Jika Go Suhartono (Koh Hay) absen di East Java Journey 2024 kategori 1.500, ada dua nama yang masuk dalam list cyclist tertua: Agus Amir dan Brigjen (purn) Ardiansyah Triono. Keduanya kebetulan sama-sama berusia 63 tahun.
Agus Amir berhasil menyelesaikan tantangan 1.500 km Minggu siang, 3 Maret 2024 pukul 10.54. Total ia menyelesaikan tantangan ini dalam waktu 149 jam.
Ketika tulisan ini dibuat, Koh Hay dan Ardiansyah belum finis. Artinya, Agus Amir lah cyclist tertua yang finis terdepan.
Agus Amir dengan bangga menyebut dirinya The Lansia. Bahkan kata-kata itu ia sematkan di bagian tengah frame sepeda.
"Ini untuk memotivasi diri saya dan orang lain bahwa umur itu hanya angka. Tapi tidak bisa kalau tidak konsisten. Dengan konsisten itulah terbentu karakter kita," ujar Om Amir, sapaan akrabnya.
Amir menyadari hasil di EJJ 2024 ini tak bisa diraih tanpa konsistensi berlatih. "Banyak orang bilang ya karena saya pensiunan jadi bisa main sepeda. Tapi belum tentu kalau tidak konsisten meskipun sudah pensiun bisa main sepeda terus," jelas pensiunan ASN di Pemkot Bontang itu.
Ditanya soal rute EJJ 2024, jawaban Amir sama dengan yang lain. Super berat. Tapi Amir tak kapok. Ia justru menunggu tantangan berikutnya dari Mainsepeda.
"Saya titip pesan ya untuk Om Azrul Ananda, segera bikin event full gravel," ucap Amir yang langsung disambut tepuk tangan peserta lain, yang sudah berdatangan lebih dulu di Sutos.
Tantangan Agus Amir itu bukan isapan jempol. Sebab ia juga menunjukkan konsistensinya dengan mengikuti semua event KOM Challenge Mainsepeda. Saat ini Agus Amir sudah mengamankan slot Bromo KOM Challenge, Kediri Dholo KOM Challenge, dan Banyuwangi Bluefire Ijen KOM Challenge.
Agus Amir juga terkesan dengan tim Mainsepeda, termasuk tim dokumentasi yang gercep membuat konten. "Saya itu sampai heran, pas masih di jalan ada foto saya yang nyebar dan viral. Di foto itu ada tukang bakso, kata orang-orang 'bagaimana tidak kuat gowes lah didampingi tukang bakso',"(mainsepeda)