East Java Journey 2023 memberikan kesan mendalam bagi dr Wahyu Noegroho. Cyclist asal Surakarta itu menyebut EJJ edisi perdana tersebut mewah dari segi rute, komplet dari segi fasilitas check point. Karena itu, dokter spesialis anestesi tersebut mantab untuk kembali EJJ edisi kedua tahun ini.

Saat pendaftaran paket bundling event Mainsepeda 2024 dibuka Rabu pagi kemarin (17/1), Wahyu langsung daftar. Pilihannya paket all events yang terdiri atas kepesertaan East Java Journey, Bromo KOM, Kediri Dholo KOM, dan Banyuwangi Bluefire Ijen KOM. Dalam sistem Mainsepeda App, Wahyu tercatat menuntaskan pendaftaran pukul 07:07:56. Hal itu menjadikan ia tercatat sebagai peserta No. 1 yang terdaftar untuk event EJJ 2024.

”Untuk EJJ tahun ini saya akan ikut yang 1.500 km, tahun lalu kan juga ikut yang full journey 1.200 km,” kata dr Wahyu saat dihubungi Mainsepeda. ”Insyallah kembali finis under COT seperti tahun lalu, rasanya persiapan dan badan saya lebih siap untuk tahun ini.

Tahun lalu, Wahyu turun di kategori men pair. Pasangannya adalah Dwi Cahyanto yang di kalangan sepeda lebih dikenal dengan Janu Joni. Mereka finis Sabtu dini hari sekitar pukul dua. Cukup jauh dari cut off time (COT) untuk full journey 1.200 km yang ada di hari Minggu.

Dokter Wahyu (kiri) bersama Janu Joni saat menikmati kuliner sepanjang rute East Java Journey 2023.

Saat itu, Wahyu bercerita bahwa 1.200 km adalah sepedaan terjauhnya. Sebelumnya, di 2022 paling jauh dia sepedaan 600-an km. ”Pokoknya nekat saja ikut 1.200 km, Alhamdulillah bisa finis under COT,” kenangnya.

Nah, tahun ini Wahyu siap untuk bersepeda lebih jauh lagi. Tim Mainsepeda yang menghubungi Dokter Wahyu pada Rabu sore (17/1) melalui layanan voice call Whatsapp cukup terkejut. Dalam picture profile sang dokter anestesi bersama istri, terlihat body shape-nya jauh lebih slim dibandingkan tahun lalu.

”Bobot saya turun 12 kg, kini jadi 64 kg,” kata dr Wahyu kepada Mainsepeda. ”Gak ada resep khusus, saya tiap pagi sepedaan sebelum berangkat ke rumah sakit,” lanjutnya.

Dokter Wahyu saat bersepeda dengan berat badan sudah turun 12 kg menjadi 64 kg.

Dokter Wahyu berdinas di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri, Wonogiri. Kalau dia spesialis anestesi, istrinya spesialis mata. Nah, sebelum berangkat ngantor dr Wahyu setiap hari gowes sekitar 40 km dengan elevation gain mencapai 300 meter. Konsisten sepedaan sebelum berangkat kerja itu membuat bobotnya turun. Sepedaan pun semakin jauh.

Tahun 2024 ini, dengan berat badannya yang kian ideal, dr Wahyu menargetkan pencapaian yang lebih jauh lagi. Ia ikut EJJ kategori 1.500 km. Visa alias izin dari istri sudah didapatkan. Tidak hanya EJJ yang akan membuatnya pergi gowes sekitar seminggu, namun juga sudah diizinkan untuk ikut East Java Trilogy, Bromo KOM, Kediri Dholo KOM, maupun Banyuwangi Bluefire Ijen KOM.

”Saya sudah nonton Podcast Mainsepeda kemarin, namun Om Azrul (Azrul Ananda) dan Abah Asril (Asril Kurniadi) bocorannya kurang jelas, hehehehe. Sepertinya tanjakan akan lebih berat, yang penting dinikmati saja. Kalau event Mainsepeda pasti seru,” paparnya.

Tahun lalu dr Wahyu mengikuti sekitar 10 event bersepeda jarak jauh. Tahun ini, selain EJJ yang berjarak 1.500 km, ia juga ingin mengikuti event sepeda setidaknya 10 kali. (Mainsepeda)

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Tips Merakit Gravel Bike dengan Harga Terjangkau
1500 EJJ 2024 Update – Hour 31: Semua Peserta Tersisa Diprediksi Capai CP 1 Under COT
Inilah Rute Journey To TGX 2024, Jarak Sama COT Bertambah
Cervelo P5x Lamborghini, Hanya Ada 25 Biji
Sepeda Aero Merek Java Ini Bisa Dilipat
SRAM Force eTap AXS: Sedikit Lebih Berat, Jauh Lebih Murah
Shimano GRX, Grupset Khusus untuk Gravel Bike
Kapolri Berharap Ayu Meraih Prestasi Lebih Tinggi