Jika pada umumnya halal bihalal para cyclist hanya diisi bersepeda dan lantas berkumpul bersama di lokasi tertentu untuk saling meminta maaf, komunitas sepeda Mumed CC berinisiatif mencoba hal baru, yakni Bike and Camp. 

Komunitas sepeda asal Semarang ini menggelar halal bihalal dengan bersepeda menuju dataran tinggi Nglimut, Kendal. Jaraknya sekitar 55 km dari kota Semarang dengan elevasi 1.000 meter. 

Sesampainya di Nglimut, rombongan Halal Bihalal ride yang berjumlah 25 cyclist kemudian berkemah di bukit perkemahan. Paginya mereka mandi di pemandian air hangat Gonoharjo dan ditutup makan makanan khas Kendal, nasi kluban. Nasi kluban sendiri mirip dengan urap sayur. 

Para peserta Bike and Camp sedang menikmati Nasi Kluban khas Kendal.

Selain anggota Mumed CC, acara ini juga diramaikan oleh beberapa cyclist dari komunitas lain di Semarang seperti Kuro CC, Holycrank CC, Tendbir Semarang, Central Java Police Community (CJPC), dan Federal Semarang. 

"Tahun ini baru pertama jadi cyclist yang ikut terbatas. Tahun depan kalau ramai, kouta bisa lebih besar," ucap Ketua Pelaksana Harian Mumed CC, Dedi Winarto. 

Acara ini juga diprakarsai oleh Michael Calvino, influencer sepeda asli Semarang. Michael sebelumnya mengikuti event sepeda signature milik Mainsepeda East Java Journey (EJJ) 2024 kategori 1.500 Km pada akhir Februari lalu. Namun, perjalanan cyclist 38 tahun ini terhenti di km ke-795 karena sakit demam berdarah dengue (DBD) di tengah perjalanan.

Baca Juga: Rayakan Hari Kartini, WCC Surabaya Ajak Cyclist Perempuan Berani Bersepeda Bersama

"Ingin suasana berbeda saja. Biasanya Senin sampai Sabtu capek kerja, akhir pekan biasanya cuma long ride biasa. Kalau ini lebih ke setelah gowes kita menikmati alam biar recharge lagi. Ini acara dadakan," kata selebgram dengan 11 ribu pengikut ini. 

Penamaan Mumed CC bukan berasal dari bahasa Jawa yang bermakna Pusing. Mumed sendiri akronim Nglimut-Medini, daerah daratan tinggi yang ada di Kendal. Bisa disimpulkan Mumed CC merupakan para cyclist yang hobi melalui jalur-jalur menanjak di daerah Nglimut dan Medini. 

Mumed CC para penghobi tanjakan di Nglimut-Medini. 

Tanjakan tersebut menjadi favorit karena jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Semarang. Elevasinya pun mencapai 1.000 meter dengan gradient puncak hingga dua digit. 

"Masih komunitas baru, tapi punya sama rasa. Awalnya ya temen-temen gowes ke Nglimut sendiri-sendiri dan akhirnya bikin komunitas," imbuh Dedi. 

Ketika ditanya soal keikutsertaan di Bromo KOM X 18 Mei mendatang, Dedi menyebut dirinya dan rekan-rekan di Mumed CC kehabisan slot kuota peserta. 

"Kita kehabisan slot Bromo KOM," tutup pria yang berprofesi sebagai dokter ini. (Mainsepeda)

Populer

Berkunjung ke SUB Jersey, Gubernur Request Bikin Tema Aceh
Inilah Setelan Brompton yang Selamat di Bentang Jawa
UCI Track Nations Cup 2023: Tim Pursuit Indonesia Tersisih
Rayakan Kemenangan Pogacar, Colnago Rilis V3Rs Capsule Collection
SUB Jersey Rilis Seri Archipelago Banyuwangi
BMC dan Red Bull Racing Luncurkan 'The First F1 Bike'
Tara: Saya Mencintai Sepeda Baru Olahraganya, Jangan di Balik!
Solusi Anti-Bocor ala Vittoria feat Tannus
Chris Froome sempat Dikira Tewas, Jalani Operasi 8 Jam
Philippe Gilbert Tak Terkejar di Bilbao