Badannya terlihat sangat lusuh. Tubuhnya penuh peluh. Saat melepas cleat untuk turun dari sepeda, keseimbangannya pun terlihat sudah tak kokoh lagi.

Tapi, semangat Ardiansyah Triono masih menyalah. Senyumnya tetap mengembang. Suaranya yang sudah terdengar serak tetap ia pekikan dengan keras saat sampai di titik finis East Java Journey 2004 - 1.500 km, di Surabaya Town Square (Sutos), Minggu malam, 3 Maret 2024.

"Saya tetap datang. Saya gak peduli sudah ada orang atau tidak. Mau diterima atau tidak, Mau diberi plakat atau tidak. Niat saya harus ngelakoni sampai mari (menyelesaikan hingga tuntas)," ucap purnawirawan TNI berpangkat terakhir Brigadir Jenderal (Brigjen) itu.

Ardiansyah Triono dinyatakan Not Qualified (NQ) di EJJ 2024. Ia finis over cut off time (COT). Ia menyelesaikan balapan dengan catatan 161 jam 33 menit 2 detik. Ia sampai Suto pukul 22.37 WIB.

Mantan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu sebenarnya sudah lama mempersiapkan diri mengikuti EJJ 2024. Ia sudah beberapa kali berlatih bersepeda jarak jauh. Ia berlatih seorang diri. Selain ingin merasakan bersepeda unsupported, ia juga mengaku sudah terbiasa ke mana-mana sendiri. Ia juga ingin bernostalgia saat menjadi prajurit Kopassus, di mana-mana sering kali harus menjalankan operasi di hutan seorang diri.


Ardiansyah Triono sesampai di finis East Java Journey 2024, ia terlihat sangat kelelahan namun menolak dievakuasi.

Baca Juga: Putuskan Ikut EJJ 2024, Brigjen (Purn) Ardiansyah: Nostalgia Operasi Kopassus

Sebelum menjalani EJJ 2024, mantan Komandan Komandan Komando Resor Militer 083/Baladhika Jaya (Danrem 083/BDJ) itu juga sudah menyusun rencana. Tapi ternyata banyak hal terjadi di luar kuasanya. Perjalanannya beberapa kali bermasalah dengan medan -yang memang relatif berat untuk seseorang berusia 63 tahun.

Ia juga sempat kehabisan waktu karena tracker yang ia pakai tertukar dengan peserta lain. "Ceritanya saya dan beberapa peserta berhenti di warung sekaligus ngecharge charger. Eh lah kok ketuker pas jalan. Itu membuat saya harus lama kehilangan waktu," jelasnya.

Belum lagi ia sempat mengalami kecelakaan. Mulai dari terjatuh di perlintasan kereta akibat jalanan licin. Ditambah diseruduk pengendara motor. Hingga ia sempat terjatuh saat masuk Surabaya. Saat sisa-sisa tenaganya di-push untuk sampai di titik finis.

Tim Mainsepeda sempat memberi pengawalan di akhir perjalanan Ardiansyah. Bahkan sempat menawari untuk dievakuasi setelah terjatuh di kawasan Citraland, Surabaya. Namun ia menolak. ia tetap ingin bersepeda menuntaskan rute hingga titik finis.

"Saat itu ada tiang besar berdiri di seperempat jalan. Saya menghindar, eh justru mencelat. Saya langsung berusaha bangun sendiri. Di Kopassus saya diajari hidup sendiri, biasa itu," imbuhnya.

Bahkan Ardiansyah membiarkan tangannya kirinya bercucuran darah. Luka itu terjadi saat ia ditabrak pemotor. "Rasanya sempat sudah agak kering dan tidak sakit. Terus sakit lagi karena terjatuh tadi (di Citraland)," ujar Ardiansyah ditemui usai finis.

Saat itu ia tak ingin waktunya lebih banyak terbuang dengan menjalani pengobatan terlebih dulu.

Yang mengesankan lagi, hampir sepanjang perjalanan Ardiansyah tak memanfaatkan bike comp. Ia membawa piranti itu namun seringkali tak bisa menggunakannya. "Seringkali aku dipandu oleh istri dan anakku yang lihat live tracker," kelakarnya.

Baca Juga: Ambil Starter Kit Sendiri Paling Awal, Purnawirawan Jenderal Kopassus Siap Debut

Meskipun finis under COT, tapi Ardiansyah tetap terkesan dengan EJJ. Salah satu kalimat yang diucapkannya ketika sampai di finis adalah ucapan terima kasih untuk Azrul Ananda dan tim Mainsepeda. 

"Mas Azrul sudah pulang ya? Saya titip salam hormat untuk beliau. Beliau membuat event yang luar biasa, tim-timnya luar biasa. Salut saya," ucapnya.

Ardiansyah mengaku menikmati rute EJJ 2024. Meskipun dalam setahun terakhir sudah sering bersepeda jarak jauh, tapi ia tetap merasakan banyak rute baru yang berkesan.

Setelah menyelesaikan misi di finis EJJ 2024, Ardiansyah bahkan menolak diantar oleh tim Mainsepeda maupun dua keponakannya yang datang. Ia ingin bersepeda kembali ke tempat mobilnya di parkir di kawasan Kodam V Brawijaya. Tak jauh dari Sutos.


Ardiansyah Triono mendapatkan perawatan medis untuk mengobati luka di tangan kirinya akibat tertabrak motor.

"Gak usah. Aku istirahat sebentar saja di sini. Nanti aku ambil mobil terus ke Gresik. Besok (hari ini) aku harus ngantor," ujarnya. Di titik finis, Ardiansyah hanya mengambil minum. Ia juga bersedia lukanya diobati.

Ardiansyah mengaku tak kapok mengikuti event ultra cycling. "Loh EJJ ini malah tak anggap latihan untuk ikut event selanjutnya," ungkapnya.(mainsepeda)

Populer

Ladies Baja CC, Diracuni Bapak-Bapak Baja CC
Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kado Pensiun Cavendish: Menang di Singapore Criterium
Super Magnesium; Material Pesaing Karbon?
Tips Setting Rantai Hub Gear dan Lepas Roda Belakang Brompton
Mark Cavendish Resmi Gantung Sepeda
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Sold Out, Ini Cara Dapatkan Slot Bromo KOM Lewat Jalur Bundling, Kuota Terbatas!
Shimano CUES, Ekosistem Baru Pengganti Grupset di Bawah 105
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride