Banyuwangi Road Cycling Club (BRCC) telah merilis jersey terbarunya pada Minggu, 10 Maret 2024. Seragam baru komunitas yang lahir pada 2011 lalu ini disebut Ketua BRCC Guntur Priambodo memiliki makna tersembunyi.
Seperti biasa jersey BRCC masih menggunakan warna kebanggaan, biru. Warna ini merupakan simbol ikonik salah satu lokasi parisiwata di Banyuwangi yakni "Blue Fire" di Kawah Ijen. Tapi kali ini jersey BRCC memilih desain dengan gradasi warna yang terlihat lebih lembut.
"Jersey masih dominan biru. Kami tetap mengusung semangat api biru Kawah Ijen. Ada warna gradasinya yang soft. Jadi harapannya jersey ini membawa semangat kalem tapi menenggelamkan. Artinya, kami harus lebih baik dari tahun sebelumnya," kata Guntur.
Acara peluncuran jersey BRCC sendiri digelar dengan kompetisi mini race antaranggota. Dimulai di Pendopo Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi, sebanyak 150 cyclist beradu cepat menuju rest area Jambu dengan elevasi mencapai 600 meter.
BRCC bukan sekadar komunitas gowes. Namun BRCC selama ini juga dikenal banyak melahirkan atlet-atlet muda di cabang balap sepeda nasional.
Salah satu atlet jebolan BRCC yang baru saja meraih prestasi internasional adalah Arkana Galih Hafiz Sena. Arkana tercatat sukses merebut medali perunggu di Asia Track Championships 2024, di New Delhi, India.
Nah, tahun ini Guntur menargetkan anak didiknya dapat berprestasi di event Tour de Ijen. Event itu kembali digelar 22-25 Juli 2024.
Tidak mudah memang meraih prestasi di ajang yang sudah berafiliasi dengan Union Cycliste Internationale (UCI). Sebab selama ini banyak pembalap-pembalap pro dari luar negeri juga turun di ajang itu.
Pada penyelenggaran terakhir pada 2019 lalu, pembalap andalan Indonesia Aiman Cahyadi terbilang mampu bersaing dengan para cyclist dari luar negeri. Meski hanya berakhir di peringkat ke-13 klasemen juara umum atau general classification (GC), Aiman sukses menjadi pemenang di etape kedua kala itu.
"Di Tour de Ijen tahun ini BRCC punya target setidaknya bisa juara stage dan ada yang masuk 10 besar. Harapannya kami bisa benar-benar kompetitif saat berhadapan dengan atlet-atlet luar negeri," imbuh Guntur.
Demi menjaga asa juara tersebut, BRCC pun menyiapkan formula latihan yang tetap berintensitas tinggi pada bulan ramadan tahun ini.
"Kalau BRCC saat Ramadan kami latihannya tanpa mengurangi pola yang ada selama ini. Hanya memindahkan waktu saja. Kalau pagi-sore intensitas rendah, kalau intensitas tinggi setelah tarawih atau sebelum sahur. Harapan tidak terjadi penurunan kekuatan. Kalau puasa intensitas latihannya rendah, khawatir nanti drop," imbuhnya.(Mainsepeda)
Foto-Foto: Ramada Kusuma BRCC for Mainsepeda