Kemenangan fenomenal pembalap Alpecin-Deceuninck Mathieu van der Poel di ajang Paris-Roubaix belum hilang dari ingatan. Dan kini, pembalap Belanda berpotensi mengulanginya. Bahkan berpeluang makin gila!
Van der Poel melakukan breakaway pada jarak 60 km sebelum finis di Velodrome Roubaix akhir pekan lalu. Ia terus meninggalkan peloton sebelum akhirnya finis dengan jarak ekstrem 3 menit dari pesaing terdekatnya. Belum lagi di gelaran Tour of Flanders, ia juga melakukan hal serupa dengan solo finis setelah memimpin sepanjang 45 km.
Mathieu van der Poel menjuarai Paris-Roubaix 2024 dengan kemenangan yang sangat fenomenal.
Nah, kemenangan-kemenangan fantastis ini yang mungkin diulang oleh sang juara dunia road race ini. Terlebih ia akan tampil di depan publiknya sendiri di Belanda.
Van der Poel dijadwalkan akan turun di balapan one-day race UCI WorldTour, Amstel Gold Race 2024. Balapan ini akan berlangsung pada Minggu, 14 Maret 2024.
Rute Amstel Gold Race 2024
Amstel Gold Race merupakan balapan paling prestisius di Belanda. Rute akan melalui jarak 253,6 Km dari Maastricht menuju ke Berg en Terblijt.
Berbeda dengan Paris-Roubaix yang dominan jalan berbatu sebagai rintangannya, Amstel Gold Race memiliki karakteristik jalur berbukit-bukit.
Suasana balapan Amstel Gold Race yang melewati padang rumput yang luas.
Tidak tanggung-tanggung, terdapat 33 area jalur tanjakan berbukit dengan elevasi bervariasi. Dari mulai 4 persen hingga paling ekstrem mencapai 22 persen. Tanjakan paling populer seperti Eyserbosweg, Keutenberg, dan Cauberg semua berada di 45 km akhir.
Hal ini akan menjadi tantangan terbesar pembalap karena strategi breakaway akan terhambat oleh tanjakan-tanjakan curam yang membuat pembalap kehabisan energi jauh sebelum finis. Akibatnya, strategi meninggalkan peloton bisa sisa-sia. Mereka bisa ditelan kembali oleh rombongan besar.
Fakta lainnya ialah garis finis tidak akan berada di Cauberg. Pihak penyelenggara memindahkan ke Berg en Terblijt membuat Bemelerberg menjadi tanjakan terakhir sebelum kilometer terakhir.
Sejarah Amstel Gold Race
Amstel Gold Race secara resmi mulai diperlombakan pada tahun 1966 di Provinsi Limburg, Belanda. Gelaran ini juga masuk dalam daftar balapan Ardennes Classic, walaupun secara geografis tidak berada di area hutan Ardennes .
Meskipun demikian, publik kadung memasukkan dalam daftar balapan Ardennes Classic bersama dua event lain di Belgia, yakni Liege-Bastogne-Liege dan La Flece Wallone.
Balapan Amstel Gold Race diinisiasi oleh Ton Vissers dan Herman Kroot, yang menjalankan perusahan Inter Sport. Mimpi mereka ialah menciptakan balapan klasik untuk menyaingi balapan-belapan monument di Belgia dan Italia. Amstel Gold Race pun menjadi satu-satunya balapan di Belanda yang masuk dalam daftar UCI WorldTour.
Baca Juga : Kolom Sehat: MVDP dan Nuntun Sopan di Koppenberg
Pemenang balapan perdana diraih oleh cyclist Prancis Jean Stablinksi. Sedangkan, peraih gelar terbanyak didapatkan oleh pembalap tuan rumah Jan Raas pada periode 1977 hingga 1982.
Sepanjang sejarah, pembalap Belanda memang mendominasi pengumpulan gelar juara. Yakni, sebanyak 18 kali, diikuti pembalap Belgia 14 kali dan pembalap Italia di peringkat ketiga dengan total 7 gelar.
Namun, dominasi itu luntur. Dalam 20 tahun ini, kali terakhir pembalap Belanda memenangi Amstel Gold Race adalah pada 2019 di tangan pembalap sensasional Mathieu van der Poel. Sementara itu, edisi terakhir balapan menjadi milik pembalap Slovenia Tadej Pogacar.
Pembalap Unggulan Amstel Gold Race
Musim ini Mathieu van der Poel sedang berada di atas angin. Meraih tiga dari lima gelar one-day race UCI WorldTour adalah salah satu penandanya. Ia sebelumnya menjuarai ajang E3 Saxo Classic, Tour of Flanders, dan terakhir Paris-Roubaix.
Van der Poel menangis usai memenangi Amstel Gold Race 2019.
Akan tetapi, bukan hanya soal naik podium yang membuat nama pembalap Belanda ini penuh pujian. Namun, penampilan impresifnya yang membuat rival-rivalnya seperti pembalap amatiran.
Di Paris-Roubaix, Van der Poel secara ugal-ugalan melakukan breakaway sepanjang 60 km. Hal ini membuatnya memecahkan rekor Andrei Tchmil pada tahun 1994. Rekor finis solo dengan jarak 1 menit 13 detik milik Tchmil, dilibas dengan rekor jarak 3 menit kepunyaan Van der Poel. Dua kali lipat!
Baca Juga : Attack di 60 Km Akhir, Mathieu van der Poel Menang Fenomenal di Paris-Roubaix
Peluang Van der Poel merebut juara semakin besar karena tak adanya penantang serius. Terlebih juara bertahan Tadej Pogacar absen pada musim ini.
Lawan paling realistis bagi pembalap 28 tahun ini adalah rekan setimnya Jasper Philipsen. Pembalap Belgia ini juga meraih dua gelar UCI WorldTour sepanjang musim ini. Yakni Milan-San Remo dan Classic Brugge-De Panne.
Pembalap muda UEA Team Emirates Juan Ayuso bisa jadi kejuatan. Ayuso sebelumnya menjuarai Tour Basque Country 2024. Meskipun kemenangannya tersebut dipenuhi skeptisme karena absennya beberapa pembalap unggulan. Seperti diketahui, pembalap-pembalap top berguguran di Tour Basque COuntry 2024 karena cedera usai terlibat insiden kecelakan horor di etape 4. (Mainsepeda)