Ajang ultra cycling East Java Journey (EJJ) 2024 tidak hanya diikuti cyclist laki-laki, tapi juga perempuan. Bahkan, mereka juga mampu bersaing dengan para peserta lainnya dalam menuntaskan rute epik sepanjang 600 km. Tidak sedikit pula yang mampu mencatatkan waktu lebih baik dari para peserta laki-laki.

Salah seorang cyclist perempuan itu adalah Zanira Hanifah. Zanira mengaku justru lebih senang bersepeda dengan jarak yang ekstrem jauhnya seperti EJJ. Padahal, tantangan yang dihadapi tidak hanya rute yang panjang. Tapi juga kondisi medan yang berubah-ubah. Menanjaknya jauh lebih berat, rute gravel-nya (offroad) juga lebih banyak dan ekstrem.

Tidak hanya itu, tubuh juga dituntut cepat beradaptasi karena kondisi iklim daerah yang dilintasi berganti-ganti. Mulai dari kawasan pesisir pantai hingga dataran tinggi. Dari wilayah yang sangat kering dengan paparan sinar matahari yang intensif hingga hutan tropis dataran tinggi yang kerap turun kabut dan hujan.

Tak heran jika sejumlah cyclist berpikir dua kali untuk turun di ajang ultra ini. Apalagi kaum perempuan. Mereka lebih banyak concern soal keamanan.

Tapi Zanira Hanifah menepisnya. Selama menuntaskan rute sejauh 600 km, Zanira merasa aman. Sebab, dia punya strategi sendiri. Pertama, usahakan untuk bersepeda secara berkelompok. Paling tidak, dia selalu mengajak rekan pesepeda lainnya untuk gowes bareng. Kedua, dia memastikan untuk selalu berada dalam jangkauan tim Mainsepeda.

"Yang ditakutkan itu ya soal keamanan, lebih kayak ada perampokan gitu. Jadi solusinya ya gowes bareng sama temen-temen lainnya. Jadi meminimalisir kejahatan," imbuhnya. 

Meski EJJ adalah ajang dengan konsep unsupporter ride alias balapan mandiri, bukan berarti peserta dibiarkan begitu saja. Mainsepeda sebagai penyelenggara EJJ memiliki tim khusus yang dapat membantu peserta jika menghadapi kesulitan. Baik ketika ada masalah kesehatan atau teknis kerusakan sepeda. Ada pula fasilitas-fasilitas pendukung di setiap checkpoint yang sangat helpful memberi dukungan bagi peserta seperti mekanik, lokasi istirahat, dan fisioterapis.  

"Ada temen-temen Mainsepeda yang naik motor. Kami sering bertemu di jalan. Saya jadi merasa ada yang ngawasin. Itu menciptakan rasa aman bagi kami karena panitia benar-benar memberi perhatian. Menurutku, aman banget buat yang pertama kali ikutan sih," kata cyclist 43 tahun ini.

Zanira sedang scan barcode untuk verifikasi peserta yang menyelesaikan tantangan EJJ 2024 600 Km. 

Baca Juga: Tersesat 35 Km, Nengah Pantang Menyerah Selesaikan EJJ 2024 600 Km

Zanira mengatakan, mengikuti balapan dalam tempo yang ekstrem lamanya ini sangat menyenangkan. Bahkan bisa menciptakan rasa ketagihan. "Rutenya gila sih, tapi pemandanganya top. Sunrise-nya bagus banget. Saya memang suka long ride karena kayak bisa recharge semuanya. Saya suka pemandangan alamnya selama ikut EJJ," kata Zanira. 

Zanira berhasil menuntaskan tantangan EJJ 2024 kategori 600 km. Jarak terjauh yang pernah ia tempuh dengan bersepeda. Zanira menyelesaikan tantangan EJJ 2024 600 Km dengan catatan waktu 54 jam 40 menit 48 detik. Torehan waktu ini di bawah Cut-Off Time yang ditetapkan penyelenggara.

Zanira menyarankan bagi cyclist pemula, khususnya perempuan, untuk merasakan langsung EJJ. TIdak perlu takut. Yang penting mempersiapkan diri sebaik-baiknya. EJJ berbeda dengan gelaran ultra lainnya. "Tidak perlu khawatir," katanya. (Mainsepeda)

 

Populer

Pendaftaran Mulai Besok, EJJ 2025 Menawarkan Spot Baru 
Kolom Sehat: Anti Social-Social Ride
Alur Pendaftaran Cyclist Internasional Mainsepeda EJJ 2025
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Kolom Sehat: Bucin
Kesalahan Cyclist Pemula: Duduk Mengangkang, Celana Dalam, atau...
Cyclist Favorit: Habibie Jebolan EJJ Gowes Sampai ke Mekkah
Herbamojo, Suplemen untuk Mendukung Stamina Tetap Prima
Kolom Sehat: Meri, tapi Bukan Anak Bebek
Tips Setting Rantai Hub Gear dan Lepas Roda Belakang Brompton