Rutin diselenggarakan sejak 2014 hingga 2019, Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS) Malaysia Training Camp kembali berlangsung tahun ini. Kamis ini (1 Februari), sebanyak 24 cyclist langsung menjalani jadwal superpadat dari dini hari hingga petang. Landing pagi di Bandara Kuala Lumpur, naik mobil 1,5 jam, makan siang dan rakit sepeda, lalu langsung gowes 104 km menuju Kota Ipoh.

"Setelah tiga tahun absen, dan setelah capek mendengar permintaan teman-teman, akhirnya Malaysia Training Camp kami lakukan lagi. Namun jumlahnya kami batasi dulu 24 orang", kata Azrul Ananda, founder Mainsepedayang dijuluki Kepala Sekolah oleh rekan-rekannya.

Celine Cecilia Lie sedang merakit sepedanya di Slim River

Pada prinsipnya, konsep tidak berubah. Gowes tiap hari sejak Kamis sampai Minggu. Kali ini, 1-4 Februari 2024. Bedanya, bila dulu selalu terpusat di kawasan Cameron Highlands, tahun ini acara dibuat pindah-pindah kota. Hari pertama ke Ipoh, hari kedua dan ketiga di kawasan Cameron Highlands, lalu hari keempat "gowes cantik" di Kuala Lumpur.

"Hari pertama selalu jadi hari paling melelahkan. Setelah itu lebih mengasyikkan walau rutenya mungkin lebih menantang", tegas Azrul.

Rina Harjianto merakit sepedanya dengan teliti.

Pada hari pertama, rombongan cyclist datang dari dua kelompok. Baik rombongan dari Jakarta maupun Surabaya sama-sama sudah berkumpul di bandara masing-masing pukul 03.00 WIB. Memakai pesawat pagi ke Malaysia, landing hampir bersamaan sekitar pukul 09.00 di Bandara KLIA.

Tidak hanya jago masak, Chef Fernando Suryono Sindu juga cakap merakit sepeda sendiri.

Begitu terkumpul, sebuah truk besar dan tiga van telah menunggu. Semua langsung diangkut selama sekitar 90 menit menuju kawasan Slim River, ke arah utara. Di sana, di sebuah rest area lama, peserta bisa makan siang, ganti pakaian, lalu merakit sepeda masing-masing.

Rute dimulai dari situ. Gowes relatif datar menyusuri "jalan persekutuan" (setara jalan antar kota antar provinsi), sejauh 104 km menuju pusat kota Ipoh. Rute tergolong datar, dengan "alunan" rolling halus. Total elevation gain di kisaran 500 meter.

Pukul 14.00, saat suhu udara mencapai 38 derajat Celcius, semua berkumpul, melakukan proses saling berkenalan secara formal, sedikit briefing, berdoa bersama, lalu mulai gowes.

Kelompok utama di depan menempuh rute nyaris tanpa berhenti. Hanya dua kali "refill botol", di km 40 dan 75. Total berhenti mungkin hanya sekitar 15 menit. Sekitar pukul 18.30, rombongan utama ini sudah mencapai penginapan, sebuah hotel bintang lima di pusat kota Ipoh.

Hari pertama ini, rombongan melaju dengan pace senyaman mungkin, supaya rombongan bisa berkumpul selama mungkin. Selain untuk menjaga kondisi, juga untuk memberi waktu peserta baru membiasakan diri dengan situasi lalu lintas di Malaysia. Mobil-mobil juga membantu mengawal, termasuk ada satu mobil mengawal peserta paling belakang. Cuaca panas terus terasa, walau sempat sedikit kena gerimis di tengah-tengah.

Pada tahun-tahun sebelumnya, hari pertama biasanya sudah langsung menanjak. Bahkan langsung menanjak 60 km, lebih dari 1.500 elevation gain, menuju Cameron Highlands.

Bagi yang sudah merasakan keduanya, ada yang merasa pilihan tahun ini lebih nyaman. "Saya jelas memilih datar 100 km daripada menanjak 60 km", celetuk Vee Gusti dari Jakarta.

Chef Fernando Sindu, yang baru kali ini ikut, mengaku terkesan juga dengan jalanan di Malaysia. Walau tidak seratus persen mulus, kualitas aspal pada dasarnya lebih menyenangkan. Sepeda terasa lebih menggelinding, tapi ban tetap "lekat". Plus, walaupun ada tambalan-tambalan, tidak membuat jalan terasa bumpy yang getarannya bisa menyiksa badan.

Meski demikian, Chef Nando merasa tetap lelah. "Saya praktis tidak tidur semalam. Kalau tidur takut tidak bisa bangun untuk ke bandara. Jadi hanya tidur waktu di pesawat", akunya.

Usai beres-beres di hotel, Chef Nando dijadikan patokan peserta lain untuk kulineran di Ipoh. Kebetulan, sebelum berangkat, dia sudah melakukan research hendak makan di mana saja. Sayang, beberapa pilihan sudah tutup atau hanya buka pagi hingga sore. Namun, pilihan restoran ayamnya malam itu sangat jitu!

"Harus ada orang yang mengerti kuliner, lalu ikut dia", ucap Ivo Ananda, istri Azrul.

"Saya mencari referensi dari blogger-vlogger lokal. Kalau minimal ada tiga orang bilang enak, itu tandanya memang enak. Kalau hanya satu belum tentu bisa dipercaya", ungkap Chef Nando.

Pada hari kedua Jumat, 2 Februari, rutenya memang langsung menanjak. Dari Ipoh menuju Kebun Teh "Boh Tea" di dekat Brinchang, Cameron Highlands. Panjang rute "hanya" 83 km, tapi total menanjaknya bisa menyentuh angka 2.000 meter... (mainsepeda)


Inilah Peserta AA SoS Malaysia Training Camp 2024:

1. Asril Kurniadi Adenan
2. Mohammad Rifqi Febrianto
3. Jario Kunnero Horas
4. Nur Hidajat
5. Hendi Dwi Permana
6. Ahmad Idris
7. Rina Harjianto
8. Vee Gusti
9. Mohammad Rozaly
10. Suryanata Gan
11. Budi Suyanto
12. Johnny Ray
13. Faisol Arif
14. Yanto Purwogiyono
15. William
16. Fernando Suryono Sindu
17. Christopher Sesio
18. Azrul Ananda
19. Ivo Ananda
20. Celine Cecilia Lie
21. Suhartono Go
22. Octavian Trisna Wijaya
23. Elvan Richardo
24. Joko Juarez

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Kolom Sehat: MTB
Barang Bawaan Peserta Journey To TGX 2024 Dikirim ke Trenggalek Gratis
Inilah Rute Journey To TGX 2024, Jarak Sama COT Bertambah
Tips Merakit Gravel Bike dengan Harga Terjangkau
Cervelo P5x Lamborghini, Hanya Ada 25 Biji
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan