M. Dzaki Wardana dan Handika menjadi peserta terdepan dalam tujuh jam pertama East Java Journey (EJJ) 2024 kategori 1.500 Km. Start dari Surabaya Town Square (Sutos) Senin, 26 Februari pukul 05.00 WIB, pada pukul 11.55 WIB mereka sudah hendak melewati Probolinggo menuju Kabupaten Situbondo.

Handika yang merupakan finisher ajang bergengsi ultra cycling, Paris-Brest-Paris (PBP) memimpin ketika perlombaan memasuki Km 190. Ia ditempel Dzaki yang finisher Trans America Bike Race (TABR).

Di belakang dua cyclist itu ada Trihadi ”Tombro” Siswanto, terpaut hanya 4 Km. Lalu di belakang Tombro ada Zidan Attala yang sudah masuk kilometer 180. Di belakang mereka ada kelompok tiga pembalap yang terdiri dari Ismail Saputra, Ferdy dan Rudy ”Cepu” Rustanto yang terpaut 9 km dari Zidan.

Dzaki Wardana ngebut menjelang pertigaan Masjid Cheng Ho, Pandaan, Pasuruan.

Sejak dilepas tanpa pengawalan di Bypass Krian, Sidoarjo, para peserta langsung tancap gas. Tombro pada awalnya memimpin perlombaan. Namun, jaraknya dari para pesaing masih sangat dekat. Baru ketika masuk kawasan Tirtowening, Pacet, siapa unggulan mulai terlihat jelas. Peloton mulai tercerai-berai.

Baca Juga: EJJ 1500 Update - Start: Selamat Berjuang dan Menikmati Tantangan Jawa Timur

Prediksi awal, cyclist tercepat akan terpisan dari rombongan di Tanjakan Tutur yang ada di kawasan Nongkojajar pada pukul 12.00 WIB. Namun, pukul 10.00 WIB sudah ada 10 cyclist yang menuntaskan dari tantangan tersebut.

Dzaki mulai menyalip Handika di Km 150. Kondisi berubah saat memasuki Km 160. Handika, pemegang rekor nasional PBP, kembali memimpin hingga Km 190.

Patricia meninggalkan kawasan Tirtowening.

Dzaki dan Handika memang digadang menjadi rival kuat dalam EJJ 2024 kategori 1.500 Km. Terlebih karena keduanya pernah mengikuti kompetisi ultra bergengsi kelas dunia.

Di PBP 2023 dengan jarak 1.200 Km, Handika berhasil finis 62 jam, 23 menit, dan 43 detik. Catatan waktu itu memecahkan rekor finisher tercepat dari Indonesia yang dibuat oleh Hendriyanto Wijaya pada 2019, yakni 82:53:47.

Sementara itu, di TABR 2023 dengan rute 6.720 Km, Dzaki menutaskan tantangan Dzaki Wardana menutaskan tantangan dalam waktu 20 hari, 18 jam, dan 15 menit. Sehari rata-rata Dzaki gowes sejauh 323 km, dengan kecepatan 23,1 km per jam dan elevation gain 30.471 meter. Yang membanggakan, ia berhasil finis di posisi kelima dari total 46 peserta.

Dokter Wahyu Noegroho melintasi kawasan Gunung Penanggungan menuju Pandaan.

Peserta kategori 1.500 Km harus mencapai check point (CP) 1 di Banyuwangi, Rabu, 28 Februari pada pukul 12.00 WIB. Jika dengan kecepatan saat ini, separuh cyclistdapat mencapai CP 1 sebelum itu.

East Java Journey adalah event ultra cycling yang diselenggarakan Mainsepeda. Kategori 1.500 Km bersifat kompetitif. Sedangkan kategori 600 km yang start pada 1 Maret bersifat non kompetitif. Seluruh peserta baik kategori 1500 km maupun 600 km harus finis sebelum COT pada Minggu 3 Maret 2023 pukul 21.00 WIB untuk mendapatkan trofi. (Mainsepeda)

Populer

Melawan HNP dengan Hobi Sepeda
Cannondale Topstone Carbon, Sepeda Gravel Bersuspensi
Evolusi Sepeda Trek: Dari Madone Allrounder hingga Emonda Aero
Kenapa Harus Pakai Clipless Pedal (Tips Memakai dan Memilih Pedal)
Doyan Bikepacking, Dokter Basuki Daftar East Java Journey 1.200 km
Cervelo P5x Lamborghini, Hanya Ada 25 Biji
Brompton Dibuat dengan Gairah dan Kesabaran
Gowes Dari Tengah Taiwan ke Puncak Wuling (3.275 Meter)
Berkunjung ke SUB Jersey, Gubernur Request Bikin Tema Aceh
Cervelo R5 Baru: Lebih Ringan, Kurangi Kaku