Dheli Panji Utama saat melintasi finish gate Journey to TGX di Pendopo Kabupaten Trenggalek. Catatan waktunya jadi 21:56:18 karena yang dihitung adalah waktu saat scan.
Dheli Panji Utama senang bukan kepalang. Ia berhasil finis Journey to TGX sebelum cut off time (COT) pada pukul 22.00 WIB. Ia finis pukul 21:56:18. Dengan catatan waktu itu, ia menjadi finisher terakhir. Banyak kendala termasuk ban bocor saat hari sudah gelap di Jalur Lintas Selatan (JLS), membuat ia sempat putus asa bisa finis under COT.
Dheli Panji Utama, cyclist asal Bojonegoro. Ia sejak awal gowes bertiga, bersama dua rekannya yang juga berasal dari Kota Ledre, Hendry Kusyanto, dan Naptanto Hadi Prasetyo. Mereka sepakat untuk bersama dari start sampai finis.
”Kami dari satu kantor di Bojonegoro, latihan bersama, lama kami serius sepeedaan pun hampir sama,” kata Panji. ”Karena itu, kami sudah janjian untuk bersama di Journey to TGX, saling bantu jika ada yang dapat masalah,” lanjutnya.
Dari start di Surabaya Town Square, perjalanan mereka lancar. Mereka ikut pace sendiri, tidak ikut pace rombongan lain. Sampai di check point pun sesuai rencana, lancar.
”Luar biasa fasilitas yang diberikan Mainsepeda di check point di Tulungagung. Saya sempat minta fisio, kaki saya ada yang kurang enak, habis dipijat jadi enak dan nyaman untuk lanjut lagi,” kata Panji.
Memasuki kawasan Jalur Lintas Selatan, Panji, Hendry, dan Pras –sapaan Prasetyo- terpukau oleh keindahan alam di sana. Apalagi mereka sampai di sana sore hari menjelang sunset. Waktu paling tepat untuk menyaksikan pemandangan terindah di sana.
”Kami jadi sering berhenti untuk foto-foto,” ucap Panji.
Lalu tibalah mereka di ujung JLS. Saat itu matahari sudah tenggalam, maghrib sudah lewat. Ban sepeda Pras tiba-tiba kempes. Mereka bertiga langsung saling bantu untuk ganti ban. Selesai ganti ban, langsung lanjut gowes lagi. Namun, beberapa saat kemudian, ban sepeda Pras kembali kempes.
”Ban sepeda Pras bocor sampai tiga kali, saat sudah gelap kami dibantu petugas Satpol PP, lampu mobil diarahkan ke kami yang sedang ganti ban. Namun, Pras akhirnya menyerah dan loading dengan mobil Satpol PP setelah tiga kali bocor.
Jadinya, Panji bersepeda berdua saja dengan Hendry. Pras diantarkan mobil Satpol PP Trenggalek ke Pendopo. Saat menuju kawasan tanjakan di Slawe, Hendry dan Panji disambut cuaca gerimis. Dengan kondisi jalan yang gelap, plus capek, kecepatan keduanya tidak bisa seperti saat siang.
”Sudah malam, saya lihat jarak masih jauh dan rute menanjak. Saya sudah pasrah, apabila tidak bisa finis sebelum pukul sepuluh. Ternyata saya bisa finis under COT, pas,” kata Panji.
Bahwa Panji menjadi finisher terakhir, itu karena ia lebih lambat scan finis dibandingkan Hendry. Kalau momen masuk gate finish, mereka bersamaan.
Panji bertekad untuk lebih cepat tahun depan. Ia juga membidik Bromo KOM sebagai event yang harus ia ikuti pada 2024. ”Saya sudah beli trainer, tahun depan harus lebih baik lagi,” tutupnya.(mainsepeda)