogacar muncul menjelang turunan. Dia berhasil melepaskan diri dan memimpin perlombaan hingga finis.
”Untuk menang di sini ketiga kalinya, itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Saya menikmati beberapa kilometer menjalang finis, meski itu sangat menyakitkan,” katanya kepada Eurosport.
Tahun ini, Il Lombardia menempuh jarak 238 km dari Como menuju Bergamo. Selain menjadi lomba akhir tahun, ini juga menjadi perpisahan Roglic dengan Jumbo-Visma yang telah membawanya merebut empat gelar grand tour. Musim depan Roglic akan membela Bora-Hansgrohe. (*)