Gagal ikut serta pada East Java Journey (EJJ) 2023 membuat Nandy Syafiek benar-benar penasaran. Padahal, cyclist Bandung ini punya passion yang besar untuk menjajal tantangan ultra cycling. Apalagi digelar di Jawa Timur yang memiliki medan tantangan komplit. Mulai dari daerah pesisir yang kering karena panas yang terik hingga daerah pegunungan yang basah karena kabut dan hujan.
Karena itu, begitu pendaftaran EJJ edisi kedua dibuka, Nandy tak ingin kembali kandas. Dia belajar dari kegagalannya tahun lalu yang terkendala regulasi. Yakni, penggunaan ban minimum 650b dengan lebar minimum 28 mm. Selain itu, pemakai rim brake wajib menggunakan ban dengan braketrack berbahan alloy. Semua regulasi tersebut diberlakukan dengan alasan keamanan.
Nandy memutar otak bagaimana caranya agar tetap bisa ikut. "Saya sempat lihat cuplikan EJJ, ada yang pakai sepeda dengan tipe yang sama dengan saya, tapi bisa ikut. Saya chat, saya tanya. Dia bilang untuk menggunakan wheelset merek ini, ban merek ini. Saya cari dapet dan tahun ini akhirnya saya bisa ikut," jelasnya.
Nandy Syafiek saat beraksi di jalur tanjakan pada event East Java Journey (EJJ) 2024 kategori 600 Km.
Nandy lahir dari keluarga yang sangat mencintai olahraga sepeda. Dan ketertarikannya ditularkan dari sang ayah. Tak ayal Nandy dan adiknya sudah dikenalkan dengan olahraga sepeda sedari kecil.
Baca Juga: EJJ Aman bagi Cyclist Perempuan, Zanira Hanifah Beberkan Alasannya
Akan tetapi, insiden pilu terjadi di keluarga Nandy ketika adiknya harus meninggal dunia ketika mengayuh sepeda. Raden Sandy Syafiek tewas usai tertabrak mobil ketika gowes di jalan Gatot Subroto, Jakarta, pada Februari 2018 silam.
Rasa trauma? Pasti ada di benak Nandy. Tapi ia sudah kadung jatuh cinta dengan olahraga sepeda.
"Keluarga mewanti-wanti aja sih. Kalau trauma pasti, tapi yang penting berdoa dan berhati-hati. Karena sudah kecanduan sih," imbuhnya.
Nandy Berhasil menjadi finisher di EJJ 2024 kategori 600 Km.
Saking kecanduannya, Nandy bahkan berencana akan segera naik level. Ia menyampaikan keinginannya untuk mengikuti EJJ dengan kategori 1.500 Km tahun depan. Apalagi event-event yang diselenggarakan Mainsepeda tak pernah mengecewakan baginya.
"Rasanya ketagihan pengen ikut lagi. Tahun depan kalau ada rejeki pasti ikut. Saya pernah ikut Bromo KOM juga. Event Mainsepeda itu tidak pernah mengecewakan. Jersey bagus, penyelenggaraan juga mengesankan," kata cyclist 46 tahun ini.
Nandy terkesan dengan fasilitas yang disiapkan oleh pihak penyelenggara. Khususnya di event ultra cycling, ia memberi apresiasi berkat adanya mekanik, fisioterapis, dan makanan serta minuman di setiap checkpoint (CP). Nandy mampu merampungkan EJJ 2024 600 km dengan catatan waktu di bawah cut-off time (COT) 59 jam 4 menit 13 detik. (Mainsepeda)