Johnny Ray bersama rekan-rekannya saat isi “bensin” di penjual bakso keliling di Bendungan Wonorejo Tulungagung
Menurut saya, bersepeda adalah kegiatan rekreasi atau olaraga sesorang menggunakan sepeda. Seperti yang banyak dilakukan pembaca sekalian. Sedangkan UMKM adalah singkatan dari usaha kecil mikro dan menengah.
Yang satu kegiatan fisik, sedangkan yang UMKM adalah salah satu skala badan usaha. Namun, disadari atau tidak, dua hal ini sangat erat hubungannnya. Antara satu dan yang lainnya saling membutuhkan dan saling mengisi.
âSetahu saya, pesepeda itu sejauh-jauhnya bersepeda, sekuat-kuatnya, maka dia akan berhenti dan akan beristirahat. Seperti kapal, sejauh-jauhnya berlayar pasti akan berlabuh juga. Tempat berlabuh itu tidak selalu rumah. Sering kali, bila sudah lelah, pesepeda sering melepas penat sembari minum atau makan di mana saja.
Nah, minum dan makan itu adalah hal yang mendasar bagi pesepeda. Kenapa? Karena laksana mesin yang butuh bensin/solar, maka sumber tenaga pesepeda pasti berasal dari makanan dan minuman. Lalu muncullah simbiosis mutualisme. Penyedia makan dan minum ini mendapat pendapatan dari pesepeda, sedangkan pesepeda mendapat kesegaran dan tenaga.
Hubungan saling menguntungkan itu akan lebih luas dan lebih besar lagi bila terselenggara sebuah event bersepeda. Memang benar, kalau ada acara pekan raya atau perlombaan, penjual-penjual makanan dan minuman akan mengerubungi gelanggang olahraga atau gedung serba guna tempat event dilakukan. Tapi perilaku pesepeda menurut saya lebih khas. Karena pesepeda sering tidak merencakaan mereka berhenti di mana.
Contoh, bila panas sepert hari-hari sekarang ini, maka AC mini market adalah hal mewah yang diidamkan pesepeda ketika mereka gerah. Seringkali mereka masuk ke mini market terdekat tanpa berpikir panjang, dan sebagai ”syarat” mereka akan membeli minuman atau makanan di tempat tersebut. Tidak jarang pula mereka makan di tempat-tempat yang tidak viral, yang tidak dibahas di media sosial. Dan saya yakin pesepeda akan menikmati makan dan minuman itu karena kelelahan mereka membuat kerewelan lidah menjadi lebih permisif.
Di sisi lain, bila event bersepeda diselenggarakan di kota lain, maka yang pertama disasar adalah tempat tinggal sementara. Entah itu hotel, atau jenis penginapan yang lain. Itu menjadi menjadi prioritas ”to do”.
Contoh riilnya seperti event Journey to TGX yang pada 2 Desember mendatang, menyebabkan mencari penginapan di Trenggalek menjadi sulit. Karena ratusan pesepeda mendadak perlu tempat rebah di Trenggalek. Kalau sudah istirahat, bangun pasti perlu makan dan minum kan.
Tempat-tempat yang biasa dijujug pesepeda akan mempunyai pendapatan pasti selama pesepeda itu masih rajin bersepeda. Jadi antara pesepeda dan penggiat UMKM pasti saling butuh dan saling mendoakan. Yang satu mendoakan agar sehat terus, berolaraga, serta mampir. Sebaiknya, yang pesepeda berdoa hari ini pelaku UMKM tidak tutup dan bisa segera menyeruput minuman agar rasa hausnya terobati.
âAkhir kata kiranya simbiosis ini bisa langgeng. Sambil kita tunggu kapan matahari akan sedikit turun panasnya, agar kita tidak melulu minum es sampai tenggorokan sakit dan batuk , sekian.(Johnny Ray)