Rudy S Rustanto alias Rudy Cepu antusias begitu mendengar Bromo KOM Challenge 2024 bakal dikemas spesial dengan nama Bromo KOM X. Ia mengaku tak banyak pertimbangan untuk mendaftar. Rudy memilih mendaftar lewat jalur bundling Trilogi Jawa Timur (Bromo KOM, Ijen KOM, dan Kediri Dholo KOM), plus East Java Journey 2024.
"Begitu pendaftarannya dibuka untuk paket bundling, langsung saya mendaftar. Saya termotivasi ikut Bromo KOM tanpa bolong selama 10 tahun," kata pria asal Blora, Jawa Tengah itu.
Bagi Rudy, ikut Bromo KOM itu tak membosankan. Meskipun tiap tahun rutenya nyaris sama. "Rute Wonokitri itu bagi saya penuh misteri," tegas cyclist dengan nama lengkap Rudy Soegiarto Rustanto itu.
Bagi Rudy, Bromo selalu menyediakan "magic" tersendiri. Di ajang ini, selalu saja ada yang berbeda. Baik dari kondisi medan maupun dari performa saat dia melahap tanjakan. Pernah, Wonokitri diserbu hujan abu akibat aktivitas vulkanis Gunung Bromo. Belum lagi kabut dingin dan hujan yang terkadang turun. Namun, Mei mendatang saat Bromo KOM X digelar, sedang berlangsung musim panas.
Rudy mengaku tiap tahun selalu dapat pengalaman yang berbeda saat berupaya menaklukkan rute Bromo KOM. "Percayalah, meskipun sudah pernah menaklukan, tapi jalur nanjak ke Wonokitri bukanlah hal yang mudah," ungkapnya.
Selama 10 tahun tak pernah absen di Bromo KOM, Rudy merasa pengalaman tak terlupakan itu ada di musim pertama. Saat event Bromo KOM masih bernama Bromo100.
Bromo100 yang digelar pada 2014 adalah event pertama Rudy Cepu. "Saya sendiri mulai gowes 2013," ucapnya.
Baca Juga: Peserta Makin Banyak dan Kompetitif, Kategori Lomba Bromo KOM X Bertambah
Lantaran sebagai event pertama, Rudy berupaya bisa finis strong di Bromo. Ia pun latihan nanjak sendiri ke Wonokitri. Saat itu Rudy berhasil finis, tapi harus nuntun sampai 3-4 kali.
Ia pun sudah siap nuntun saat event. "Anehnya, di hari H saya malah kuat tanpa turun. Dari Puspo sampai Wonokitri lancar. Itu sebuah pencapaian yang tak terpikirkan. Ternyata atmosfer Bromo memang beda," jelasnya.
Selama ikut Bromo KOM -terutama sejak ada konsep balapannya- Rudy Cepu sudah merasakan turun di beberapa kategori usia. Dari 40 plus, 45 plus, sampai kini 50 plus.
Rudy Cepu juga beberapa kali berhasil tembus podium. Dalam dua tahun terakhir ini ia merasa pencapaiannya sedikit turun. "Tapi tetap bisa tembus lima besar," kataya.
Sebagai catatan di Bromo KOM 2023, Rudy Cepu menempati posisi keempat di kategori Men 50-54. Di musim sebelumnya, Bromo KOM 2022, Rudy menempati podium ketiga di kategori yang sama.
Rudy Cepu menempati podium ketiga di Bromo KOM Challenge 2022 di bawah Sunhin Tjendra dan Asril Kurniadi.
Di tahun 2021, Bromo KOM tidak terselenggara karena pandemi. Lalu di Bromo KOM 2020, Rudy menempati posisi keempat. Di Bromo KOM 2019 dan 2018, Rudy menempati posisi dua dan tiga.
Baca Juga: 1500 EJJ 2024 Update - Hour 124: Rudy "Cepu", Dzaki Wardana dan Peter Finis Mulus di Surabaya
Sama seperti kebanyakan peserta, Rudy ikut Bromo KOM Challenge tiap tahun bukan sekadar untuk mengejar personal best. Namun ia juga ingin merasakan atmosfer "kenduri" dengan bertemu ribuan cyclist dari seluruh Indonesia.
Saat ditanya misinya di Bromo KOM X, Rudy Cepu mengaku penasaran dengan hal spesial apa yang bakal dihadirkan Mainsepeda di event yang kerap dijuluki "naik haji"-nya cyclist di Indonesia ini.
"Saya yakin pasti panitia menyiapkan kejutan," kelakarnya.(mainsepeda)