Mathieu van der Poel tampil spektakuler! Pembalap Alpecin–Deceuninck itu menang fantastis di salah satu ajang monument classic terbesar di UCI WorldTour, Tour of Flanders, Minggu, 31 Maret 2024. Juara dunia road race itu menang dominan setelah mampu finis sendirian dengan gap mencapai 1 menit 2 detik!
Kemenangan solo pertama Tour of Flanders sejak 2019 karena edisi 2020 hingga 2023 selalu diakhiri dengan bunch sprint atau gap yang tidak terlalu jauh. Tahun lalu, misalnya, kemenangan Tadej Pogacar (UAE Team Emirates) pun hanya mampu menciptakan jarak sejauh 16 detik.
Van der Poel memang tak terhentikan. Bahkan pembalap Belanda itu sama sekali tak tersentuh sejak dia meninggalkan lawan-lawannya di 45 kilometer sebelum finis. Tepatnya di tanjakan Koppenberg di mana dia memutuskan untuk breakaway seorang diri.
Momentum Mathieu van der Poel melancarkan attack di tanjakan Koppenberg yang membuatnya tak terhentikan hingga garis finis.
Aksinya itu sempat diikuti Matteo Jorgenson (Visma-Lease a Bike). Namun, pembalap Amerika Serikat itu tak sedikitpun bisa mengimbangi aksi brutal Van der Poel. Dia tercecer. Tak mampu mengejar pembalap 31 tahun yang terus menjauh dari kejaran Jorgenson.
Van der Poel berada di liga yang berbeda. Di saat hampir semua pembalap menuntun sepedanya di tanjakan Koppenberg, dia tetap kukuh melaju kencang. Bahkan jika beberapa pembalap itu mampu bertahan di atas sepedanya pun tidak akan ada yang bisa menyamai pace Van der Poel!
Padahal, Tour of Flanders dikenal sebagai balapan dengan tingkat kesulitan yang ekstrem. Ada 17 tanjakan dan lima sektor cobblestone alias jalan berbatu menuju Oudenaarde.
Dengan rute sejauh 270 km plus jalanan yang sempit, Van der Poel sadar bahwa positioning sejak awal bakal sangat menentukan. Dan dia melancarkan attack di momentum yang tepat sekaligus ditunjang ledakan pace yang luar biasa.
Di saat pembalap lainnya menuntun sepeda, Mathieu van der Poel melaju kencang ke garis finis sendirian.
Kemenangan epik Van der Poel mengingatkan pada kemenangan masif legenda ajang monument Fabian Cancellara saat memenangi Tour of Flanders 2013 silam. Saat itu, pembalap Swiss itu menang besar dengan meninggalkan peloton hingga menciptakan jarak ekstrem jauhnya.
Cancellara perkasa sampai garis akhir hingga mencatatkan selisih waktu 1 menit 27 detik. Pembalap Swiss itu tanpa ampun menghajar lawan-lawannya. Catatan waktu Sang Spartacus itu hampir disamai oleh Van der Poel, 1 menit 2 detik.
Baca Juga: Patah Beberapa Ruas Tulang, Van Aert Terancam Absen di Giro
Kemenangan itu membawa Van der Poel bergabung ke "klub" pembalap elit juara tiga kali Tour of Flanders yang sebelumnya hanya terdiri dari enam pembalap. Yakni, Achiel Buysse, Fiorenzo Magni, Eric Leman, Johan Museeuw, Tom Boonen dan Fabian Cancellara.
Para pembalap sejatinya sempat memberi perlawanan bagi Van der Poel. Rombongan pengejar yang terdiri dari Alberto Bettiol (EF Education–EasyPost) dan Dylan Teuns (Israel-Premier Tech) memang terus memangkas jarak. Tapi mereka tidak mampu menghadang laju Van der Poel. Keduanya justru tertangkap rombongan di belakangnya.
Bettiol dan Teuns pada akhirnya pulang dengan tangan hampa setelah Luca Mozzato (Arkéa - B&B Hotels) merebut posisi kedua dan Michael Matthews (Jayco-AlUla) di posisi ketiga setelah duel sprint—meski pada akhirnya kemenangan Matthews dianulir karena aksi sprint berbahaya pembalap Australia itu kepada Nils Politt (UAE Team Emirates). Politt akhirnya berhak atas tempat ketiga di ajang yang juga disebut cobble classic tersebut. (Mainsepeda)