Terdapat lima balapan monument classic dan Tour of Flanders diklaim yang paling sulit terprediksi. Monument classic adalah lima event one-day race yang paling tua, paling sulit, dan paling elit dalam kalender World Tour UCI. Selain Tour of Flanders, ada balapan Milan-San Remo, Paris-Roubaix, Liege-Bastogne-Liege, dan terakhir Giro di Lombardia.
Tour of Flanders dimulai sejak tahun 1913 dan tahun ini menandakan edisi ke-108. Selama penyelenggaraanya, tidak ada pembalap yang benar-benar mendominasi. Tercatat terdapat enam pembalap yang mampu membawa tiga gelar juara.
Pembalap Alpecin Deceuninck Mathieu van der Poel memiliki motivasi untuk masuk dalam list tersebut. Cyclist Belanda ini sebelumnya menjadi pemenang di Tour of Flanders pada tahun 2020 dan 2022 lalu.
Sejarah Tour of Flanders
Didirikan oleh Karel Van Wijnendaele dan anggota pendiri surat kabar Sportwereld Leon den Haute, Tour of Flanders dimulai pada tahun 1913 dan tahun ini menandai edisi lomba yang ke-108. Tidak ada perlombaan dari tahun 1915 hingga 1918 karena adanya perang dunia (PD) 1. Balapan ini melalui medan yang sulit berupa tikungan, belokan, dan tanjakan berbatu yang sempit.
Meskipun ada empat balapan monumen lainnya yang memiliki sejarah panjang, tidak ada balapan lain yang merepresentasikan kebanggan suatu negara. Tak heran pembalap-pembalap tuan rumah selalu berusaha tampil heroik. Walhasil, kemenangan terbanyak datang dari pembalap Belgia, dengan total 69 kemenangan dari 107 edisi.
Dalam nota sejarah, terdapat enam pembalap yang meraih trofi terbanyak dengan tiga kali gelar juara. Mereka adalah Achiel Buysse, Fiorenzo Magni, Eric Leman, Johan Museeuw, Tom Boonen dan Fabian Cancellara. Sedangkan, pembalap yang memenangi edisi pertama ialah Paul Deman.
Rute Balapan Tour de Flanders
Terdapat perubahan pada Tour of Flanders dibandingkan tahun sebelumnya. Balapan akan kembali dimulai dari Antwerp pada hari Minggu, 31 Maret 2024 dan pendakian Kortekeer dan Kanarieberg telah dihapus karena alasan keselamatan.
Meskipun demikian, Tour of Flanders masih ada 17 tanjakan ikonik balapan dan lima sektor gravel di jalur berliku menuju Oudenaarde. Jarak lintasan mencapai 270 Km.
Baca Juga: Patah Beberapa Ruas Tulang, Van Aert Terancam Absen di Giro
Dari Antwerp, para pembalap akan menuju barat daya menuju Flemish Ardennes melalui jalan relatif datar. Rintangan berupa tanjakan dimulai pada kilometer ke-136 diawali pendakian Oude Kwaremont yang terkenal dengan jarak 2,2km dan gradien maksimal 11,6%.
Setelah setengah jalan, rute semakin intensif dan setiap 10 km akan menghadapi jalur gravel. Tanjakan beruntun dimulai dari Kapelleberg, Wolvenberg, Molenberg, dan Valkenberg merupakan potensi menjauh dari peloton. Belum lagi jalur-jalur gravel yang akan mengikis stamina pembalap di daerah Holleweg, Kerkgate, dan Jagerij.
Tanjakan Paterberg menjadi pendakian terakhir 13 km sebelum garis finis. Sisanya berupa jalur datar yang akan menjadi momentum para sprinter untuk adu kecepatan jelang garis akhir.
Pembalap Unggulan Tour de Flanders
Absennya juara bertahan Tadej Pogacar dan pembalap kebanggan tuan rumah Wout van Aert pada Tour of Flanders tahun ini membuat persaingan juara seperti dikocok ulang. Nama terakhir batal ambil bagian setelah mengalami cedera serius di ajang Dwars door Vlaanderen tengah pekan lalu. Van Aert mengalami patah tulang di bagian dada karena insiden kecelakaan beruntun.
Karena itu, unggulan utama berpindah tangan ke pembalap Alpecin Deceuninck, Mathieu van der Poel. Berstatus juara dunia road race 2023, cyclist Belanda ini memiliki kans terbesar memenangi balapan. Apalagi ia berambisi merebut gelar ketiganya di Tour de Flanders.
Van der Poel sebelumnya naik podium tertinggi di Tour de Flanders pada tahun 2020 dan 2022. Jika ambisinya terwujud, maka ia akan menyamai rekor pembalap-pembalap peraih gelar terbanyak di Tour de Flanders.
Modal pembalap 29 tahun ini semakin bertambah karena ia sukses merebut kemenangan di gelaran E3 Saxo Classic pada Jumat, 22 Maret lalu. Ia juga naik podium kedua di ajang Gent-Wevelgem yang diselenggarakan dua hari kemudian. Baik E3 Saxo Classic dan Gent-Wevelgem merupakan bagian dari balapan World Tour UCI yang berpusat di Flanders, Belgia.
Penantang utama Van der Poel ialah rekan setim Van Aert di Visma-Lease a Bike, Matteo Jorgenson. Cyclist 24 tahun ini tampil impresif di awal musim ini.
Ia sukses meraih penghargaan tertinggi di Paris-Nice 2024 usai memimpin klasemen general classification. Terakhir Jorgenson berhasil menjuarai Dwars door Vlaanderen 2024 tengah pekan lalu. Ajang tersebut diklaim sebagai event gladi resik jelang Tour de Flanders.
Pembalap Lidl-Trek, Mads Pedersen, menjadi kandidat lain calon juara. Seperti dua kompetitornya, Pedersen membawa modal gelar juara di Gent-Wevelgem sebagai pembuktian diri. Ia kala itu mampu menaklukan Van der Poel dan bukan tidak mungkin mengulangi pencapaian yang sama di Tour de Flanders. (Mainsepeda)