Wakil Duta Besar Australia di Indonesia, Steve Scott, telah mengakhiri masa tugasnya di Jakarta. Pada Sabtu, 23 Maret, Farewell Ride sejauh 100 km pun diselenggarakan untuknya. Gowes bersama teman-teman bersepedanya, kebanyakan ekspatriat yang tergabung di komunitas RPS (Relaxed Pace Sports).
Start pagi pukul 05.00 WIB di depan FX Senayan, puluhan cyclist dari berbagai negara itu gowes bersama ke arah Pantai Indah Kapuk (PIK). Terus berlanjut hingga ujung pembangunan kawasan baru di PIK 3, lalu kembali ke arah Senopati di Jakarta. Total bersepeda di kisaran 100 km.
Steve Scott memang sangat hobi bersepeda. Bahkan sangat dikenal oleh cyclist-cyclist senior di Indonesia sejak lebih dari sepuluh tahun lalu.
Scott sudah dua kali bertugas di Indonesia. Kali pertama dimulai pada 2012, menjabat sebagai Minister-Counsellor Political and Economic. Setelah beberapa tahun dia balik ke Australia, sebelum kembali lagi ke Jakarta pada 2021 sebagai Deputy Ambassador (Wakil Duta Besar).
Sejak kali pertama di Jakarta, Scott sudah aktif di komunitas sepeda ekspatriat. Dulu bernama "JERKx" atau "Jakarta Expatriate Road Cycling Klub". Kata "Klub" sengaja pakai ejaan Indonesia "K". Dan nama itu merupakan pelesetan dari nama "Merckx" alias Eddy Merckx, salah satu pembalap sepeda paling hebat dalam sejarah dunia.
Mereka sangat aktif ikut event-event sepeda di Indonesia, yang waktu itu belum booming seperti sekarang. Bahkan, rute "dalkot" yang populer di Jakarta sekarang dulunya adalah salah satu kreasi komunitas ekspatriat tersebut.
Ketika kembali ke Indonesia pada 2021, komunitas ekspatriat itu berevolusi menjadi RPS. Walau namanya berawal "Relaxed", tapi cara gowesnya tetap khas seperti JERCKx dulu: Cepat dan mencoba saling mencopot teman.
Dalam Farewell Ride, beberapa teman lama di JERKCx ikut datang khusus ke Jakarta untuk berpartisipasi. Salah satunya Juan Pablo Ramirez, pria asal Kolombia yang dulu pernah lama di Jakarta sebelum pindah ke Nigeria, Thailand, dan Singapura.
Menurut Pablo, panggilan akrab pria yang baru saja kembali bekerja di Bali tersebut, Steve Scott adalah seorang pesepeda yang supertangguh. "Dia orang yang tangguh. Semakin berat tantangannya, semakin dia akan berupaya untuk menaklukkannya", katanya, lantas mengutip salah satu "aturan" unik bersepeda dunia di buku Velominati. Yaitu aturan Nomor 5: "HTFU" (silakan cari sendiri artinya).
Hadir pula Azrul Ananda dan John Boemihardjo, founder Wdnsdy Bike yang juga sudah mengenal Scott sejak sepuluh tahun lalu. "Kami pertama kenalan dengan Steve waktu ikut Audax Lombok 400 Km tahun 2014. Waktu itu terjadi persaingan seru antara cyclist Surabaya dan ekspatriat Jakarta sepanjang rute. Sama-sama saling mencoba mengalahkan di tanjakan. Gara-gara pengalaman seru itu, kami sering ikut event bersama mana-mana. Bersepeda memang bisa jadi networking yang luar biasa, apalagi kalau sama-sama punya passion besar", tutur Azrul.
Tentu saja, Steve Scott akan terus berinteraksi dengan teman-teman sepeda di Indonesia ini. Bahkan dia masih berkomunikasi dengan teman-teman lama dulu, yang sekarang sudah terpencar di berbagai penjuru dunia.
Bersepeda memang menjadi salah satu cara bagi Scott untuk menjalin pertemanan dan lebih mengenal Indonesia. "Saya sangat mencintai setiap menit saya bersepeda di Indonesia. Itu adalah cara terbaik untuk melihat lebih banyak negara yang luar biasa ini. Dan tidak ada yang lebih baik dari bersepeda bersama teman-teman!" ujarnya usai acara Farewell Ride.
Dalam acara ini, Carlos Monterde, salah satu founder RPS dan teman-teman lain memberi kado Scott berupa helm yang dicat khusus sesuai kesukaannya! Juga ada kado SUB Jersey custom khusus dengan corak Mega Mendung, matching dengan sepeda custom Wdnsdy Journey KS yang ditunggangi oleh Scott.
Walau tidak lagi bertugas di Jakarta, Scott mengaku akan berusaha terus mengunjungi Indonesia. Tentu saja sambil membawa sepeda, gowes lagi dengan teman-teman di sini! (mainsepeda)