East Java Journey (EJJ) 2024 kategori 600 km start pagi ini (1/3) di Surabaya Town Square (Sutos). Para peserta yang berasal dari sejumlah kota di tanah air, memulai perjuangan untuk menaklukkan rute 600 km. Seperti halnya kategori 1.500 km, kategori 600 km juga menawarkan tanjakan sadis juga rute gravel yang menyiksa.

Start tepat dilakukan pukul 05.00 WIB di Sutos. Para peserta dikawal lebih dulu oleh personel kepolisian sampai masuk By Pass Krian. Setelah titik itu, para peserta bisa melaju semaksimal mungkin dengan pace masing-masing.

Kategori 600 km sebenarnya bersifat non kompetitif. Tidak ada juara, maupun hadiah. Namun, bukan berarti tidak ada persaingan sama sekali. Dipastikan akan ada yang tancap gas untuk menjadi yang terdepan. Cut off time (COT) di garis finis di Surabaya adalah Minggu pukul 21.00.

Azrul Ananda, founder Mainsepeda, termasuk salah satu partisipan dalam EJJ kategori 600 km. Ia berpesan, agar para peserta mematuhi rencana yang dibuat masing-masing. Itu penting untuk memastikan peserta bersangkutan bisa menyelesaikan rute dengan baik.

Baca Juga: Cerita EJJ 2024 1500: Banyak Terbantu, Dzaki Apresiasi Keramahan Warga Jawa Timur

”Jangan terburu nafsu, karena tantangan 600 km cukup panjang. Kalau mau aman, nanti malam sampai check point (CP) 1 di Blitar dan menginap di sana. Besok masuk CP 2 di Madiun dan menginap di sana. Dan Minggu, hari terakhir menuntaskan tantangan dari Madiun menuju Surabaya yang relative flat, tidak ada tanjakan maut maupun rute gravel,” jelas Azrul.

Di awal rute, para peserta akan mendapatkan tantangan berupa tanjakan maut di Tirtowening, Pacet, Mojokerto. Tanjakan di sana memiliki kemiringan di atas 20 persen. Itu harus dilalui beberapa saat setelah peserta melewati By Pass Krian dan Mojosari.

Lepas dari Tirtowening, para peserta kembali dihadapkan tantangan nanjak di kawasan Tutur, Nongkojajar. Bahkan, di sini, tanjakan yang dilalui peserta 600 km bisa disebut lebih berat dari kategori 1.500 km. Cyclist peserta 600 km harus melewati tanjakan Watu Pecah yang gradiennya tembus 34 persen.

Baca Juga: 1500 EJJ 2024 Update - Hour 90: Handika Kampiun EJJ 1.500 Km Men 40 and Up

"Kalau nuntun (Tanjakan Tirtowening) itu pasti, cuma kan masa iya gak mau dicoba buat mancal dulu," kata Eko Sasmito.

Selain tanjakan, para peserta kategori 600 km akan melewati rute gravel setelah check point (CP) 1 yang ada di Blitar. Segmen gravel itu sama dengan segmen gravel pertama yang dilalui peserta kategori 1.500 km.

Gravel yang dimulai dari kawasan Bendungan Serut sampai bukit Selomangleng itu cukup menyiksa karena ada tanjakan dengan kemiringan cukup tinggi di medan gravel. Tiga pembalap pertama kategori 1.500 yang finis, satu suara menyebut segmen gravel adalah bagian terberat yang harus mereka taklukkan.

East Java Journey adalah event ultra cycling yang diselenggarakan Mainsepeda. memasuki edisi kedua tahun ini, tantangan ditingkatkan dengan rute yang lebih panjang maupun tanjakan dan medan yang lebih sulit.

Persaingan para peserta bisa dipantau melalui live tracker. Untuk fasilitas ini, fans tinggal klik di banner live trakcer yang ada di website maupun aplikasi Mainsepeda. (mainsepeda)

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Bagaimana Memilih Sepeda dan Ukurannya?
Tips Memilih Komponen agar Sepeda Tampil Elegan
Tips Merakit Gravel Bike dengan Harga Terjangkau
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Marika: Sepeda Harus Selalu Mengikuti Kita, Bukan Sebaliknya
Warseno BRCC Raih KOM Karismatik Cycling Community di Madiun
Zipp 303 Firecrest Terbaru Tantang Kita Ubah Pola Pikir
Kapolri Berharap Ayu Meraih Prestasi Lebih Tinggi
Total Jarak Jadi 95 Km, COT Pukul 13.15 dan 13.30