Kabar mengejutkan dari juara dunia tiga kali road race Peter Sagan. Pembalap asal Slovakia itu dilaporkan menjalani operasi jantung di Italia. Prosedur itu harus dilakukan karena detak jantungnya terlalu tinggi.
Sejak awal tahun lalu, Sagan pindah ke disiplin MTB, setelah memutuskan pensiun dari ajang road race. Dalam satu lomba yang ia ikuti pekan ini, pembalap 34 tahun itu mengalami arrhythmia. Itu adalah gejala detak jantung yang tidak normal. Bisa terlalu tinggi, bisa terlalu rendah. Sebagaimana dilaporkan La Gazetta dello Sport, detak jantung Sagan per menit bisa mencapai 200 detak, terlalu tinggi.
Perwakilan Sagan kepada GCN menyatakan bahwa prosedur yang dijalani sang pembalap adalah untuk pencegahan. Tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Pembedahan yang dilakukan pun sangat minim.
”Kami hanya ingin memastikan ia tidak mengalami masalah serius dengan gejalan arrhythmia,” kata juru bicara Sagan kepada GCN. ”Saat ini dokter sedang menangani Sagan, ia akan mengenakan sejenis monitor, semoga tidak ada yang serius, seperti perkiraan kami,” lanjutnya.
La Gazzetta dello Sport adalah media pertama yang melaporkan tentang masalah yang dialami jantung Sagan. Sejak Selasa lalu, ia sudah berada di Italia untuk menangani serangkaian pemeriksaan. Ahli jantung dr. Roberto Corsetti memimpin pemeriksaan pada Sagan.
Dari pemeriksaan itu, lalu dilakukan operasi hari ini di Lancisi University Hospital yang ada di Ancona.
”Ini adalah sesuatu yang sering dialami pembalap,” kata juru bicara Sagan. ”Salah satunya adalah mantan rekan setim Sagan, Elia Viviani yang mengalami masalah serupa pada 2021, dan setelah itu ia bisa kembali balapan,” lanjutnya.
Tim Sagan menyatakan sang pembalap akan butuh waktu istirahat sekitar delapan hari ke depan. Ia diprediksi sudah kembali balapan di Marseille pada 20 hari mendatang. (mainsepeda)