Hari ketiga Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS) Malaysia Training Camp 2024, Sabtu, 3 Januari, menyuguhkan tantangan berbeda lagi untuk para peserta. Semua harus start pagi-pagi saat masih gelap, dan harus tuntas sampai ke hotel lagi sebelum jam checkout. Supaya bisa melanjutkan perjalanan menuju Kuala Lumpur sesegera mungkin.

Secara rute, di atas kertas lebih "ramah" dari sebelumnya. Total "hanya" 72 km, dengan menanjak 1.700 meter. Setelah sehari sebelumnya 84 km dan menanjak lebih dari 2.000 meter. Startnya dari Pos Betau, Sungai Koyan, lalu finis lagi di penginapan di Tanah Rata, Cameron Highlands, di ketinggian 1.100 meter.

Agar bisa mengejar waktu, pukul 05.00 peserta sudah naik mobil untuk turun ke Pos Betau. Sepeda-sepeda sudah duluan diangkut pakai truk ke sana. Sesampainya di sana, beberapa peserta menunaikan dulu salat Subuh, baru kemudian melakukan persiapan akhir.

Sekitar pukul 06.45, rombongan berangkat bersama. Kesepakatannya, sekitar pukul 10.00 peserta sudah harus mencapai pertigaan Ringlet, 12 km dari Tanah Rata. Kalau posisi masih terlalu jauh, maka harus mau diangkut kendaraan sweeper.

Karakter tanjakan beda dengan hari sebelumnya. Sekitar 25 km pertama tergolong mudah, banyak rolling dengan turunan supercepat, kecepatan mencapai lebi 50 km/jam. Kemudian mulai merambat naik lebih berat di km 45 menuju Ringlet.

Asril Kurniadi Adenan kembali melarikan diri duluan, diikuti lagi oleh M. Rifqi Febrianto dan Elvan "Rico" Richardo. Tidak lama kemudian William dan Ivo Ananda melejit memisahkan diri dari peloton utama.

Pak Kepsek Azrul Ananda memimpin kelompok kecil ditanjakan menuju finis day 3.

Kelompok utama ini dijaga pace-nya oleh Azrul Ananda, ditahan di kisaran power 2 watt/kg. Disiplin menjaga kecepatan dan berusaha bersama terus selama mungkin. Hingga Ringlet menuju finish, kelompok ini bertahan hingga 11 orang. Tidak lama kemudian, Nur Hidajat, dokter bedah saraf dari Madiun, menjadi finisher terakhir. Total, 17 dari 24 peserta berhasil mencapai finish, menuntaskan semua tantangan.

"Saya sempat khawatir tidak bisa. Ternyata bisa", kata Nur Hidajat, yang rutin ikut event jarak jauh di Indonesia.

Dokter Nur Hidajat menjadi satu dari 17 peserta training camp yang finis di hari ketiga

Strategi menahan pace di awal juga dirasakan manfaatnya oleh Mohammad Gozaly dari Samarinda. "Kecepatannya enak. Tidak memaksakan diri di awal", katanya kepada Azrul saat membantu menarik di depan peloton.

Menurut Azrul, tantangan seperti di Cameron Highlands ini memang sulit didapatkan di Indonesia. Tanjakan gradual dan konstan namun panjangnya hingga 70-80 km. Sehingga, strategi manajemen energinya harus jitu. "Kalau kemampuan belum mumpuni, kalau memaksa di awal, mati di akhir", tegasnya. "Juga harus bisa menghitung waktu agar tidak banyak terbuang karena berhenti dan duduk istirahat", tambah Azrul, yang sudah menyelenggarakan acara ini sejak 2014.

Dengan berakhirnya hari ketiga di Cameron Highlands ini, maka peserta yang menuntaskan semua tantangan telah melahap jarak total 275 km dan menanjak lebih dari 4.400 meter.
Sabtu sore itu di Kuala Lumpur, peserta diberi waktu bebas. Apalagi penginapannya di kawasan Bukit Bintang. Minggu pagi, 4 Februari, rencananya peserta akan gowes santai/cantik/recovery mengikuti rute Car Free Morning di Kuala Lumpur. Setelah itu paking semua sepeda, sorenya terbang kembali ke Indonesia.

Malaysia Training Camp 2024 ini didukung oleh Lily Tours, Mainsepeda, Strive Nutrition, dan SUB Jersey. (mainsepeda)

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Ladies Baja CC, Diracuni Bapak-Bapak Baja CC
Super Magnesium; Material Pesaing Karbon?
Kado Pensiun Cavendish: Menang di Singapore Criterium
Tips Setting Rantai Hub Gear dan Lepas Roda Belakang Brompton
Sold Out, Ini Cara Dapatkan Slot Bromo KOM Lewat Jalur Bundling, Kuota Terbatas!
Kolom Sehat: Mengapa Harus Custom Bike
Shimano CUES, Ekosistem Baru Pengganti Grupset di Bawah 105
Hattrick! Abdul Soleh Juara Men Elite Mainsepeda Trilogy 2024
Aluminium Siap Kembali Melawan Karbon